Inibaru.id – Didirikan pada abad ke-14, Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa. Sayangnya, usia kerajaan ini nggak begitu lama. Setelah raja ketiga Sultan Trenggono meninggal pada 1546, terjadi perebutan kekuasaan di antara keturunannya. Sejak saat itulah, kedigdayaan Kerajaan Demak semakin memudar.
Seharusnya, penerus tahta Sultan Trenggono diberikan kepada Sunan Prawoto. Tapi, hal ini ditentang oleh sepupunya sendiri, Arya Panangsang. Arya menganggap dirinya lebih cocok sebagai pemangku kebijakan utama Kerajaan Demak.
Saking berambisinya menguasai Kerajaan Demak, pada 1547 Arya Panangsang menyingkirkan Sunan Prawoto dengan cara kotor. Karena dia naik tahta dengan menyebabkan kekacauan, keberadaannya pun mendapatkan penolakan dari rakyat Demak pada masa itu.
Pusat Kerajaan Dipindah ke Pajang
Kekacauan di Kerajaan Demak memuncak setelah Arya Panangsang dibunuh. Tahta pun berpindah ke tangan Jaka Tingkir. Dia adalah kepala prajurit Kerajaan Demak yang diangkat sebagai adipati Pajang, sebuah wilayah yang kini ada di dekat Sukoharjo, Jawa Tengah. Dia dianggap berhak menjadi raja karena menikahi Ratu Mas Cempaka, putri dari Sultan Trenggono.
Setelah naik tahta, Jaka Tingkir membuat keputusan untuk memindahkan pusat kerajaan Demak ke Pajang. Keputusan ini didasari oleh posisinya selama ini yang memerintah wilayah Pajang. Selain itu, dia juga nggak ingin terjadi lagi konflik perebutan kekuasaan jika pusat kerajaan tetap berada di Demak.
Perpindahan pusat kerajaan ini pun membuat nama kerajaan berubah. Jaka Tingkir kemudian mendapatkan gelar Sultan Hadiwijaya dan dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan Pajang pada 1568.
Menarik juga cerita sejarah tentang Kerajaan Demak dan Pajang, ini, Millens. (Kharisma Ghana Tawakal/E07)