BerandaAdventurial
Selasa, 25 Des 2017 10:07

Kampung Kumuh Itu Kini Bernama Cibunut Berwarna

Suasana Kampung Cibunut yang kini penuh warna. (Donny Iqbal/Mongabay Indonesia)

Cibunut yang padat dan kumuh kini penuh warna. Destinasi baru wisata di dalam Kota Bandung.

Inibaru.id – Satu lagi kampung kumuh “disulap” jadi kampung warna-warni. Namanya Kampung Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.

Seperti dinukil dari laman GNFI (24/12/2017),  kampung yang kini penuh warna itu bisa menjadi bagian dari destinasi wisata Kota Bandung. Cibunut permukiman yang dulunya permukiman kumuh, jauh dari kesan ramah lingkungan, kini berubah indah. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang hadir dalam peresmian menegaskan hal itu.

“Menurut survei, indeks kebahagian warga Kota Bandung terus meningkat. Langkah warga di sini adalah contohnya. Bahagia kan, Bapak dan Ibu? Ke depan, Kampung Cibunut bisa dikolaborasikan dengan destinasi wisata baru. Nanti saya bantu promosi,” tutur lelaki yang akeab disapa Kang Emil.

Kampung Cibunut adalah permukiman padat penduduk di tengah Kota Bandung yang selama memang ini berkesan kumuh. Kini, kesan kekumuhan nggak bakal kamu jumpai lagi, Millens.

Apa pasal? Ya, setiap rumah warga telah dipoles dengan bermacam-macam warna nyentrik. Nggak hanya rumah, yang dicat juga pekarangan rumah, dinding, gang, bahkan jalan diperindah dengan lukisan. Yakin deh, panoramanya elok dipandang mata.

Baca juga:
Pulau Maratua, Surga Para Penyelam
Petirtaan Jalatunda, Ketika Air Tak Berhenti Mengalir

Semua itu butuh iktikad dan proses kerja yang nggak pendek. Seenggak-enggaknya perlu dua tahun untuk memulai perubahan. Itu diungkapkan Ketua RW 07, Herman (52) tahun. Menurut dia, ide awal Cibunut Berwarna adalah menciptakan pemukiman zero waste alias bebas sampah.

“Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan konsep. Setelah berunding dan berkomitmen bebas sampah, kami berembuk lagi. Kami sepakat membuat sesuatu yang beda, yaitu penataan. Setelah itu, kami coba membuat proposal dengan harapan mendapat dukungan,” ucap Herman.

Secara administratif, Kampung Cibunut menempati lahan nggak lebih dari 5 hektare dengan bangunan rumah 300 unit. Berada di bantaran sungai, kampung ini minim ruang terbuka hijau (RTH) sehingga nggak banyak yang bisa dikembangkan.

Namun, demikian warga tetap membuat kreasi lain, semisal biodigester, bank sampah dan vertical garden. Nggak hanya itu, sarana sosial pun dibangun seperti zona ramah anak untuk menciptakan lingkungan yang nyaman.

Tapi memang nggak mudah membenahi lingkungan untuk lebih baik. Tokoh masyarakat setempat, Agus Suryana mengakui bahwa membangun kesadaran warga adalah hal tersulit. “Perlu waktu. Harapan kami, adanya apresiasi wali kota ini, menjadi penguat sekaligus penyadartahuan warga bahwa lingkungan yang nyaman akan berdampak positif untuk kehidupan,” terang Agus.

Baca juga:
Di Tengah Bentangan Pasir Tana Toraja
Hutan Dongeng di Timur Pulau Jawa

Oya perlu kamu tahu, hanya dua kota di Indonesia yang didapuk UNESCO sebagai Kota Kreatif yaitu Bandung dan Pekalongan. Syarat Kota Kreatif adalah aktivitas kultural menyatu dengan aktivitas ekonomi dan sosial. Untuk Bandung, gerakan Cibunut Berwarna yang digagas warga ini adalah bentuk kreativitasnya.

Nah, dengan adanya Cibunut Berwarna, kamu punya alternatif melepas penat ketika berkunjung ke Kota Bandung. Siapa yang nggak suka melihat sesuatu yang warna-warni? (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024