BerandaAdventurial
Sabtu, 13 Mar 2020 10:07

Menyambangi Serikat Dagang Kopi di Kota Lama, Gedung Perjuangan Sosok John Dijkstra

Interior dalam Serikat Dagang Kopi. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Jika kamu ke Kota Lama dan pengin merasakan warung kopi yang benar-benar original dan autentik, cobalah datang ke Serikat Dagang Kopi. Berada nggak jauh dari Taman Srigunting, konsep bangunan, suasana, musik, hingga perpustakaan di tempat ini akan mengajakmu bernostalgia ke zaman dulu.

Inibaru.id – Kota Lama menyimpan banyak sejarah, bahkan untuk setiap tapak kaki yang kamu lalui. Di sana banyak berdiri bangunan-bangunan khas little netherland, dengan tembok tebal, jendela kupu-kupu, dan pilar-pilar kokoh. Salah satu bangunan yang buat saya menarik adalah Gedung John Dijkstra atau Gedung Srigunting 10. Penyebutan ini sesuai dengan lokasi gedung ini berdiri yaitu di Jalan Srigunting nomor 10 Semarang.

Saya datang ke bangunan tersebut sore itu setelah hujan deras. Gedung ini terdiri dari tiga lantai: lantai pertama kantor Lembaga Pendamping Usaha Buruh Tani & Nelayan (LPUBTN), lantai kedua markas Serikat Dagang Kopi, dan lantai ketiga saat ini masih dikosongkan penggunaannya. Saya bertemu dengan Anak Agung Gde Putra Dwipayana selaku owner Serikat Dagang Kopi. Dia bersama temannya Saka Apriliadi mendirikan tempat ngopi itu pada 2017 lalu.

Putra menjelaskan, Gedung Srigunting 10 dan LPUBTN merupakan organisasi milik Keuskupan Semarang. Sosok John Dijkstra dahulunya dikenal sebagai aktivis sosial, pastor yang peduli pada kaum miskin dan tersingkirkan. Dia rekan uskup pribumi pertama Indonesia, Soegijapranata. John Dijkstra dulu menggunakan gedung tersebut untuk membantu para buruh, petani, dan nelayan untuk memperjuangkan nasib mereka.

Putra tengah meracik minuman pesanan pengunjung. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

“Kalau di bawah kantornya LPUBTN. Kalau lantai 2 tempat fund rising-nya LPUBTN, disewakan ke kami. Dulu di sini ada Romo John Dijkstra, dia salah satu tokoh pergerakan sosial, orang Belanda pernah singgah di sini, dan baru 2000-an beliau nggak ada, tapi meninggalkan spirit yang masih dikerjakan di bawah,” kata Putra.

Bangunan dan interior dari Serikat Dagang Kopi masih dipertahankan sebagaimana bentuk awal bangunan. Kesan homey sangat ditonjolkan dengan pemilihan kursi-kursi, meja, lukisan, hingga menu-menu yang disediakan. Pencahayaan ruang pun dibuat sedikit remang membuat seseorang yang masuk ke dalamnya seperti masuk pada atmosfer tempo doeloe.

“Kita menjaga atmosfer gedungnya, kalau tempat lain mereka punya konsep yang berbeda dan aku juga punya konsep beda. Di sini beberapa hiasan digantung semua, karena memang kita nggak boleh melukai tembok,” ucap Putra.

Yang nggak kalah istimewa adalah sarana perpustakaan yang disediakan. John Dijkstra memiliki beberapa lemari yang berisi koleksi buku beragam genre. Sayangnya, buku-buku ini nggak boleh untuk konsumsi umum. Kali terakhir diperiksa buku-buku tua itu banyak yang rusak. Eman banget ya?

Bagi kamu yang berniat datang kemari, Serikat Dagang Kopi buka dari pukul 2 siang hingga 12 malam ketika weekdays dan pukul 12 siang hingga 2 pagi saat weekend. Di sini ada enam pegawai yang siap melayani dan bisa kamu anggap seperti sahabat sendiri. Putra pengin antara pelanggan dan orang-orang yang ada di bar lebih dekat dan nggak ada sekat kelas.

Wah, menarik juga ya. Tertarik berkunjung, Millens? (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: