“Modus mereka adalah membeli produk makanan dan minuman
kemasan yang sebagian besar sudah kedaluwarsa. Lalu, tulisan kedaluwarsa ini
dihapus atau diubah sehingga produk yang mereka jual kembali seolah-olah masih
belum kedaluwarsa,” terang Kapolres Batang AKBP Saufi Salamun sebagaimana
dikutip dari Detik, Rabu (13/9/2023).

Sayangnya, produk-produk makanan dan minuman kemasan yang
sudah nggak layak dikonsumsi ini sudah terlanjur dijual di berbagai wilayah
dalam dua setengah tahun belakangan. Menurut keterangan para pelaku, mereka
menjualnya ke pedagang-pedagang di Yogyakarta, Malang, Cilacap, Brebes, serta
Bandung.

Lantas, dari mana ya para pelaku mampu mendapatkan makanan
dan minuman kedaluwarsa? Ternyata mereka mendapatkannya dari pabrik yang ada di
Jawa Timur.

“Kami beli di Jawa Timur karena lebih murah. Produknya
sebenarnya kan dari pabrik ke depo, depo yang punya DO. Nah dari DO ini baru
kita beli per kiloan,” terang salah seorang tersangka yang berperan sebagai
pemodal, AS.

Mereka membeli produk makanan dan minuman itu dengan harga
Rp5 ribu-Rp10 ribu per kilogram. Setelah itu, produk-produk tersebut dipilah.
Jika masih terlihat baik dan nggak mencurigakan, akan diganti tanggal expired-nya. Kala sudah terlihat rusak
dan nggak layak dijual, akan dibuang.

Setelah itu, mereka menjual makanan dan minuman tersebut per
piece, bukannya per kilogram lagi. Dari penjualan inilah, mereka mampu mendapatkan
keuntungan besar.

Karena aksinya membahayakan masyarakat, ketiga tersangka terancam hukuman paling banyak 5 tahun penjara serta
denda sebesar Rp2 miliar. 

Mengingat produk makanan dan minuman kedaluwarsa ini sudah
ada di pasaran, kalau kamu menemukan produk yang memiliki aroma, rasa, atau
bentuk mencurigakan, sebaiknya jangan dikonsumsi ya, Millens. Daripada nantinya jatuh sakit. (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kamu
yang sering membeli makanan dan minuman kemasan kini harus benar-benar cermat, Millens. Soalnya, di pasaran ada
orang-orang yang memanfaatkan sikap kurang teliti kita ini, lo. Mereka menjual kembali bahan makanan yang sudah nggak layak konsumsi.

Dari tindakan curang tersebut, sebanyak tiga orang ditangkap di Batang, Jawa Tengah. Menurut keterangan polisi, tiga tersangka yaitu AS (39) dan
TS (34) dari Banyumas, Jawa Tengah serta MS (39) dari Sidoarjo, Jawa Timur
ditangkap setelah warga melaporkan aktivitas mencurigakan di rumah yang mereka
kontrak di Desa Kebumen, Kecamatan Tersono, Batang.

Tiga orang di Batang ditangkap karena mengubah tanggal expired produk makanan dan minuman kedaluwarsa untuk dijual kembali. Setiap membeli makanan atau minuman kemasan, cek dulu kondisinya, ya!

Waspada! Makanan dan Minuman Kedaluwarsa Beredar di Pasaran

Ketidakpastian adalah bagian alami dari kehidupan, dan belajar untuk menerima kenyataan ini adalah langkah penting menuju kesejahteraan mental dan emosional yang lebih besar.

Alam semesta ini sangat rumit, dan banyak faktor yang berperan dalam setiap kejadian atau situasi. Seringkali, kita hanya memiliki kendali atas sebagian kecil dari faktor-faktor ini. 

Usaha terbaik kita untuk merencanakan dan mengendalikan sesuatu nghak selalu dapat memprediksi hasil yang akhirnya akan terjadi.

Salah satu hal yang dapat kamu kendalikan adalah reaksimu terhadap ketidakpastian. Kamu memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan perasaan kamu terhadap situasi yang nggak dapat kamu kendalikan. 

Dengan melatih keterampilan ini, kamu dapat mengurangi stres dan kecemasan yang mungkin timbul ketika menghadapi ketidakpastian.

Meskipun ngga semua hal dapat dikendalikan, bukan berarti kamu harus menjadi pasif dalam hidupmu. Kamu masih memiliki kemampuan untuk membuat keputusan, merencanakan, dan bertindak. 

Keseimbangan antara menerima ketidakpastian dan berusaha untuk mencapai tujuan adalah kunci. Cobalah untuk merencanakan dengan bijak, tetapi juga siap untuk beradaptasi ketika hal-hal nggak berjalan sesuai rencana.

Ketidakpastian seringkali menjadi guru terbaik. Saat kamu menghadapi situasi yang nggak dapat kamu kendalikan, cobalah untuk melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh. Apa yang dapat kamu pelajari dari pengalaman ini? Bagaimana kamu dapat menjadi lebih kuat atau lebih bijaksana sebagai hasilnya?

Ketidakpastian juga dapat menciptakan ruang untuk kreativitas dan inovasi. Saat kamu menghadapi tantangan yang nggak terduga, kamu mungkin menemukan solusi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. 

Oleh karena itu, jangan takut untuk menjelajahi ketidakpastian dengan pikiran yang terbuka.

6. Menemukan Ketenangan dalam Ketidakpastian

Akhirnya, belajar menerima ketidakpastian juga berarti menemukan ketenangan dalam dirimu sendiri. Ini melibatkan praktik mindfulness, meditasi, atau cara lain untuk menciptakan ruang bagi ketenangan dalam pikiranmu. Dengan demikian, kamu dapat menjalani hidup dengan lebih damai, meskipun nggak semua hal bisa kamu kendalikan.

Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, belajar untuk menerima kenyataan bahwa nggak semua hal bisa dikendalikan adalah langkah yang bijak. 

Ini memungkinkan kamu untuk menjalani hidup dengan lebih bijaksana, lebih tenang, dan lebih siap menghadapi apa pun yang datang. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Kamu mungkin kerap dapat pujian sebagai perencana ulung. Nggak pernah meleset ketika menyusun kegiatan atau rencana. Kamu seperti punya kekuatan magis untuk mengendalikan keadaan.

Memang dalam hidup ini, seringkali kita memiliki dorongan untuk mengendalikan segala sesuatu di sekitar kita. 

Namun, sebuah pelajaran penting yang perlu dipahami adalah bahwa nggak semua hal bisa dikendalikan. 

Dalam hidup, kamu perlu&nbsp; memahami bahwa nggak semua hal bisa dikendalikan.

Nggak Semua Hal Bisa Dikendalikan, Mari Belajar Menerima Ketidakpastian

Selain itu, komite yang bertugas menyeleksi film Tanah Air pada ajang Piala Oscar untuk kategori International Feature Film tersebut juga beranggotakan&nbsp;Sha Ine Febriyanti, Ilham Bintang Alim Studio, Cesa David, Nur Hidayat, dan Ratna Riantirno.

Untuk ajang mendatang, komite itu menyeleksi setidaknya 100 film dalam negeri yang
diproduksi selama Desember 2022 hingga Oktober 2023. Hasilnya, Autobiography&nbsp;didaku sebagai
yang terbaik dan paling layak mewakili Indonesia.

Film Autobiography
mendapatkan perhatian para sinefil di negeri ini setelah mendapatkan apresiasi positif kala ditayangkan di Festival
Film Venesia 2022 (Italia) dan diganjar penghargaan FIPRESCI Prize (Orizzonti
and Parallel Section). Selanjutnya, berbagai penghargaan pun menghampiri mereka.

Film yang dibintangi Kevin Ardilova itu memenangi
International Feature Award (Best Feature) pada Festival Film Adelaide
(Australia) 2022, Grand Prize (Best Film) di Tokyo Filmex 2022 (Jepang), Best
Screenplay dalam Asia Pacific Screen Awards 2022 (Australia), dan NETPAC Award (Best
Asian Film) pada Golden Horse Film Festival and Awards 2022 (Taiwan).

Untuk Indonesia, gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada 29 November 2022 menjadi penayangan perdana Autobiography&nbsp;sebelum akhirnya resmi diputar di bioskop Tanah Air pada&nbsp;19 Januari lalu. Sejak saat itulah film yang mengambil lokasi syuting di Bojonegoro, Jawa Timur ini menjadi buah bibir di Indonesia.

Nggak hanya dari segi cerita, film yang juga dibitangi oleh Arswendy Bening Swara, Yusuf Mahardika, dan Lukman Sardi itu juga "menyenangkan" untuk ditonton berkat pengambilan gambar yang ciamik, latar tempat yang dramatis, pendalaman karakter yang kuat, dan banyak lainnya.

Menilik begitu kuatnya&nbsp;Autobiography, banyak orang nggak menyangka film tersebut menjadi debut Makbul Mubarak dalam penyutradaraan film panjang. Namun, hampir seluruh kritikus film sepakat, lelaki 33 tahun itu berhasil mengemas isu yang&nbsp;relate banget sama sejarah bangsa ini menjadi begitu sarat makna.

Film&nbsp;Autobiography&nbsp;menceritakan Rakib (Kevin Ardilova), penjaga rumah seorang pensiunan pejabat militer bernama Purna (Arswendy Bening Swara). Purna yang berniat mencalonkan diri
sebagai bupati di kampung halamannya pun pulang, lalu meminta Rakib menemaninya berkampanye.

Menonton film ini, kamu bakal merasakan ketegangan yang mengingatkan banyak orang pada masa Orde Baru. Itulah yang menarik. Di Rotten Tomatoes, film ini meraih rating 89 persen. Sementara, IMDb mengganjar film ini 7,4/10.

Pans Kotzathanasis dari&nbsp;Asian Movie Pulse&nbsp;bahkan menyebutkan bahwa Autobiography adalah
debut hebat dari Mubarak. Pengambilan gambarnya pun bagus dan kaya. "Salah satu yang terbaik tahun ini!” tulisnya.

Melihat berbagai apresiasi yang diberikan untuk Autobiography, semoga film ini bisa melaju cukup jauh pada ajang perfilman tertinggi dunia yang juga acap disebut sebagai Academy Awards tersebut, ya, Millens? (Arie Widodo/E03)

Inibaru.id – Komite
Seleksi (Komsel) Oscar Indonesia memutuskan untuk menunjuk Autobiography sebagai wakil Indonesia di Oscar 2024. Keputusan tersebut dianggap tepat karena film besutan Makbul Mubarak itu sejauh ini telah menyabet berbagai penghargaan dan kritik positif.

Oya, Komsel Oscar Indonesia dibentuk oleh Persatuan Film Indonesia (PFI).&nbsp;Anggota komisi yang diawasi langsung oleh Academy Awards ini berisikan para legenda di dunia perfilman seperti&nbsp;Slamet Rahardjo, Garin Nugroho, dan Deddy Mizwar.

Setelah menyeleksi sekitar seratus film, Komite Seleksi Oscar Indonesia akhirnya memutuskan bahwa film 'Autobiography' jadi wakil Indonesia di Oscar 2024. Apa yang membuat film besutan Makbul Mubarak ini dipilih?

Film 'Autobiography' Jadi Wakil Indonesia di Oscar 2024

“Dulu, Kampung Polowijan memang jadi tempatnya pada Abdi
Dalem Polowijan yang punya tubuh kerdil, albino, bongkok, pincang, atau
memiliki keistimewaan fisik lainnya,” ungkap Lurah Patehan Gunawan sebagaimana
dikutip dari Detik, Rabu (6/9/2023).

Peran utama Abdi Dalem Polowijan adalah untuk selalu hadir
dan mendampingi Sultan saat ada momen-momen istimewa seperti acara penobatan raja
(jumeneng) atau grebeg. Para abdi dalem ini akan berjalan di
belakang putra mahkota saat grebeg. Selain itu, mereka juga punya peran lain
yaitu sebagai penasehat, penghibur, atau pelawak keraton.

Ciri khas dari abdi dalem yang dikenal dengan sebutan lain
Cebolan Abdi Dalem adalah busananya berupa kain merah dengan motif bunga serta
sabuk besar, bertelanjang dada, nggak memakai penutup kepala, dan mengenakan
hiasan rambut yang terbuat dari bunga atau bulu.

Keberadaan mereka seringkali dikaitkan dengan para Punakawan
alias Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong yang memang digambarkan punya bentuk
fisik yang nggak biasa. Meski begitu, apa yang dikatakan para Punakawan itu
selalu didengar oleh Sultan dalam mengambil keputusn-keputusan penting.

Meski memiliki peran yang cukup penting dalam tradisi keraton, nyatanya status Abdi
Dalem Polowijan dilebur menjadi Abdi Dalem Punakawan yang berarti para abdi dalem dari
masyarakat umum dan Abdi Dalem Keprajan yang berstatus anggota TNI, Polri, atau
PNS. Perubahan ini terjadi saat Sri Sultan Hamengku Buwono IX memerintah
(1940-1988).

Nggak hanya keberadaan status Abdi Dalem Polowijan yang kini
sudah hilang, Kampung Polowijan yang dulu menjadi bukti bahwa Sultan memberikan
kesempatan bagi para penyandang disabilitas untuk bisa mengabdi kepada kerajaan
juga mengalami perubahan.

Di sana, kamu nggak
akan lagi mudah menemukan penyandang disabilitas. Banyak yang tinggal di sana
kini adalah warga biasa. Bahkan, kini kampung tersebut berubah menjadi pasar
dan dipenuhi tempat makan.

“Polowijan statusnya sudah nggak lagi kampung. Bahkan rumah
milik warga asli Polowijan kini disewakan menjadi kios atau tempat usaha lain ke orang
dari kampung lain,” ungkap Gunawan.

Meski begitu, keberadaan Kampung Polowijan membuktikan bahwa
penyandang disabilitas jika diperhatikan dan diberi kesempatan, juga bisa
berdaya dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Para
abdi dalem Keraton Yogyakarta biasanya tinggal di kampung-kampung yang nggak jauh dari bangunan keraton. Nah, nama-nama kampung
tersebut biasanya disesuaikan dengan keunikan atau keahlian yang dimiliki para
abdi dalem. Salah satunya adalah Kampung Polowijan, tempat di mana para abdi
dalem penyandang disabilitas tinggal.

Lokasi Kampung Polowijan bisa kamu temui di Kelurahan
Kadipaten, Kecamatan Keraton. Jaraknya hanya sekitar 800 meter di sisi barat
daya dari bangunan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sebelum berubah jadi kampung biasa yang dipenuhi banyak tempat makan, Kampung Polowijan dulu dikenal sebagai tempat tinggal para abdi dalem penyandang disabilitas. Seperti apa ya kisah dari kampung ini?

Kampung Polowijan, Dulu Jadi Tempat Tinggal Abdi Dalem Penyandang Disabilitas

Untuk menanggulangi pelamar yang curang, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) bakal menindak tegas Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tertangkap curang. Terutama, ketika mereka kedapatan curang saat mengikuti tes CASN.

CPNS yang curang ketika tes bakal diblokir. Begitu keterangan dari Asisten Deputi Perancangan Jabatan, Perencanaan dan Pengadaan SDM Aparatur, Aba Subagja.

"Terkait sanksi bagi yang curang saat seleksi akan dikunci Nomor Induk Pegawainya di BKN. Sehingga kapan pun melamar sudah tidak bisa jadi ASN," kata Aba dalam Konferensi Pers Kesiapan Infrastruktur Teknologi Informasi Seleksi CASN di YouTube BKN, Kamis (14/9).

Lebih lanjut, Aba mengingatkan CASN nggak curang, sebab sanksi ini berlaku selamanya alias seumur hidup. 

"Saat itu NIP itu dikunci itu sama sekali tidak bisa melamar lagi," tegas dia.

Yang mengejutkan, sudah ada 370 orang yang sudah di-blacklist sehingga nggak bisa lagi mendaftar CASN selamanya. Mereka ketahuan berbuat curang saat seleksi CPNS.

"Tapi kalau ada permintaan blokir dibuka, BKN akan menunggu keputusan menteri PANRB," beber Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian BKN, Suharmen.

Nah lo, jangan sampai menggapai pekerjaan impian dengan cara curang ya!&nbsp;(Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id - Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) barangkali menjadi impian sebagian orang. Gaji besar, fasilitas keren, dan embel-embel sebagai abdi negara adalah beberapa daya tarik menjadi PNS.

Sayangnya untuk lolos menjadi PNS nggak mudah. Kamu harus bisa melewati serangkaian seleksi. Nggak jarang ada oknum yang menghalalkan segala cara demi bisa lolos seleksi.

Jika sudah di-blacklist, kamu nggak bisa mendaftar CPNS selamanya.

Curang saat Tes, CPNS Bisa Kena Blacklist Permanen

Hal
ini tentu mengundang rasa prihatin banyak pihak karena bisa jadi Bong-Bong Cino
tersebut sudah berusia ratusan tahun.

Bahkan, menurut keterangan anggota Yayasan Lasem Heritage
Suwargi, ada lo nisan makam Tionghoa kuno yang dipakai sebagai papan pencuci pakaian warga.
Ada-ada saja, ya?

“Oleh karena itulah, kami dari komunitas pelestarian Lasem
dan bagian dari Pemerintah Kabupaten Rembang pengin menyelamatkan nisan-nisan
tersebut,” cerita laki-laki yang lebih sering disapa Agik sebagaimana dilansir
dari Republika, Kamis (27/7/2023).

Mengapa nisan-nisan Tionghoa kuno ini sampai perlu diurus
sih? Kalau menurut Agik, mereka memang sengaja mengumpulkan nisan-nisan nggak
bertuan tersebut karena memiliki nilai sejarah tinggi. Nisan-nisan itu nantinya
bisa dijadikan objek penelitian, khususnya di bidang arkeologi, sejarah, ataupun
sinology tentang kehidupan orang Tionghoa di Lasem. Mirip-mirip seperti
menemukan prasasti yang bisa menguak sejarah sebuah candi atau kerajaan
tertentu, gitu.

Satu hal yang pasti, mereka nggak akan mengambil nisan yang
memang masih berdiri sebagaimana fungsinya di atas makam seseorang. Intinya
sih, tindakan mereka nggak melanggar aturan apapun karena sudah sesuai UU Nomor
11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, tepatnya pada Pasal 56 tentang
Perlindungan, Pasal 57-60 tentang Penyelamatan, dan Pasal 61 sampai 71 tentang
Pengamanan BDCB. Oleh karena itulah, tindakan mereka juga mendapatkan dukungan
dari penegak hukum.

“Iya, kegiatan komunitas pelestari ini memang mendapatkan
dukungan dari Kapolsek (Lasem) dan Danramil Lasem,” terangnya.

Sejauh ini, tindakan penyelamatan nisan-nisan Tionghoa kuno
yang nggak berada atau difungsikan sebagaimana mestinya dilakukan di Desa
Jolotundo, Pohlandak, serta Sumbergirang. Dari nisan-nisan tersebut, ditemukan
dua buah nisan yang dianggap cukup penting seperti milik Letnan Lin Rong Qing
dengan tahun 1865 dan Kapitan Lin Zun Ming dengan tahun 1882. Ada juga nisan
yang berangka 1762 yang ditemukan di Desa Karangturi.

Aksi penyelamatan nisan-nisan Tionghoa kuno di Lasem ini
keren ya, Millens. Semoga saja banyak
benda bersejarah penting yang bisa mereka selamatkan. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Meski
di hampir semua kota di Indonesia terdapat kawasan Pecinan, bisa dikatakan, Pecinan yang ada di Lasem, Rembang, Jawa Tengah istimewa. Oleh karena
itulah, di sana banyak pemerhati Benda Diduga Cagar Budaya (BDCB) yang pengin
menyelamatkan benda-benda khas Tionghoa yang dianggap bersejarah dan berharga. Salah satu
dari jenis benda yang dimaksud adalah nisan-nisan makam Tionghoa kuno yang
terbengkalai.

Asal kamu tahu saja, beda dengan kebanyakan makam orang
Indonesia yang terpusat di satu tempat, makam orang Tionghoa kuno yang bagi
warga Lasem dikenal sebagai Bong Cino bisa terlantar di tanah kosong, terpendam
rumah warga, tertutup saluran drainase, atau dijadikan pondasi jembatan.

Di Lasem, Rembang, banyak pemerhati budaya yang menyelamatkan nisan-nisan makam Tionghoa kuno. Nisan-nisan tersebut nantinya diapakan, ya?

Aksi Penyelamatan Nisan Makam Tionghoa Kuno di Lasem, Rembang, Buat Apa?

Belasan tahun kemudian, teror serupa kembali muncul di Dukuh
Kranggan, Desa Sumbergirang, serta Dukuh Demungan yang ada di Desa Jolotundo, Lasem.
Sejumlah warga mengaku sudah beberapa kali melihat penampakan pocong.

"Kalau saya dan warga lain melihatnya pada Selasa malam
(4/7/2023). Sekitar pukul 24.00 WIB. Pocongnya di dekat pohon jeruk itu lalu
dikejar anak saya. Dia lompat di sekitar pohon pisang lalu hilang. Tetangga&nbsp; juga ada yang melihatnya empat hari lalu,” cerita warga setempat Widodo
sebagaimana dilansir dari Detik,
Senin (10/7).

Meski sejumlah warga yakin jika hantu pocong itu sebenarnya
hanyalah ulah orang yang iseng dan pengin menakut-nakuti warga setempat. Ada
juga yang meyakini hal ini mirip sebagaimana kasus teror hantu cekik di
Semarang, yaitu adanya orang yang pengin mencari pesugihan.

“Warga resah dan jaga-jaga. Soalnya sudah empat malam
(terornya berlangsung). Apalagi ada mitos kalau yang cari pesugihan dengan cara
ini kan bakal bertambah hartanya setiap kali ada yang kaget atau takut,” cerita
warga lain Teguh Mardiono.

Selain itu, di Dukuh Kranggan Desa Sumbergirang, seorang
warga bernama Tarmini mengaku diketuk rumahnya pada tengah malam.

“Ya saya takut karena belakangan ini kan ada kabar pocong itu.
Ada yang mengetuk pintu rumah saya pas pukul 24.00 malam. Cuma sekali, tapi
sangat jelas itu pintu rumah saya,” terang Tarmini.

Melihat keresahan warga dengan teror pocong dan ketukan
pintu misterius ini, aparat kepolisian setempat langsung bergerak. Mereka melakukan patroli di lokasi-lokasi tempat teror tersebut terjadi saat malam hari.

“Saya sudah dapat kabar dari 6 Juli dan langsung turun ke
lapangan untuk melakukan patroli,” ucap Kapolsek Lasem Arief Kristiawan.

Dia pun meminta warga untuk nggak panik. Soalnya, cukup sering pelaku
kejahatan mencari kesempatan mencuri atau melakukan aksi kriminal
lainnya memanfaatkan kasus-kasus seperti ini.

Hm, kira-kira teror pocong dan ketukan pintu misterius di Lasem,
Rembang ini bisa terkuak penyebabnya atau kemudian hanya hilang begitu saja
seperti yang sudah-sudah, ya, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Setelah
sekian lama sepi, kasus mistis kembali muncul di
Indonesia. Kali ini, yang bikin heboh adalah teror pocong dan ketukan pintu
misterius yang bikin resah warga Kecamatan Lasem, Rembang, Jawa
Tengah.

Sebelumnya, kasus teror mahluk misterius beberapa kali muncul di masa-masa
awal reformasi. Pada 1998 misalnya, warga Banyuwangi ketakutan dengan adanya ninja yang membantai banyak kiai dan guru ngaji. Sementara itu,
pada 2003 dan 2004, teror mahluk kolor ijo membuat gerah kaum hawa yang khawatir jadi korban pemerkosaan di Bekasi, Jawa Tengah.

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 2007, teror hantu cekik
muncul di sekitar Demak dan Kota Semarang. Masyarakat dihebohkan dengan
sejumlah korban yang dicekik mahluk tak kasat mata saat larut malam. Hal ini
sampai membuat banyak warga dari dua daerah tersebut takut untuk tidur.

Warga Lasem, Rembang, Jawa Tengah, dihebohkan dengan teror pocong dan ketukan pintu misterius. Pihak aparat kepolisian sampai melakukan patroli setelah mendengar masalah ini.

Teror Pocong dan Ketukan Pintu Misterius Resahkan Warga Lasem, Rembang

Prinsip ini sangat bertolak belakang dengan kedua anaknya,
Han Te Su dan Han Te Ngo. Mereka gemar berjudi sehingga membuat harta keluarga bangkrut nggak tersisa. Saat sang ayah menua, hidupnya pun dirundung kesusahan hingga ajalnya tiba.

Saking parahnya kebangkrutan keluarga tersebut, nggak ada lagi uang untuk menggelar upacara peristirahatan sang ayah. Kedua anaknya bahkan nggak mengurus jasad sang ayah sama sekali. Sampai beberapa hari, jasad sang ayah hanya dibungkus dengan kain ala kadarnya sebelum akhirnya dibawa ke liang lahat.

Awan hitam dan petir menyambar menyambut rombongan yang membawa jasad Han Wee Sing. Warga yang mengantar pun takut sehingga meninggalkan jasad tersebut di dekat pemakaman. Nggak lama, sebuah hal
yang misterius muncul.

Tanah tiba-tiba terbelah dan menelan jasad tersebut. Yang tersisa hanyalah gundukan tanah penanda jasad sang pria tua yang sudah terkubur dengan otomatis. Setelahnya, terdengar suara kutukan yang isinya adalah keturunan Han yang tinggal di Lasem bakal terus hidup dalam kemiskinan.

Bong&nbsp;berwarna putih tersebut sampai sekarang nggak punya 'tetangga'. Yap, makam tersebut sendirian sehingga membuat cerita kutukan tersebut seperti sangat nyata.

Kabarnya, keluarga dengan marga Han terus dilanda kesedihan semenjak kematiannya. Sang istri dan keempat anaknya kemudian terjerat dunia hitam. Ada juga versi lain yang menyebut keturunan Han berbondong-bondong keluar dari Lasem demi menghindari kutukan tersebut.

Nggak nyangka ya, Millens, ada cerita kutukan yang cukup mengerikan dari sebuah nisan berwarna putih di Lasem. (Nat/IB31/E07)

Inibaru.id – Meski status Lasem hanyalah salah satu kecamatan di Kabupaten Rembang, nyatanya wilayah ini cukup populer dengan sejarah dan akulturasi budaya yang sangat kental. Selain itu, di tempat ini juga ada cerita kutukan yang cukup seram, lo.

Cerita kutukan ini berasal dari sebuah batu nisan atau&nbsp;bong bercat putih di
Desa Babagan. Makam ini milik Han Wee
Sing, seorang saudagar kaya yang memiliki keturunan dua anak laki-laki. Selama hidupnya,
Han menerapkan azas konfusianisme, hidup hemat, bekerja keras, dan sama sekali
nggak berjudi.

Lasem nggak hanya terkenal dengan batik atau budaya Tionghoa yang masih cukup kuat. Di sana, ada sebuah nisan yang konon punya kutukan. Seperti apa ya cerita kutukan tersebut?

Bong Bercat Putih, Tanda Kutukan bagi Keturunan Han Wee Sing di Lasem

Batik tiga negeri adalah
batik yang mengalami pencelupan warna hingga tiga kali dan dilakukan di tiga kota berbeda.
Tiga warna dalam batik tersebut adalah merah, biru, dan cokelat. 

Warna merah dalam batik tiga negeri
dipengaruhi oleh kultur masyarakat Tionghoa yang sering menggunakan simbol dan warna tersebut dalam acara penting atau ritual keagamaan. Maknanya adalah kebahagiaan. Sementara itu, warna biru dipengaruhi oleh budaya orang Belanda yang berasal dari Benua Biru. Warna terakhir, cokelat, identik dengan budaya Jawa.

Saking istimewanya batik ini, konon, detail bahan dan pewarna alami yang ada dalam batik tiga negeri sangat dirahasiakan oleh masyarakat Tionghoa. Keluarga yang mewarisi rahasia ini bahkan sampai diminta untuk bersumpah agar nggak membocorkannya. Untungnya, kini banyak pewarna sintetis yang bisa dipakai perajin batik di Lasem sehingga mereka bisa membuatnya tanpa harus mencari bocoran pewarna khas tersebut.

Dari sekian banyak rumah batik yang masih memproduksi batik tiga negeri, ada satu yang istimewa, yaitu, Rumah Batik Nyak Kiok. Tempat ini sudah eksis sejak awal abad ke-20, lo. 

Sayangnya, kini hanya ada tujuh pembatik di sana. Padahal, pada masa jayanya, Rumah Batik Nyak Kiok pernah mempekerjakan 70-an orang pembatik.

Kini, yang mengelola rumah batik ini adalah salah satu anak dari Nyah Kiok. Meski pegawainya sedikit, mereka masih konsisten memproduksi batik motif sisik atau gunung ringgit yang sering dianggap sebagai motif khas Tionghoa. Selain itu, ada juga motif bambu yang melambangkan kehijauan abadi dan kekuatan.

Sayangnya, sebagaimana rumah batik lainnya di Lasem, batik tiga negeri sudah semakin jarang dipesan di Rumah Batik Nyah Kiok. Soalnya, biaya pembuatannya cukup mahal dan proses pengerjaannya cukup lama. Hal ini membuat nggak semua kalangan bisa memesannya.

Semoga saja batik tiga negeri khas Lasem, Rembang bakal terus eksis hingga anak cucu nanti, ya ,Millens! (Nat, Kom, Ind/IB31/E07)

Inibaru.id – Siapa sih yang nggak
kenal dengan kain batik? Kain khas nusantara yang sejak 2009 lalu diakui
UNESCO sebagai warisan budaya non-bendawi ini kaya akan pelbagai motif dan warna. Banyak daerah yang bahkan memiliki ciri khas batiknya sendiri, lo.

Salah satu daerah di Jawa Tengah yang terkenal sebagai daerah penghasil batik selain Solo dan Pekalongan adalah
Lasem, Rembang. Di Lasem, perkembangan batik sudah ada sejak pertengahan abad ke-19. Nah, perkembangan batik di kecamatan yang ada di Pantura ini nggak lepas dari kisah batik tiga negeri.

Batik nggak hanya populer di Pekalongan atau Solo. Di Kecamatan Lasem, Rembang, Jawa Tengah, batik juga dianggap spesial. Di sana, ada batik khas yang dikenal dengan sebutan batik tiga negeri. Seperti apa ya kisah batik ini?

Sisa-Sisa Batik Tiga Negeri di Rumah Nyah Kiok
Lasem

Inibaru.id &ndash; Daerah yang telah menjadi saksi peradaban manusia sejak jutaan tahun lalu ini menyimpan&nbsp;berjuta misteri dan potensi wisata sejarah yang siap digali. Setidaknya, terdapat 241 rumah kuno di kawasan Pecinan Lasem.
Bukan hanya itu yang bikin kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, ini, istimewa. Ada banyak bangunan megah serta destinasi wisata yang harus kamu kunjungi. Simak ulasannya ya!
<ol>
<li>Klenteng Cu An Kiong</li>
</ol>
<img src="/nuploads/45/tripadvisor.jpg" alt="" width="684" height="326" />
<code>Klenteng Cu An Kiong yang bersejarah. (TripAdvisor)</code>
Klenteng yang dibangun pada abad ke-16 ini diyakini sebagai klenteng tertua yang ada di Tanah Jawa, Millens. Gerbang dengan ornamen naga akan siap menyambut kamu dari halaman kelenteng.
Di sana, aroma&nbsp;hio yang khas menyeruak seisi ruangan. Beberapa patung dewa disimpan di altar, sedangkan di depannya&nbsp;terdapat sesaji persembahan berupa aneka buah-buahan.
Klenteng yang berada di Jalan Dasun, Desa Soditan, itu memiliki dua patung tokoh dewa dan dua patung singa berwarna emas, yang seakan menjadi penjaga pintu masuk klenteng. Interiornya memang sangat unik dan dindingnya&nbsp;dipenuhi rangkaian lukisan tentang dewa-dewi. Menarik!
<ol start="2">
<li>Omah Lawang Ombo</li>
</ol>
<img src="/nuploads/45/idsejarahnet.jpg" alt="" width="664" height="348" />
<code>Omah Lawang Ombo. (IDsejarah)</code>
Kamu bisa merasakan aura mistis begitu memasuki rumah kuno ini. Rumah bergaya Tiongkok itu adalah&nbsp;salah satu bekas gudang candu pada masa abad ke-18. Rumah peninggalan saudagar Tionghoa bernama Liem Kok Sing tersebut dibangun pada 1860.
Opium atau candu adalah komoditas yang&nbsp;sangat berharga, kendati terlarang. Maka, perdagangan candu pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi kala itu.
Demi menjadikannya cagar budaya, Pemprov Jateng sempat berencana membeli Omah Lawang Ombo. Namun, ahli waris rumah menolaknya.
Hingga kini, bangunan tersebut memang nggak bisa dimasuki sembarang orang. Jadi, untuk berkunjung ke sana, kamu harus mendapat izin dari pengelolanya terlebih dahulu.
<ol start="3">
<li>Klenteng Gie Yong Bio</li>
</ol>
<img src="/nuploads/45/ceritakain%20com.jpg" alt="" width="681" height="460" />
<code>Klenteng Gie Yong Bio. (Ceritakain.com)</code>
Tempat ini akan jadi wisata yang menyenangkan karena kamu bisa menyaksikan keberagaman yang harmonis di sini. Yap, konon Klenteng Gie Yong Bio dibangun untuk menghormati Raden Panji Margono, seorang tokoh pribumi dan beragama Islam di Lasem yang melawan penjajah Belanda.
Bahkan, di kelenteng ini ada altar khusus untuk Raden Panji Margono yang&nbsp;diletakkan di ruangan khusus. Besarnya pun sama dengan altar kongco yang lain. Nggak jarang&nbsp;mereka yang bersembahyang di kelenteng ini juga menghampiri pula altar Raden Panji&nbsp;Margono.
<ol start="4">
<li>Pantai Caruban</li>
</ol>
<img src="https://lelungan.net/images/kab-rembang/pantai-caruban-lasem-kab-rembang/caruban-beach-juli-2016-youtube-pantai-lasem-kab-rembang.jpg" alt="" />
<code>Pantai Caruban. (Lelungan)</code>
Pantai Caruban berada nggak begitu jauh dari Terminal Lasem. Kamu bisa ke sana&nbsp;dengan naik delman atau ojek dengan menyusuri jalan sempit di antara tambak garam dan&nbsp;bandeng.
Pantai ini menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Majapahit pada masanya, karena&nbsp;konon disinilah salah satu lokasi pangkalan armada maritim Majapahit kala itu, bahkan nggak&nbsp;jarang masih ditemukan pecahan-pecahan gerabah di sekitar pantai.
Biar nggak menyesal, segera atur waktumu untuk datang ke Lasem, ya! (IB06/E03)

Pernahkah kamu mendengar Tiongkok Kecil di Jawa Tengah bernama Lasem? Bangunan kuno dengan arsitektur zaman kolonial terserak di antara pemukiman warga nan ramah di salah satu kecamatan di Kabupaten Rembang itu.

Klenteng Cu An Kiong dan 3 Spot Wisata Menarik di Lasem yang Harus Kamu Coba!

Inibaru.id &ndash; Tiongkok kecil di pesisir utara Jawa Tengah, begitulah wilayah ini biasa disebut. Lasem namanya. Kawasan pecinan dengan 241 rumah kunonya menjadi salah satu daya tarik di kecamatan di Kabupaten Rembang ini.
Dikenal memiliki sejarah panjang dalam menjaga serta mengelola keragaman budaya dan etnis, Lasem juga sempat berjaya dalam perdagangan candu pada zamannya. Warga desanya selalu tampak ramah, kuliner khasnya juga termasyhur karena kelezatannya.
Waktu Berkunjung
<img src="/nuploads/45/Kompas%20Garry.JPG" alt="" width="664" height="332" />
<code>Salah satu sudut Lasem yang menawan. (Kompas.com/Garry Andrew Lotulung)</code>
Hampir nggak ada waktu khusus untuk berkunjung ke Lasem. Jadi, kamu bisa berkunjung kapan saja, selama ada waktu luang. Namun, kalau mau dapat momen khusus, mungkin kamu bisa menyambangi Lasem waktu perayaan Imlek atau Cap Go Meh.
Dikutip dari Kompas (30/5/2017), kamu juga bisa menikmati saat matahari terbenam paling bagus di Lasem selama Mei-Juni. Sementara, jika ingin menyaksikan pepohonan yang meranggas dan tampak eksotik, berkunjunglah selama September-Oktober.
Objek Wisata
<img src="https://media.travelingyuk.com/wp-content/uploads/2019/01/Klenteng-Cu-An-Kiong-Klenteng-Tertua-di-Rembang-via-Instagram-1024x768.jpg" alt="" />
<code>Klenteng Cu Ang Kiong. (Instagram/aryaniyani21)</code>
Untuk berwisata, kamu bisa mengunjungi beberapa tempat di Lasem, misalnya Desa Karangturi. Di sana, wisatawan bisa melihat berbagai bangunan bergaya India-Tiongkok. Bangunan tersebut terlihat dari arsitektur atap berbentuk ekor walet dan tiang-tiang penyangga bangunan besar.
Oya, kamu juga bisa menikmati Tiongkok Kecil dengan tur ke Klenteng Cu Ang Kiong, Po An Bio, atau Gie Yong Bio. Berkunjung ke klenteng-klenteng di Lasem, kamu bisa menyaksikan arsitektur bangunan yang unik. Salah satunya adalah dinding-dinding klenteng yang memiliki gambar kisah komik.
Penyuka pantai? Mampirlah ke Pantai Caruban. Terus, buat kamu yang penasaran dengan proses produksi gara, kamu bisa ke Desa Dasun.
Kuliner di Lasem
<img src="/nuploads/45/komp%20wajyu%20adity%20prodjo.JPG" alt="" width="682" height="341" />
<code>Lontong Tuyuhan. (Kompas/Wahyu Adityo Prodjo)</code>
Piknik tanpa mencicipi kuliner khasnya sepertinya mustahil. Sekurangnya ada dua menu kuliner yang wajib kamu cicipi, yakni Lontong Tuyuhan dan Sirup Kawista.
Lontong Tuyuhan adalah kuliner berbahan utama ayam kampung yang dimasak laiknya opor dengan rasa yang gurih pedas. Tempat tersebut berada di Desa Tuyuhan, Jalan Raya Lasem-Pandan. Ada lebih dari lima penjual Lontong Tuyuhan di sentra kuliner Lontong Tuyuhan.
(Baca Juga: <a href="/kulinary/dari-sunan-bonang-lontong-tuyuhan-kini-jadi-makanan-khas-rembang" target="_blank">Dari Sunan Bonang, Lontong Tuyuhan Kini Jadi Makanan Khas Rembang</a>)
Sementara, sirup kawista adalah minuman yang berasal dari kawista, buah yang masih masuk dalam keluarga jeruk-jerukan, yang konon hanya bisa tumbuh subur di Rembang. Setelah dibuat minuman, rasa kawista seperti cola.
Menarik banget kan, Millens? Jika datang ke Lasem, jangan lupa bawa pulang batiknya yang sudah mendunia untuk dikenang suatu saat nanti ya! (IB06/E03)

Lasem, daerah kecil di Kabupaten Rembang yang sempat berjaya dalam era perdagangan candu di Pulau Jawa pada abad ke-19. Hm, seberapa menarik wilayah yang dipenuhi ratusan rumah kuno ini?