BerandaTradisinesia
Minggu, 22 Jun 2024 11:00

Mengenal Kisah Kutukan Marga Han di Lasem

Salah satu klenteng di Lasem, Rembang. (Visitjawatengah.Jatengprov)

Konon, pemilik marga Han yang tinggal atau mampir ke Lasem, Rembang, bakal dikutuk melarat dan hidup susah. Dari mana ya asal kutukan mengerikan ini?

Inibaru.id – Selain Kota Semarang, tempat lain di Jawa Tengah yang dikenal memiliki kawasan Pecinan yang masih eksis hingga sekarang adalah Kecamatan Lasem yang ada di Kabupaten Rembang. Di sana, kamu bisa melihat banyak budaya dan bangunan khas Tionghoa yang menarik. Bahkan, warga setempat masih mempercayai legenda kutukan marga Han di Lasem, lo.

Beda dengan sebagian besar orang Jawa yang nggak memakai marga, orang Tionghoa masih mempertahankan tradisi menurunkan marga ke anak cucu. Hal inilah yang juga dilakukan orang-orang Tionggoa di Lasem. Sayangnya, bagi mereka yang memiliki marga Han, bakal ketar-ketir untuk memasuki wilayah yang ada di Pantai Utara (Pantura) tersebut.

Memangnya, semenakutkan apa sih kutukan marga Han di Lasem? Terkait hal ini, kita perlu mendengar cerita dari Agni Malagina, salah seorang pengajar dari Fakultas Ilmbu Budaya di Universitas Indonesia yang juga mempelajari sejarah Tionghoa di Lasem. Menurutnya, cerita legenda ini bermula dari cerita sebuah keluarga pada 1700-an.

Keluarga tersebut adalah keluarga Han Siong Kong yang bermigrasi dari kawasan Tian Bao atau Fujian. Keluarga tersebut memiliki lima orang anak.

“Setelah tiba di Lasem pada 1700-an, usaha dagang Han Siong Kong maju pesat. Sayangnya, anak-anaknya nggak mau meneruskan usaha ayahnya. Mereka malah berfoya-foya dan berjudi dengan uang ayahnya,” ungkap Agni sebagaimana dilansir dari Detik, Senin (3/6/2024).

Kisah kutukan marga Han bermula dari cerita sebuah keluarga di Lasem pada 1700-an. (Radarpati/Vachri Rinaldy Lutfipambudi)

Han Siong Kong kemudian meninggal. Anak-anaknya mengurus pemakaman dan menandu jenazah ayahnya ke tempat pemakaman yang berlokasi di Desa Babagan. Sayangnya, di tengah perjalanan, hujan lebat turun, jenazah Han Siong Kong kemudian ditinggalkan di bawah sebuah pohon oleh semua anak-anaknya. Mereka pikir akan mengurus jenazah tersebut usai hujan reda.

“Saat hujan reda, anak-anaknya datang kembali tapi terkejut karena jenazah yang awalnya di bawah pohon sudah berada di makam. Lalu, muncul petir menggelegar dan suara kutukan yang isinya adalah kutukan untuk keturunan Han. Mereka nggak boleh datang atau tinggal di Lasem. Kalau nekat melanggar, dia bisa hidup sengsara atau melarat,” lanjut Agni.

Sebenarnya, dua anak tertua Han Siong Kong, yaitu Han Tjoe Kong dan Han Kien Kong nggak mempercayai kutukan tersebut, mereka tetap tinggal di Lasem. Sayangnya, nggak ada kejelasan apakah keduanya terkena kutukan tersebut atau nggak. Tiga anak lainnya pergi meninggalkan Lasem. Han Tjien Kong dan Han Hien Kong tinggal di Besuki, sementara Han Bwee Kong pindah ke Surabaya.

Apapun itu, kutukan Marga Han di Lasem, Rembang masih dipercaya hingga sekarang. Kalau kamu sendiri, percaya nggak dengan kutukan tersebut, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024