BerandaTradisinesia
Sabtu, 24 Apr 2020 11:57

Susahnya Salat Jumat pada Masa Pandemi Corona

Salat Jumat berjemaah di masa pandemi corona jadi hal yang langka. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Mencari masjid yang buka di tengah pandemi corona untuk melakukan salat Jumat jadi perkara yang susah. Ini dikarenakan banyak masjid yang memberlakukan aturan untuk beribadah di rumah saja bahkan ada juga masjid yang 'dilokdon'.

Inibaru.id – Mujaeni pada Jumat, 24 April 2020, terhitung telah lima kali sudah terpaksa nggak melakukan salat Jumat karena adanya penyebaran Covid-19. Laki-laki yang setiap hari bekerja sebagai Staf Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri Jakarta Pusat itu menjelaskan, selama pandemi corona masjid kantor nggak mengadakan lagi salat Jumat.

“Esensinya bukan masjidnya dilarang, tapi lebih ke pelibatan banyak orang yang tujuannya untuk memangkas penyebaran virus," kata Mujaeni, "Kita masih bisa pergi ke masjid selama tidak beribadah dengan melibatkan banyak orang, atau bisa dikatakan hindari berjemaah.”

Jakarta yang menjadi zona merah penyebaran virus membuat dia berhati-hati untuk pergi. Baginya arti beribadah sejatinya bisa dilakukan di banyak tempat, masjid hanya salah satunya. Dia mengartikan masjid sebagai tempat untuk bersujud, dan bersujud bisa di manapun asal memenuhi syarat-syarat tertentu.

Dia setuju dengan pendapat yang mengatakan fenomena ini (orang-orang meributkan masjid tutup) membuktikan bahwa ritual itu rapuh. Menurutnya, selama ini banyak orang yang larut dalam hal ritual. Namun nilai yang terkandung di dalamnya justru terkikis. Laku ibadah nggak lagi memberi makna dan ajaran pada kehidupan.

Bersujud nggak harus di masjid, di ruang lain asal memenuhi syarat tertentu juga bisa. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)<br>

Muja pun mengganti salat Jumat dengan salat zuhur sebagaimana yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Hospitality (pariwisata) STIPRAM Yogyakarta, Iswandi Mahdar. Masjid Al Barokah yang berdekatan dengan tempat dia tinggal di asrama Halmahera Timur, Maluku Utara yang beralamat di Umbulharjo, juga jadi lebih sepi.

“Iya, nggak Jumatan, zuhuran di asrama aja. Dengan sikon sekarang banyak pelajar yang pulang dan kontrakan asrama dan masjid kian sepi. Meski gitu saya masih sering ke masjid untuk berjemaah. Kebetulan dekat di asrama dan itu jarak jemaahnya satu keramiklah, ya kurang lebih 3-4 jengkal,” jelas dia.

Berbeda dengan Muja dan Iswandi, Warga Desa Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo, DIY, Romanudhin mengaku masih bisa mengikuti salat Jumat. Ini karena didukung letak masjid yang terhitung dekat dengan rumah. Namanya Masjid Baitul Abror, jaraknya sekitar 200 meter dan bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Meski masjid-masjid di daerahnya masih buka, ada peraturan-peraturan khusus seperti cuci tangan, pakai masker, dan bawa sajadah sendiri.

Masjid yang sepi karena corona. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Mayoritas warga di desa Roman yang mayoritas petani juga berpengaruh terhadap mobilitas masyarakat setempat dalam bepergian atau sekadar mencari tempat ibadah. Petani jarang bepergian jauh, masjid bagi warga pada masa pandemi ini menurutnya lebih sebagai simbol agama.

“Kalau saat pandemi ini mungkin arti masjid sekedar simbol agama mungkin. Ada tapi tidak ada aktivitas keagamaan di dalamnya,” tutur laki-laki yang sehari-harinya bekerja di balai desa mengurusi akuntansi ini.

Meski begitu, Roman merasa di masa pandemi jadi lebih bisa bersyukur dan belajar hal baru yang mungkin disepelekan seperti virus. Dia juga lebih ngeh dengan hadis yang berbunyi kebersihan sebagian dari iman. Makanya, di masa pandemi ini, lebih banyak jaga kebersihan ya, Millens! (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: