BerandaTradisinesia
Rabu, 21 Jun 2022 09:08

Tradisi Ngelik di Banjarnegara dan Anak Muda yang Nggak Tertarik

Tradisi ngelik di Banjarnegara yang hampir punah. (Tribunbanyumas/Khoirul Muzakki)

Tradisi ngelik di Banjarnegara, Jawa Tengah, hampir punah. Kini hanya tinggal 5 orang sepuh di Kecamatan Karangkobar yang bisa melakukannya, Millens.

Inibaru.id – Perkembangan zaman yang semakin modern memang seperti menjadi dilema tersendiri. Di satu sisi, bisa memberikan banyak keuntungan. Namun, di sisi lain, juga bisa membuat hilangnya sejumlah tradisi dan kearifan lokal. Salah satunya yang terancam hilang tersebut adalah tradisi ngelik di Banjarnegara.

Ngelik bisa dijelaskan sebagai karya seni di mana pemainnya bakal melantunkan shalawat dengan iringan rebana. Yang beda dari biasanya, nada salawat ini cukup tinggi. Jadi, nadanya mirip dengan yang dilantunkan penyanyi musik rock gitu.

Menurut Instruktur Program Organisasi penggerak (POP) Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI) Aziz Arifianto, kini hanya tinggal lima orang di Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara yang masih melakukan tradisi ini. Itu pun semuanya sudah berusia lanjut. Jika sampai mereka meninggal tanpa ada satu pun orang yang mewarisi keahliannya, maka tradisi ini pun bisa punah di masa depan.

“Tradisi ngelik di Kecamatan Karangkobar sekarang hanya terdiri atas 5 orang anggota yang usianya sudah sangat tua. Tetapi, semangat mereka untuk melestarikan ngelik tak pernah hilang. Meski sudah tak pernah pentas, mereka sering memainkan kesenian ini di sela waktu luang mereka. Kalau tidak didokumentasikan, bisa hilang tradisi ini,” cerita Aziz, Sabtu (13/11/2021).

Ngelik cukup sulit untuk dilakukan karena harus dilantunkan dengan nada tinggi. (Tribunbanyumas/Khoirul Muzakki)

Ada alasan mengapa anak muda cenderung nggak tertarik untuk mempelajari tradisi ngelik di Banjarnegara. Yang utama adalah tingkat kesulitannya yang cukup tinggi. Maklum, nggak semua orang bisa menyanyi dengan nada tinggi.

“Alunan nadanya memang unik dan sulit. Mungkin hal itu yang menyebabkan hampir tidak ada generasi muda yang tertarik,” lanjut Aziz.

Konon ya, tradisi ngelik diprakarsai oleh Kiai Nur Iman atau Raden Sandiyo, anak laki-laki dari Amangkurat IV yang dikenal sebagai pendiri Mlangi. Sang Kiai memang teguh berdakwah menyebarkan agama Islam lewat karya seni.

Dia pulalah yang mempopulerkan tradisi ngelik, yaitu membaca salawat nabi dengan nada-nada yang mirip dengan tembang jawa, suara yang bernada tinggi, dan hentakan tepuk tangan. Alasannya, tentu saja agar lebih meriah. Maklum, dulu ngelik dibuat sebagai cara untuk merayakan maulid Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itulah, suasana saat melakukannya harus dibuat segembira mungkin.

Hm, menarik juga ya tradisi ngelik di Banjarnegara ini. Semoga saja nggak sampai punah, Millens. (Ban, Lip, Isl/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024