BerandaAdventurial
Senin, 4 Feb 2024 11:00

Menilik Keindahan Gang 'Between Two Gates' di Kotagede, Yogyakarta

Between The Gates di Kotagede, Yogyakarta. (Harianjogja/Anisatul Umah)

Pengin melihat Jogja dari sisi yang berbeda? Datang saja ke Between Two Gates yang berisi banyak bangunan Jawa klasik di Kotagede, Yogyakarta.

Inibaru.id – Pengin main ke Yogyakarta selain Malioboro dan Keraton? Coba deh bergeser ke Kotagede. Di sana, kamu bisa melihat banyak bangunan klasik yang nggak kalah menarik. Salah satunya adalah sebuah gang yang dikenal dengan sebutan “Between Two Gates”.

Sebenarnya, “Between Two Gates” adalah sebuah kampung yang berisi bangunan cagar budaya di Gang Rukunan. Terkadang, kampung tersebut juga disebut sebagai Kampung Alun-Alun. Alasannya, pada zaman dahulu, lokasi kampung tersebut memang dipakai sebagai alun-alun. O ya, kampung ini bisa kamu temui sekitar 350 meter dari Pasar.

Kampung yang masuk wilayah Kelurahan Purbayan ini berada di antara dua gerbang yang dikenal dengan sebutan “Lawang Pethuk”. Begitu masuk ke dalam gang dengan lebar sekitar 1,5 sampai 2,5 meter ini, kamu bisa menemui sejumlah bangunan klasik dengan arsitektur khas Jawa. Banyak bangunan yang masih berbentuk joglo dan pendapa, lo.

Bangunan-bangunan tersebut sejajar dan berhadap-hadapan dari utara dan selatan. Karena letak bangunan yang berdekatan dan hanya dipisahkan Lorong sempit itulah, warga yang berada di dalam Kampung Alun-Alun pun sering saling menyapa. Banyaknya interaksi yang terjadi di antara warga ini membuat mereka terlihat rukun. Makanya, nama gang itu juga dikenal sebagai Gang Rukunan, Millens.

Apalagi, di hampir semua bangunan yang ada di gang terdapat undakan dari bahan beton yang diletakkan di bagian samping atau depan bangunan. Di undakan-undakan itulah, warga bisa nongkrong bersama dan berbagi cerita.

Bangunan-bangunan dengan arsitektur Jawa klasik di Between The Gates Kotagede. (Suarapemerintah/Jalaludin Rumi)

Konon, Gang Rukunan ini sudah eksis sejak 1840, lo. Hal ini dibuktikan dengan adanya tulisan 1840 yang bisa ditemui di gapura sisi timur. Sayangnya, gapura tersebut sebenarnya nggak asli karena mengalami kerusakan akibat gempa Jogja 2006. Meski begitu, setidaknya gapura tersebut kembali dibangun semirip mungkin dengan bentuk aslinya.

“Saya keturunan keenam dari penghuni salah satu rumah di sini. Simbah saya pernah cerita, meski nggak menjelaskan kapan tepatnya, kalau rumah-rumah ini sudah dihuni setelah Perang Diponegoro berakhir (1830) an,” ungkap salah seorang warga setempat, Joko Nugroho sebagaimana dilansir dari Harianjogja, Selasa (10/10/2023).

Karena dianggap sebagai wilayah yang punya nilai sejarah tinggi dan kaya akan nilai budaya, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menganggap rumah-rumah di Between The Gates sebagai warisan budaya sehingga warga setempat nggak bisa sembarangan mengubah bentuk bangunan. Untungnya, warga setempat nggak mempermasalahkannya meski status rumahnya sebenarnya adalah milik pribadi.

“Kalau secara prinsip kan milik pribadi sebenarnya bisa kami ubah-ubah. Tapi Pemkot mengimbau harus konsultasi dulu. Yang pasti, saya dan rekan-rekan dari Komunitas Lawang Pethuk berkomitemen menjaga agar warisan budaya ini tetap lestari,” lanjut Joko.

Wah, pasti menarik ya, Millens jalan-jalan sembari melihat rumah-rumah dengan arsitektur klasik di Between The Gates, Kotagede, Yogyakarta. Yuk kapan nih kita main ke sana? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: