BerandaAdventurial
Jumat, 13 Feb 2020 16:08

Bertawasul di Makam Waliyulloh Assayid Al Habib Hasan di Semarang

Gapura menuju makam Waliyulloh Assayid Al Habib Hasan bin Thoha bin Yahya. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Selain dikenal sebagai ulama besar yang menyiarkan Islam di Indonesia, Habib Hasan juga berperan dalam perjuangan melawan Belanda. Peran besarnya itu bahkan mampu memikat hati Sri Sultan Hamengkubowono II hingga menjadikannya menantu. Kini, makamnya kerap dikunjungi oleh umat Islam dari mana pun. Ada yang hanya berziarah, ada pula yang bertawasul atau berdoa kepada Allah SWT dengan perantara orang-orang saleh seperti Habib Hasan tadi.

Inibaru.id – Sebuah kubah besar berwarna hijau dengan bangunan persegi warna ecru (cahaya bayangan warna cokelat) berdiri gagah di komplek makam Waliyulloh Assayid Al Habib Hasan bin Thoha bin Yahya. Arsitektur Persia serasa memberi kesan megah bangunan itu. Suara seorang laki-laki membacakan ayat-ayat suci Al Quran mengalun pelan dan cepat terdengar dari sana.

Saya pun ikut berdoa dengan melafalkan beberapa surat suci dan berzikir dalam hati. Di depan saya terdapat makam berbentuk persegi panjang yang dihias dengan ukiran kubah berwarna perak. Di sanalah sang waliyulloh terkemuka itu disemayamkan.

Makam Habib Hasan terletak di depan mihrab masjid Al-Hidayah. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Makam oleh masyarakat sekitar disebut pula dengan nama Makam Syekh Kramat Jati atau Singo Barong. Berlokasi di sebuah Kampung Religi tepatnya di Jalan Duku Kelurahan Lamper Kidul Kota Semarang. Letak makam berada tepat di sebelah barat Masjid Al-Hidayah dengan bangunan masjid menyambung dengan makam.

Syekh Habib Hasan merupakan ulama terkemuka yang lahir dari ayah yang bernama Habib Thoha bin Muhammad al-Qadhi bin Yahya dan ibu Syarifah Fatimah binti Husain bin Abu Bakar bin Abdullah Al-Aydrus. Sebelum usianya tujuh tahun dia sudah hafal Al-Quran dan dengan kecerdasannya belajar ilmu-ilmu agama untuk keperluan umat.

Dia memiliki guru yaitu Habib Umar bin Smith dan Quthbil Ghouts Al Habib Alwi bin Abdullah Bafaqih. Seizin para gurunya, dia berdakwah ke banyak negara, dari Tonja (Afrika), Maroko, Somalia, India, Malaysia, hingga ke Indonesia.

Peziarah tengah berdoa. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Di daerah Banten dia diangkat sebagai Mufti Besar oleh Sultan Banten bernama Sultan Rofiudin pada masa itu. Nggak hanya berdakwah, Syekh Habib juga ikut melawan penjajahan Belanda bersama pejuang Banten dan Cirebon. Syekh Habib Hasan menyatukan banyak kekuatan di wilayah lain seperti Pekalongan dan Kendal dalam pejuangan mengusir penjajah.

Sebab perannya yang penting tersebut, Sultan Hamengkubuwono II menjadikannya menantu. Habib Hasan menikah dengan Gusti Kanjeng Ratu Bendoro yang dikenal pula dengan Kanjeng Ratu Kedaton.

Jejak-jejak dari Keraton Yogyakarta saya saksikan pula di area makam, seperti ada lambang Kasultanan Yogyakarta Praja Cihna yang terletak di pintu masuk makam sebelah selatan. Di luar makam juga terdapat interior dua lampu khas Yogyakarta yang identik dengan warna hijau dan merah.

Pintu masuk ke dalam makam, dengan hiasan lampu warna hijau dan merah khas Yogyakarta. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Dulu di Semarang, Habib Hasan tinggal di wilayah Perdikan atau Jomlang yang merupakan pemberian mertuanya, Sultan HB II. Kegiatan syiar Islam bersama ulama terus dilakukannya hingga wafat.

Makam yang terletak nggak jauh dari Java Mall Semarang ini bisa kamu kunjungi dengan alat transportasi motor atau mobil. Naik Trans Semarang juga bisa. Turun saja di halte BRT Java Mall lanjut jalan kaki sekitar 500 meter. Lokasinya dekat pula dengan Pasar Kambing dan Vihara Tanah Putih. Berniat untuk berziarah, Millens? (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: