BerandaAdventurial
Senin, 28 Jan 2024 15:00

Menguak Legenda Batu Ratapan Angin Dieng

Batu Ratapan Angin Dieng. (Atourin)

Dikenal sebagai salah satu lokasi wisata andalan di Dataran Tinggi Dieng, Batu Ratapan Angin punya cerita legenda unik, lo. Seperti apa ya kisahnya?

Inibaru.id – Dataran Tinggi Dieng lebih dari sekedar embun upas dan candi-candinya yang megah. Di sini, ada banyak hal lain yang bisa dinikmati. Salah satunya adalah pemandangan di Batu Ratapan Angin.

Batu Ratapan Angin bisa kamu sambangi di Jalan Dieng theater, Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Begitu kamu sampai di lokasi yang ada di puncak bukit tersebut, kamu bisa melihat pemandangan menakjubkan Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari ketinggian yang dihiasi dengan panorama perbukitan yang masih asri.

Tapi, sebelum membahas lebih dalam tentang tempat wisata ini, nggak ada salahnya untuk membahas asal mula penamaan objek wisata ini. Maklum, jika kita telaah, nama Batu Ratapan seakan-akan menandakan bahwa pada tempat itu pernah ada orang yang bersedih atau menangis.

Ternyata, nama ini dipilih karena jika ada angin yang menerpa batu tersebut, muncul suara yang cukup kencang dan jika dari kejauhan terdengar seperti orang yang sedang menangis atau meratap.

Selain itu, ada pula cerita rakyat setempat yang menyebut ada seorang putri kerajaan yang nggak setia dengan pasangannya yang merupakan seorang pangeran hanya gara-gara kedatangan seorang laki-laki tampan. Sang pangeran yang mendapati perselingkuhan sang putri dengan laki-laki tersebut murka dan mengutuk keduanya menjadi batu. Nah, dua batu itulah yang kemudian dikenal sebagai Batu Ratapan Angin yang selalu mengeluarkan suara ratapan tanda penyesalan, Millens.

Batu Ratapan Angin Dieng sudah dilengkapi dengan banyak fasilitas wisata lengkap. (Tribunnews/Imah Masitoh)

Meski cerita legendanya cukup mengenaskan, kalau kamu main ke lokasi wisata ini, yang bakal kamu rasakan justru rasa bahagia, lo. Soalnya, sudah tersedia sejumlah kegiatan yang bisa kamu jajal di Batu Ratapan Angin. Sebagai contoh, kamu bisa bermain flying fox dengan tarif Rp50 ribu, melintasi jembatan gantung merah putih, hingga melakukan swafoto dengan teman-teman, keluarga, atau orang tersayang.

Yang pasti, Batu Ratapan Angin buka setiap hari dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Tapi, kalau kamu pengin melihat pemandangan alam paling cantik, nggak ada salahnya lo datang sepagi mungkin demi melihat golden hour setelah matahari terbit.

O ya, tiket masuk Batu Ratapan Angin nggak mahal, yaitu Rp10 ribu per orang. Tarif parkir kendaraannya juga masih wajar, yaitu Rp3 ribu untuk sepeda motor. O ya, di sana juga tersedia tempat untuk berkemah, lo.

Hm, jadi penasaran nggak mendengar langsung suara “penyesalan” dari Batu Ratapan Angin sekaligus melihat pemandangan alamnya yang luar biasa di Dataran Tinggi Dieng, Millens? Yuk kita main ke sana? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025

Memagari Kicau Merdu Burung Pleci di Pegunungan Muria

2 Jan 2025

Waktu Terbaik Mengunjungi Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

2 Jan 2025

MK Hapus Presidential Threshold, Apa Dampak bagi Demokrasi Indonesia?

3 Jan 2025

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?

3 Jan 2025

Kemalasan Nobita, Antitesis Masyarakat Jepang dengan Tradisi Tahun Baru

3 Jan 2025

Pastikan Resolusi Tahun Barumu Bebas FOMO!

3 Jan 2025

Seperti Apa Mekanisme Tilang dengan Sistem Poin di SIM yang Berlaku Mulai 2025?

3 Jan 2025