BerandaTradisinesia
Minggu, 18 Mei 2024 17:00

Mengenang Manakala Trem Lewat di Depan Lawang Sewu Semarang

Trem lewat di depan Lawang Sewu, Semarang. (KITLV)

Kini, jejak trem di Kota Semarang seperti hilang nggak berbekas. Padahal, pada masa penjajahan Belanda, trem yang lewat di depan Lawang Sewu jadi salah satu transportasi utama yang dipakai warga.

Inibaru.id – Salah satu bangunan yang paling populer di Kota Semarang adalah Lawang Sewu. Bedanya, jika dulu bangunan ini populer sebagai tempat horor dan lokasi uji nyali, kini Lawang Sewu lebih sering dijadikan jujugan wisatawan, baik itu dari dalam kota Semarang maupun dari luar kota.

Apalagi, di dekat Lawang Sewu ada sejumlah tempat menarik lain seperti Tugu Muda, Balai Kota Semarang, hingga pusat perbelanjaan modern sepanjang Jalan Pemuda. Bisa dikatakan, area tersebut selalu ramai.

Tapi, di balik ramai dan modernnya Jalan Pemuda hingga depan Lawang Sewu, terdapat sejarah yang kini mulai terlupakan. Padahal, pada zaman penjajahan Belanda dulu, di jalan yang kini dijejali kendaraan bermotor tersebut, yang lewat adalah trem, kendaraan umum berjenis kereta yang bisa kamu temui di jalanan Lisbon, Portugal.

Semarang memang dikenal sebagai kota di mana jalur kereta api pertama di Indonesia dibuat. Selain jalur antar-kota Samarang – Vorstenlanden atau Semarang – Tanggung (Grobogan) yang dibangun sejak 17 Juni 1864, di dalam Kota Semarang juga ada jalur trem alias kereta ringan yang dibangun 18 tahun kemudian.

Kala itu, jalur trem yang dikelola oleh Semarang Joana – Stoomtram Maatschappij (SJS) ini mulai dibuka pada 1 Desember 1882. Rute tremnya adalah Jurnatan – Jomblang yang ada di Jalan Mataram. Setelah itu, pada 12 Maret 1883, jalur Jurnatan – Bulu (dekat Tugu Muda) juga dibuka.

Jalur trem di Kota Semarang sudah nggak lagi terlihat. (Museum Volkenkunde)

Kereta trem ini tentu jadi alat transportasi utama masyarakat Kota Semarang pada masa itu. Nggak hanya untuk mengangkut manusia, barang-barang juga bisa diangkut, khususnya barang dagangan. Maklum, lokasi jurnatan nggak jauh dari Pasar Johar yang merupakan pusat bisnis utama dari kota tersebut.

Pada 4 November 1899, trem jalur Jurnatan – Bulu diperpanjang hingga ke Banjir Kanal Barat. Tapi, pengelolanya berubah menjadi Semarang Cheribon Stoomtram Maatsschappij. Fungsi dari trem ini nggak hanya murni untuk transportasi, melainkan untuk membuat kawasan Banjir Kanal jadi lokasi wisata urban.

Kala itu, tarif untuk memakai trem cukup murah, yaitu hanya 10 Sen sekali jalan. Penumpang juga tinggal menunggu di Stopplats, semacam halte khusus trem untuk menaikinya.

Sayangnya, jalur trem di depan Lawang Sewu dan yang mengarah ke Jomblang ditutup sejak 1940 karena dianggap sudah kalah pamor dari kendaraan bermotor. Kini, kita bahkan nggak lagi bisa melihat jejak relnya di sepanjang Jalan Pemuda.

Jadi penasaran, bagaimana ya jika jalur trem di Kota Semarang dibuka lagi. Kira-kira, bakal banyak peminatnya nggak, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: