Inibaru.id – Alan Cahya Adila Putra tampak nyaman bersandar di belakang drum kit metalik yang diset di salah satu ruangan di Jaya Suprana School Performing Arts Jakarta, Minggu (19/5/2024). Berbalut jas hitam lengkap dengan kemeja putih berdasi, dia melancarkan aksinya.
Siang itu menjadi hari yang istimewa untuk pemuda berambut cepak tersebut, karena dia akan menggelar “konser” tunggal, menggebuk drum untuk memainkan 37 lagu guna memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri).
Alan adalah anak autis, yang acap dianggap nggak bisa apa-apa. Namun, dengan penampilannya yang luar biasa energetik, stigma negatif itu sirna. Berbagai lagu populer seperti “Hari Bersamanya” (Sheila on 7) dan “Sweet Child O Mine” (Gun N Roses) berhasil dimainkannya.
Selesai memainkan 37 lagu tanpa jeda, siswa binaan Imaculata Autism Boarding School itu pun disambut tepuk tangan. Semuanya mengucapkan selamat, termasuk Wakil Direktur Utama Muri Osmar Semesta Susilo yang mengaku speechless saat menyaksikan penampilan Alan.
“Sebelum ini sebetulnya saya sudah bikin draf pidato yang panjang, tapi begitu ngelihat (penampilan) Alan, malah speechless,” seru Osmar di panggung sesaat sebelum menyerahkan penghargaan rekor Muri untuk Alan berupa piagam dan medali. “Benar-benar keren!”
Tidak Percaya sekaligus Kagum
Mendampingi buah hatinya untuk menerima Rekor Muri untuk kategori Penyandang Autisme Bermain Drum secara Nonstop Lagu Terbanyak, Lala Agustina nggak mampu menutupi perasaan harunya. Hingga kini, dia mengaku masih tidak percaya tapi sekaligus kagum dengan perkembangan Alan.
“Saya mengucapkan terima kasih ke Bu Ima (Dr Imaculata Umiyati SPd MSi, Pendiri Imaculata Autism Boarding School) karena bisa melihat potensi sekecil itu (bermusik); yang nggak bisa saya lihat meski sudah 14 tahun membersamainya,” ungkap Lala dengan mata berkaca-kaca.
Dr Imaculata yang turut hadir dalam penganugerahan tersebut pun segera memeluk ibunda Alan. Di hadapan penonton yang hadir, perempuan yang akrab disapa Bunda Ima itu berharap, pencapaian Alan bisa menjadi penyemangat untuk para orang tua yang tengah merawat anak berkebutuhan khusus.
“Yakinlah bahwa potensi anak akan selalu muncul. Tidak selalu berwujud seni, bisa dalam bentuk macam-macam,” terang perempuan berjuluk Bunda Anak Autis Indonesia tersebut. “Jangan putus asa. Di balik semua yang terjadi, Tuhan pasti punya kehendak yang baik.”
Bakat yang Sudah Terlihat
Terpisah, Bunda Ima mengungkapkan bahwa sedari awal Alan memang sudah menunjukkan bakat pada bidang musik. Dia pun bercerita, awal-awal masuk Imaculata Autism Boarding School, Alan akan mengentak-entakkan kakinya dan memukul-mukul piring atau apa pun di sekitarnya saat marah.
“Dulu, waktu masih sering tantrum, Alan suka jeduk-jeduk-in kaki kalau marah. Di situ saya tahu, oh ini bakat di musik,” aku Ima.
Hasil temuan tersebut pun segera dikonfirmasinya dengan mendekatkan Alan pada alat musik. Kebetulan Imaculata Autism Boarding School mempunyai fasilitas tersebut. Dalam seminggu, bakatnya langsung terlihat. Bahkan, minggu berikutnya Alan sudah bisa bermain musik dengan baik.
“Apakah semua anak autis bisa bermusik seperti Alan? Tentu tidak, karena Alan memang sudah punya bakat. Namun, para orang tua jangan menyerah. Anak-anak harus selalu dibina, insyaallah akan ketemu bakat atau kebisaannya,” tutupnya.
Sedikit informasi, Ima adalah sosok penting dalam perkembangan dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Puluhan tahun dia mendedikasikan hidupnya untuk mengajarkan kemandirian bagi para anak autis, termasuk dengan mendirikan Imaculata Autism Boarding School.
Melihat cerita ini, menyebut keberhasilan Alan meraih rekor Muri sebagai penabuh drum dengan lagu terbanyak secara non-stop itu sebagai salah satu keberhasilan Ima dan timnya tentu saja nggak berlebihan, bukan? (Frida Aqua Prima/E03)