Inibaru.id – Namanya juga ibu hamil, pasti pengin memberikan yang terbaik bagi janin di dalam kandungannya. Nah, di Kudus dan sekitarnya, banyak yang mengonsumsi sirup parijoto khas Colo. Apa sih alasannya?
Sebenarnya, nggak hanya sirup parijoto khas Colo yang jadi buruan, buah parijoto juga dicari ibu hamil untuk dimakan langsung atau dijadikan campuran rujak. Usut punya usut, mereka mengonsumsinya karena percaya dengan mitos kalau parijoto bisa membuat bayi di dalam kandungan nantinya terlahir dengan wajah rupawan dan kulit yang putih bersih.
Baca Juga:
Khasiat Dari Sebutir Buah SurgawiBuah ini juga dipercaya bisa memberikan manfaat kesehatan lain seperti mengatasi panas dalam, melancarkan pencernaan, dan lain-lain. Otomatis, bisa membuat ibu hamil tetap terjaga kondisinya, Millens.
Tahu bahwa buah ini laris di pasaran, Sumarlan, warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengolahnya jadi sirup. Sebelumnya, dia menjual buahnya saja. Tapi, karena sering nggak laku, banyak buah parijoto yang kemudian membusuk sehingga membuatnya merugi. Dengan menjadikannya olahan sirup, masalah ini pun nggak lagi dia alami.
“Karena itu saya memutar otak agar buah parijoto bisa dinikmati dengan maksimal dan tentunya dengan rasa yang disukai banyak orang. Akhirnya ya saya buat sirup parijoto,” kata Sumarlan, Sabtu (6/6/2022).
Dia mulai membuat sirup parijoto pada 2015. Selama tiga bulan, berkali-kali percobaan dia lakukan. Sumarlan juga meminta teman dan tetangganya untuk mencoba dan memberikan saran. Pada akhirnya, dia pun menemukan racikan sirup terbaik yang dia yakini bakal laris untuk dijual di sejumlah kios di Kompleks Makam Sunan Muria.
Usahanya membuahkan hasil. Banyak wisatawan yang menyukainya. Sirup parijoto buatannya lambat laun menjadi oleh-oleh khas Colo. Pada akhirnya, sirup ini nggak hanya dijual di dalam lingkup wilayah Kudus saja. Banyak pembelinya berasal dari Semarang, Pati, Kendal, dan kota besar lain. Dia juga mulai menjualnya secara daring.
Sirup parijoto khas Colo yang dia jual nggak mahal kok, Millens. Per kemasan 100 ml, harganya biasanya Rp 35 ribu saja. Sementara itu, kemasan 250 ml dihargai Rp 50 ribu dan Rp 350 ml dijual dengan banderol Rp 60 ribu. Ada alasan mengapa Sumarlan hanya menyediakan kemasan kecil.
“Untuk kemasan besar kan jarang peminat. Jadi yang ready cuma kemasan botol kecil. Untuk harga reseller nantinya beda. Itu harga jual di pasaran,” jelas Sumarlan.
Dia memastikan kalau sirup parijoto khas Colo buatannya nggak memakai bahan pengawet dan bahan pewarna. Daya tahannya juga cukup lama, yaitu sembilan bulan sejak sirup tersebut diproduksi.
Nggak puas dengan sirup parijoto, kini Sumarlan sedang melakukan uji coba inovasi lainnya, yaitu teh parijoto. Nantinya, olahan buah ini bakal dijadikan teh celup.
Wah, jadi penasaran ya seperti apa sih rasa sirup parijoto khas Colo ini? (Mur/IB09/E05)