BerandaTradisinesia
Rabu, 3 Sep 2019 15:22

Pernikahan Adat Jawa, Ngunduh Mantu: Menyambut Kedatangan Menantu Perempuan di Keluarga Laki-Laki

Prosesi ngunduh mantu. (Youtube)

Setelah melangsungkan pernikahan di kediaman mempelai perempuan, prosesi pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan Ngunduh Mantu. Apakah itu?

Inibaru.id – Pernikahan adat Jawa biasa dilangsungkan di kediaman mempelai perempuan. Namun, prosesi itu belum usai. Antara 5-7 pascaakad, ada satu prosesi yang biasanya juga digelar cukup megah, yakni Ngunduh Mantu.

Jika pernikahan dilaksanakan di kediaman keluarga mempelai perempuan, prosesi ngunduh mantu umumnya digelar di kediaman keluarga mempelai lelaki. Tradisi ini semacam bentuk syukur lantaran keluarga lelaki "berhasil" mendapatkan menantu.

Secara harfiah, ngunduh mantu dalam bahasa Jawa berarti memanen menantu. Istilah ini digunakan karena setelah menikah, pengantin perempuan akan dibawa ke kediaman pasangannya. Nah, lantaran keluarga lelaki mendapatkan anggota keluarga baru (sang menantu), prosesi itu disebut ngunduh.

Dalam prosesi tersebut, pasangan istri-suami itu datang bersama pangombyong (pengiring) dari kediaman mempelai perempuan. Umumnya pangombyong terdiri atas keluarga besar, tetangga dekat, dan kerabat dekat.

Kedua keluarga kemudian bertemu dalam prosesi Imbal Wicara, yakni dialog penyerahan pengantin perempuan kepada keluarga pengantin lelaki.

Sindur binayang dalam prosesi ngunduh mantu. (IDN Times)

Kemudian, ada satu prosesi yang cukup unik, yakni Sindur Binayang. Dalam prosesi ini, ayah dari mempelai laki-laki menyampirkan kain sindur ke pundak kedua pengantin.

Setelah disampirkan, sejoli yang baru saja menikah itu dituntun, dengan posisi sang ayah di depan, sementara ibu mempelai lelaki mengikuti di belakang sembari memegangi pundak anak dan menantunya. Gendhing Ketawang Boyang Basuki atau Pelog Barang mengalun sebagai pengiring dari prosesi ini.

Baca Juga: Warna-warni Filosofi Peranti Pernikahan Adat Jawa

Menjelang paripurna, perwakilan dari mempelai laki-laki melakukan pidato yang berisi sambutan singkat dan ucapan terima kasih kepada keluarga besar mempelai perempuan. Saat pidato ini berlangsung, kedua mempelai bersama orang tuanya berdiri berjajar di depan pelaminan.

Ngunduh mantu umumnya diakhiri dengan acara makan bersama. Berbeda dengan gelaran pernikahan yang penuh prosesi panjang, ngunduh mantu memang tampak jauh lebih sederhana ya, Millens! (MG27/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025

Memagari Kicau Merdu Burung Pleci di Pegunungan Muria

2 Jan 2025

Waktu Terbaik Mengunjungi Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

2 Jan 2025

MK Hapus Presidential Threshold, Apa Dampak bagi Demokrasi Indonesia?

3 Jan 2025

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?

3 Jan 2025

Kemalasan Nobita, Antitesis Masyarakat Jepang dengan Tradisi Tahun Baru

3 Jan 2025

Pastikan Resolusi Tahun Barumu Bebas FOMO!

3 Jan 2025

Seperti Apa Mekanisme Tilang dengan Sistem Poin di SIM yang Berlaku Mulai 2025?

3 Jan 2025