BerandaTradisinesia
Rabu, 20 Jun 2023 19:11

Sejak Kapan Grebeg Besar Diadakan di Demak?

Tradisi Grebeg Besar di Kabupaten Demak. (Medcom/Antara Foto/Aji Styawan)

Setiap kali Iduladha dirayakan, tradisi Grebeg Besar pasti digelar di Kabupaten Demak. Tradisi ini cukup meriah dan pasti menarik perhatian banyak orang. Omong-omong, sejak kapan ya tradisi ini diadakan?

Inibaru.id – Sekitar satu sampai dua hari menjelang Hari Raya Iduladha, jalan alternatif Karangawen – Buyaran yang biasanya sepi tiba-tiba menjadi sangat ramai. Nggak hanya kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil yang memenuhi jalanan, transportasi umum berupa bus berukuran sedang dan kecil juga meramaikan jalan pedesaan tersebut. Sebagian besar kendaraan tersebut mengarah ke utara, tepatnya ke Kota Demak.

Pengguna kendaraan tersebut meramaikan Grebeg Besar atau Besaran yang memang selalu dirayakan di Demak pada 10 Dzulhijjah atau pada perayaan Iduladha. Di sana, mereka bisa ikut berjualan atau membeli berbagai macam di pasar rakyat yang memang selalu muncul saat tradisi ini dilakukan.

Meski begitu, Grebeg Besar lebih dari sekadar pasar rakyat. Realitanya, ada sejumlah acara yang dilakukan seperti ziarah ke makam Sunan Kalijaga dan pemimpin Kerajaan Demak, Penjamasan pusaka warisan Sunan Kalijaga, kirab budaya, hingga Selamatan Tumpeng Sanga. Berbagai acara ini dilakukan dengan meriah.

Omong-omong, sejak kapan sih Grebeg Besar dilakukan di Demak? Kalau soal ini, kita bisa menilik sebuah jurnal berjudul Perayaan Grebeg Besar Demak Sebagai Sarana Religi dalam Komunikasi Dakwah yang dibuat oleh Nur Ahmad, dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi IAIN Kudus.

Menurut jurnal tersebut, tradisi ini dilakukan sebagai peringatan hari jadi Masjid Agung Demak. FYI, masjid ini selesai dibangun oleh Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, Sunan Bonang, dan Sunan Gunung Jati pada 1479, Millens.

Pasar rakyat di Grebeg Besar Demak. (Dinkominfo.demakkab)

Selain sebagai peringatan hari jadi masjid, tradisi ini dilakukan sebagai cara untuk menarik perhatian warga sekitar yang belum mau memeluk Islam. Dengan menggelar Grebeg Demak yang penuh dengan permainan dan kesenian tradisional, diharapkan banyak orang yang tertarik datang mengunjungi Masjid Agung Demak.

Dalam jurnal tersebut, diungkap bahwa grebeg sudah dikenal masyarakat Jawa sejak 1506. Istilah grebeg sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang punya makna suara angin yang cukup keras atau acara yang bisa mengumpulkan banyak orang dalam suatu tempat.

Nah, grebeg inilah yang kemudian diadopsi oleh pemimpin Demak Sultan Fatah dan Sunan Kalijaga sebagai cara untuk berdakwah. Sebelum menggelar Grebeg Besar setiap kali Iduladha, dulu Sunan Kalijaga juga menggelar Grebeg Maulid, Grebeg Syawal, serta Grebeg Dal untuk menarik perhatian masyarakat.

Omong-omong, kok namanya Grebeg Besar? Apakah artinya adalah pengumpulan orang dalam jumlah banyak? Ternyata bukan begitu Millens. Dalam kalender Jawa, bulan Dzulhijah dikenal dengan bulan Besar. Nah, Grebeg Besar pun bisa diartikan sebagai Grebeg yang diadakan pada bulan Besar, deh.

Jadi, begitulah sejarah Grebeg Besar di Kabupaten Demak, Millens. Apakah kamu pernah melihat tradisi ini secara langsung, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: