BerandaTradisinesia
Kamis, 22 Mei 2024 16:46

Uniknya Lampu Merah Gantung di Prapatan Tumpuk Tegal

Lampu merah gantung di Prapatan Tumpuk Tegal. (Google Street View)

Satu-satunya lampu merah gantung di Indonesia bisa kamu temukan di Prapatan Tumpuk, Tegal. Kok bisa ya ada lampu merah yang unik seperti ini di sana?

Inibaru.id – Biasanya, lampu merah yang ada di persimpangan jalan di Indonesia dilengkapi dengan tiang dan mistar. Posisinya bisa berdiri vertikal atau diposisikan secara horizontal jika berada di atas tengah-tengah jalan. Tapi, kalau kamu melewati Prapatan Tumpuk Kota Tegal, bakal menemukan lampu merah yang sangat nggak biasa, yaitu lampu merah gantung.

Sebenarnya, lampu merah memiliki nama resmi alat pemberi isyarat lalu-lintas (APILL). Tapi, orang Indonesia sudah kadung mengenalnya dengan lampu merah saja meski realitanya warna lampunya ada tiga, yaitu merah, kuning (sebenarnya jingga), dan hijau. Terkadang, sebutannya juga lampu lalu-lintas. Tapi, apapun itu istilahnya, semuanya merujuk ke APILL yang ada di persimpangan jalan.

Nah, khusus untuk lampu merah gantung yang ada di Prapatan Tumpuk Tegal, kabarnya adalah satu-satunya di Indonesia yang seperti itu. Yang lebih menarik, lampu merah yang ada di titik pertemuan Jalan Ahmad Yani, Jalan Setiabudi, Jalan Veteran, serta Jalan D.I Pandjaitan ini kabarnya sudah eksis sejak zaman Belanda, lo.

Hal inilah yang diungkap pakar sejarah Pantura Wijanarto. Menurut pengamatannya pada foto-foto Tegal pada masa penjajahan, lampu merah gantung sudah eksis sejak 1930-an!

“Keberadaan lampu merah tersebut menandakan kalau dulu mobilitas masyarakat di Kota Tegal sudah cukup ramai. Selain itu, pada foto-foto zaman dahulu, di epanjang Jalan Ahmad Yani hingga Jalan Veteran juga sudah dipenuhi pertokoan,” ujar Wijanarto sebagaimana dilansir dari Ayotegal, Kamis (13/6/2019).

Lampu merah gantung sudah eksis sejak zaman penjajahan Belanda. (Google Street View)

Tapi, mengapa ya yang ditempatkan di persimpangan jalan tersebut adalah lampu merah gantung, bukannya lampu merah konvensional? Jadi, ceritanya area di sekitar perempatan jalan tersebut adalah pusat pemerintahan sekaligus ekonomi pada masa penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan adanya rumah residen di Jalan Veteran, Kantor Pos, dan National Hadels Bank NV yang ada di seberang.

Karena tingginya mobilitas masyarakat Tegal pada masa itu, lampu merah konvensional dianggap nggak mudah dilihat masyarakat dari berbagai jalan yang ada di Prapatan Tumpuk. Beda cerita jika lampu merahnya digantung di tengah-tengah dan ditopang oleh kabel dari empat penjuru jalan, bakal mudah dilihat pengendara.

Kala itu, lampu merah gantung memang umum dipakai. Jadi, sebenarnya selain di perempatan ini, ada lampu-lampu merah gantung lainnya yang bisa kamu temukan di perempatan-perempatan lain termasuk di luar kota Tegal. Tapi, karena faktor keamanan, lampu merah jenis ini dianggap kurang aman sehingga diganti dengan lampu merah modern yang biasa kita lihat sekarang.

Lantas, kok di Tegal masih ada? Awalnya, lampu merah gantung di Prapatan tumpuk juga sempat diturunkan dan nggak dipakai selama puluhan tahun lo. Barulah pada 2018, lampu merah gantung kembali dipasang sebagai ikon dari persimpangan yang kaya akan nilai sejarah tersebut.

Menarik juga ya cerita tentang lampu merah gantung di Tegal ini, Millens. Pernah melihatnya secara langsung, nggak? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: