BerandaTradisinesia
Sabtu, 28 Mar 2025 13:01

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

Dewi Sri diturunkan ke bumi dalam wujud benih padi. (via Klikwarta)

Masyarakat Jawa percaya ia memiliki peran yang sangat penting karena merupakan sumber kehidupan.

Inibaru.id - Dewi Sri adalah sosok yang sangat dihormati dalam kepercayaan masyarakat Jawa sebagai dewi kesuburan dan kemakmuran. Ia dipercaya sebagai pelindung padi dan sumber kehidupan, sehingga peranannya begitu penting dalam budaya agraris masyarakat Nusantara.

Kepercayaan terhadap Dewi Sri juga berkembang di berbagai daerah lain, seperti Sunda dan Bali, dengan penghormatan yang berbeda-beda.

Legenda tentang Dewi Sri memiliki berbagai versi, tetapi salah satu kisah yang paling populer menceritakan bahwa Dewi Sri berasal dari kahyangan dan merupakan saudara dari Dewa Sadono. Keduanya awalnya adalah anak raja di kahyangan, tetapi karena suatu konflik, mereka diturunkan ke bumi dalam bentuk benih. Ada versi yang mengatakan ia diusir ayahnya bersama sang adik, Dewa Sadono. Konon, sang adik menolak permintaan ayahnya untuk menikah karena nggak mau melangkahi kakanya, Dewi Sri. Sang Ayah murka dan menuding bahwa semua ini gara-gara sang Dewi. Kemudan, keduanya diusir.

Dewi Sri kemudian menjadi padi, sementara Dewa Sadono menjadi ular penjaganya. Jadi, sepertinya masuk akal ya kenapa di sawah banyak ularnya? Ia menjaga padi agar nggak dimakan tikus.

Dalam mitologi Jawa, Dewi Sri sering dikaitkan dengan kehidupan dan kemakmuran. Keberadaannya dipercaya membawa berkah bagi para petani agar mendapatkan hasil panen yang melimpah. Oleh karena itu, masyarakat sering mengadakan ritual atau upacara untuk menghormatinya.

Peran Dewi Sri dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Di berbagai daerah memiliki ritual khusus untuk menghormati Dewi Sri. (Antara)

Sebagai dewi kesuburan, Dewi Sri memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama yang bergantung pada pertanian. Beberapa tradisi yang masih dilakukan untuk menghormati Dewi Sri antara lain:

1. Sesajen untuk Dewi Sri – Masyarakat Jawa sering meletakkan sesajen di lumbung padi atau di sawah sebagai bentuk penghormatan dan doa agar panen berhasil.

2. Ritual Wiwitan – Upacara adat sebelum panen yang dilakukan sebagai bentuk syukur dan permohonan restu kepada Dewi Sri.

3. Penggunaan Lumbung Padi – Lumbung atau tempat penyimpanan padi sering dihiasi dengan simbol-simbol yang dipercaya sebagai perwujudan Dewi Sri agar hasil panen tetap aman dan berkah.

4. Hiasan Rumah dengan Motif Dewi Sri – Banyak rumah tradisional Jawa yang memiliki ukiran atau gambar Dewi Sri sebagai simbol kemakmuran dan perlindungan.

Dewi Sri dalam Budaya dan Seni Jawa

Kepercayaan terhadap Dewi Sri juga tercermin dalam berbagai kesenian Jawa, seperti:

- Wayang Kulit – Beberapa lakon dalam pertunjukan wayang mengisahkan perjalanan Dewi Sri dan hubungannya dengan kesuburan tanah.

- Batik Motif Dewi Sri – Beberapa motif batik Jawa menggambarkan Dewi Sri sebagai simbol kemakmuran.

- Tari Dewi Sri – Beberapa daerah memiliki tarian yang menceritakan kisah Dewi Sri dan pengaruhnya dalam kehidupan agraris masyarakat.

Dewi Sri adalah simbol kesuburan dan kemakmuran yang telah menjadi bagian dari budaya Jawa selama berabad-abad. Kepercayaan terhadapnya nggak hanya menggambarkan hubungan erat masyarakat dengan alam, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai spiritual dan rasa syukur atas berkah kehidupan.

Meskipun zaman telah berubah, warisan budaya ini masih terus dijaga oleh masyarakat sebagai bagian dari tradisi dan identitas mereka.

Menarik ya kalau kita menggali lebih dalam simbolisme dalam budaya Jawa seperti ini, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: