BerandaTradisinesia
Kamis, 19 Jun 2019 14:44

Musik Legendaris Khas Pesisir Utara Jawa, Tarling!

Kesenian tarling di Cirebon. (Tirtoutomo)

Tak lekang digerus waktu, itulah tarling, seni musik legendaris yang banyak ditanggap di Brebes. Hingga kini, masyarakat pesisir pantai utara Jawa masih memainkannya. Nah, dari manakah kesenian itu berasal?

Inibaru.id – Tarling, pernahkah kamu mendengar namanya? Kamu yang tinggal di sekitar pesisir utara Jawa, khususnya sebagian Jateng bagian barat dan Jabar bagian timur, mungkin nggak asing dengannya.

Dulu, sebagian masyarakat wilayah pantura memang biasa “nanggap” kesenian musik legendaris pantura tersebut. Di Jateng, kesenian musik tersebut banyak berkembang di Brebes, sementara di Jabar, musik itu dikenal di Cirebon dan Indramayu, lokasi awal berkembangnya tarling.

Perlu kamu tahu, tarling adalah akronim dari itar (gitar) dan suling (seruling). Kedua instrumen itulah yang mendominasi sajian musik tarling, baik drama musikal tarling maupun genre lain, misal tarling dangdut.

Konon, tarling mulai muncul di Kabupaten Indramayu pada 1931. Namun, ada pula yang mengatakan, musik tersebut juga dikenal masyarakat Cirebon dengan sebutan melodi jiwa. Disebut demikian karena musik dan liriknya menggambarkan kehidupan sehari-hari warga setempat.

Kesenian Tarling nggak lepas dari nama Mang Sakim. Dari penuturan mulut ke mulut, dipercaya tarling diinisiasi sosok yang merupakan ahli gamelan tersebut.

Alkisah, ada seorang komisaris Belanda yang minta tolong Mang Sakim untuk memperbaiki gitar miliknya. Namun, gitar tak juga diambil. Mang Sakim pun mencoba mempelajari nada-nada gitar, lalu membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan.

Nah, ketidaksengajaan itu menjadi cikal bakal tarling klasik. Sugro, sang anak, kemudian mulai mengembangkan gamelan yang selaras dengan gitar tersebut dengan penambahan alunan tiupan seruling. Maka, jadilah tarling.

Kendati demikian, penyebutan nama tarling baru resmi dikenal pada 17 Agustus 1962. Sebelumnya, warga Indramayu mengenalnya sebagai “Melodi Kota Ayu”, sedangkan masyarakat Cirebon menyebutnya “Melodi Kota Udang”.

Hm, dengan kian banyaknya hiburan modern, mungkinkah kesenian tradisional semacam tarling bertahan? (IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bongkoroti, Salah Satu Penganan Langka di 'Pasar Kuliner Jadul' di Taman Menara Kudus

15 Jan 2025

Sekilas tentang Prompt Engineer, Profesi Anyar yang Muncul dari Perkembangan AI

15 Jan 2025

Kritik Rakyat adalah Hak, Permintaan Maaf adalah Kewajiban Pejabat yang Kelakuannya Nggak Patut

15 Jan 2025

Si-Manis Mart, Inovasi Stabilitas Harga di Jawa Tengah

15 Jan 2025

Uniknya Asal-usul Penamaan Desa Gamer di Kota Pekalongan, Jawa Tengah

15 Jan 2025

Cegah Bunuh Diri, Kafe di Jepang Sediakan Peti Mati untuk Merenung

15 Jan 2025

Meracik Rujak Mitoni di Batang, Kaya Rasa dengan Buah-buahan Belasan Macam

15 Jan 2025

Ipda Bakti Relakan Tabungan Haji Jadi TPA, Wujud Pengabdian Polisi kepada Masyarakat

15 Jan 2025

Buka Sampai Tengah Malam, Nasi Kuning Mbah Jo Yogyakarta Selalu Dijejali Pelanggan

16 Jan 2025

Sepakat Berdamai setelah Seteru Sengit Antara PP dan GRIB Jaya di Blora

16 Jan 2025

Gambaran Keindahan Kepulauan Canaria di Spanyol pada Film 'Killing Crabs'

16 Jan 2025

Kata Orang Tua Siswa tentang Penjual Jajanan di Sekolah

16 Jan 2025

Mulai 1 Februari, KA Sancaka Utara 'Comeback' dengan Relasi Diperpanjang hingga Cilacap

16 Jan 2025

Menghadapi Dilema Bekal vs Jajanan di Sekolah; Bagaimana Sikap Orang Tua?

16 Jan 2025

Rujak Mitoni dan Tradisi 'Gender Reveal' di Batang

16 Jan 2025

Bakal Diisi Siswa Pintar dan Berprestasi, Apa Itu SMA Unggulan Garuda?

17 Jan 2025

Mencari Tahu Sejarah Nama Kecamatan Kunduran di Blora

17 Jan 2025

204 Pendaftar Pelatihan Keterampilan Gratis di BLK Rembang, Bakery Jadi Kejuruan Favorit

17 Jan 2025

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

17 Jan 2025

Mulai Hari Ini, Kamu Bisa Wisata Perahu di Kali Pepe di Gelaran Grebeg Sudiro Solo!

17 Jan 2025