BerandaTradisinesia
Jumat, 26 Sep 2024 09:00

Tradisi Penyimpanan Jagung yang Unik di Gedong Gunungkidul

Teknik penyimpanan jagung yang unik di Padukuhan Gedong, Gunungkidul. (Pidjar/Roni Fadli)

Bukannya ditempatkan di karung dan disimpan di gudang, jagung justru dijejerkan di sebuah dinding di depan rumah. Apa alasannya, ya?

Inibaru.id – Kebanyakan petani jagung di Indonesia menyimpan jagung hasil panenan di dalam karung dan kemudian menempatkannya di gudang atau tempat lainnya. Cara berbeda dilakukan petani dari Padukuhan Gedong, Kalurahan Sawahan, Kapanewon Ponjong, GunungKidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jagung hasil panen justru dipamerkan di depan rumah. Apa alasan dari cara penyimpanan jagung yang nggak biasa ini, ya?

Usut punya usut, nggak ada maksud untuk memamerkan hasil panenan jagung di depan rumah, para petani ini memakai tradisi penyimpanan jagung yang sudah dilakukan secara turun-temurun sejak puluhan tahun lalu. Dengan menyisakan sedikit klobot jagung pada pangkalnya dan menempatkannya dengan rapi di dinding depan rumah, jagung dipercaya bisa lebih awet. Lebih dari itu, keberadaan jagung ini bisa jadi cadangan pangan bagi para petani jika sewaktu-waktu terjadi paceklik.

“Bukan untuk dipamerkan. Itu adalah cara untuk mengeringkan jagung. Kalau ditempatkan di lantai malah nanti tumbuh tunasnya dan nggak awet. Tapi, teknik yang sudah eksis sejak puluhan tahun lalu ini sudah semakin jarang digunakan,” tutur salah seorang anggota Kelompok Tani Dadi Makmur Padukuhan Gedong, Waino, sebagaimana dilansir dari Pidjar, Kamis, (9/2/2023).

Nggak hanya Waino yang menyebut teknik penyimpanan jagung di Padukuhan Gedong sebenarnya cukup visioner. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi juga. Menurutnya, teknik ini juga bisa jadi daya tarik wisata khas di Padukuhan Gedong karena sulit ditemukan di tempat lain.

Jagung jadi salah satu tanaman yang kerap ditanam petani Gunungkidul. (Kementan)

“Teknik penyimpanan jagung ini nggak ada duanya dan sangat menarik. Semoga saja bisa dipertahankan bahkan dikembangkan karena murah dan bisa bikin jagung jadi lebih tahan penyakit. Secara visual juga sangat unik dan bisa jadi daya tarik wisatawan dari luar wilayah untuk datang,” terang Rismiyadi.

Layaknya daerah-daerah di Gunungkidul pada umumnya, sumber daya air bukanlah hal yang mudah didapatkan di Padukuhan Gedong. Hal ini membuat petani di sana harus benar-benar cermat dalam memilih tanaman yang bisa ditanam agar mampu menghasilkan saat musim panen.

Padahal, di sana sebenarnya ada dua mata air yang bisa digunakan oleh warga 6 dusun. Tapi, pengelolaan sumber mata airnya yang masih kurang merata membuat pengairan jadi salah satu kendala yang dihadapi dunia pertanian di sana.

Meski mengalami kendala pengairan, peralatan, serta pupuk, nyatanya warga Padukuhan Gedong masih mampu memroduksi jagung pipil kering dalam jumlah yang cukup banyak. Mereka pun berharap pemerintah setempat bisa memberikan perhatian lebih kepada mereka agar hasil panen pada musim-musim berikutnya juga tetap melimpah.

Jika benar begitu, maka tradisi penyimpanan jagung di Padukuhan Gedong pun bakal tetap lestari, deh. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024