BerandaTradisinesia
Selasa, 29 Agu 2022 18:24

Para Ulama yang Mengubah Rupa Kudus dan Jepara

Masjid Menara Kudus yang menjadi salah satu peninggalan Sunan Kudus. (Wikimedia Commons)

Kudus dan Jepara dikenal sebagai pusat perdagangan dan industri kreatif siap pakai. Tapi, kamu tahu nggak kalau transformasi kedua wilayah tersebut dipengaruhi oleh para ulama?

Inibaru.id – Kudus dan Jepara merupakan dua kabupaten yang berada di sisi utara Provinsi Jawa Tengah. Keduanya dulu dikenal sebagai wilayah agraria. Tapi, kini Kudus dan Jepara bertransformasi sebagai pusat perdagangan dan industri kreatif.

Yang menarik, transformasi kedua kabupaten ini nggak lepas dengan pengaruh Wali Sanga dan Kesultanan Demak. Sunan Kudus misalnya, selain menyebarkan agama Islam, dia juga memberikan pengaruh besar bagi perkembangan perdagangan di Kudus.

Kudus yang Kini Bertransformasi Sebagai Kota Bisnis

Dulu, Kudus merupakan kota di tepi Sungai Gelis dan bernama Tajug. Meski belum seramai sekarang, Tajug sudah dikenal sebagai pusat perdagangan. Sayangnya, karena lokasinya agak jauh dari Selat Muria, Tajug hanya digunakan sebagai pelabuhan transit.

Semua berubah sejak Sunan Kudus yang dikenal gemar berdagang tinggal di Tajug. Keberadaannya ternyata mengundang banyak pedagang dari Timur Tengah, Tiongkok, dan dari pulau lain untuk berdagang kain, hasil pertanian, lalu barang pecah belah.

Warga Tajug juga terinspirasi dengan filosof Gusjigang yang dipegang teguh oleh Sunan Kudus.“Gus” bermakna bagus, “ji” berarti mengaji, dan “gang” berati berdagang. Filosofi inilah yang membuat banyak warga Tajug membuka usaha, termasuk dalam hal memproduksi sekaligus menjual batik dan jenang.

<i>Jepara di sekitar tahun 1650 dengan latar belakang Gunung Muria. (Archive)</i>

Perkembangan motif batik di Kudus juga nggak lepas dengan inspirasi Sunan Kudus. Motif tersebut adalah gambar Menara Kudus, kapal kandas, gebyok, parijoto, bulusan, dan pakis haji. Khusus untuk motif menara, bangunan ini dianggap Sunan Kudus sebagai simbol menghargai perbedaan dan keberagaman dalam beragama.

Terkait nama Tajug yang berubah jadi Kudus, hal ini juga dipengaruhi sang Sunan. Warga yang sudah sangat menghargai pengaruhnya mau-mau saja mengubah nama daerah tersebut menjadi Kudus, sesuai dengan tempat kelahiran Sunan Kudus, yaitu Al-Quds di Palestina.

Jepara Menjadi Kota Ukir Dunia

Nggak hanya di Indonesia, julukan Jepara sebagai kota penghasil ukiran kayu sudah dikenal di dunia internasional, lo. Tercatat, pada 2015 lalu saja, ukiran asli Jepara sampai diekspor ke 113 negara.

Padahal, jauh di masa lampau, Jepara hanyalah sebuah pelabuhan kecil yang disebut Ujung Mara. Ketika itu, wilayah Jepara hanya dihuni 90 sampai 100 orang saja. Kebanyakan warga bermata pencaharian sebagai nelayan, petani, dan tukang kayu.

Ujung Mara mulai berkembang jadi pusat pelabuhan dan perdagangan sejak digunakan sebagai pusat armada laut Kasultanan Demak saat kepemimpinan Pati Unus. Hal tersebut berlanjut pada zaman kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Apalagi, suami dari Ratu Kalinyamat, yaitu Sultan Hadlirin sempat mengundang pengukir dari Tiongkok bernama Tjie Wie Gan. Kerajinan ukir dari Jepara pun semakin berkembang.

Nggak nyangka ya, Millens, peran ulama sangat besar bagi perkembangan Kudus dan Jepara pada zaman sekarang. (Kom, Wik, Mer/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024