BerandaTradisinesia
Jumat, 12 Mei 2022 19:11

Masjid Subulussalam dan Syiar Islam di Punggung Gunung Ungaran

Masjid Subulussalam yang terletak di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. (Urbanasia)

Masjid Subulussalam yang terletak di Ungaran Barat ini bukan masjid biasa. Usianya dipercaya lebih tua dari Masjid Agung Demak. Nggak jauh dari sini, terdapat Sendang Kalimah Toyyibah yang airnya terkenal berkhasiat.

Inibaru.id – Di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang terdapat satu masjid legendaris. Masjid tersebut merekam sejarah panjang penyebaran Islam yang ada di wilayah Ungaran. Sebelum Islam datang, masyarakat di sana menganut animisme.

Perjalanan spiritual masyarakat Nyatnyono ini nggak lepas dari syiar Islam yang dibawa Syekh Hasan Munadi. Diceritakan, dia bersama Raden Patah berguru pada Sunan Ampel di Jawa Timur. Sang guru kemudian mengutus keduanya untuk berdakwah di tengah Pulau Jawa.

Raden Patah memutuskan berhenti di Demak dan membangun sebuah pesantren. Sementara itu, Syekh Hasan Munadi memilih melanjutkan perjalanan hingga di lereng Gunung Ungaran. Di sana, dia mengamati kehidupan masyarakat yang masih berkeyakinan animisme.

Syekh Hasan Munadi kemudian bertapa di gunung untuk mencari jalan keluar. Sebagai pendakwah, dia ingin masyarakat memeluk Islam. Usahanya berhasil dan membuat orang-orang beriman kepada Allah SWT.

Asal Mula Nyatnyono

Makam Syekh Hasan Munadi berada di dalam mushola kecil dengan kubah di atasnya. (Hotelier)

Perlu kamu tahu, nama Desa Nyatnyono juga dibuat oleh Syekh Hasan Munadi secara nggak sengaja. Sesaat setelah bertapa, dia berkata “Nembe menyat wes ono”. Ucapan tersebut lantas disingkat menjadi Nyatnyono.

Dia juga mendapat petunjuk dari Sang Pencipta untuk mendirikan sebuah masjid sebagai tempat peribadatan. Kebetulan, saat itu Raden Patah juga hendak membangun Masjid Demak.

Raden Patah kemudian mengutus Sunan Kalijaga ke Nyatnyono untuk meminta restu Syekh Hasan Munadi. Dengan senang hati, restu diberikan. Syekh Hasan Munadi juga meminta agar satu soko (tiang) yang akan digunakan sebagai tiang Masjid Demak dikirimkan kepadanya.

Dia berencana menjadikannya tiang penyangga masjid yang tengah dibangunnya. Sunan Kalijaga pun segera meminta pasukan untuk mengirim satu tiang ke Desa Nyatnyono, Ungaran Barat. Tiang inilah yang nantinya menjadi penyangga Masjid Subulussalam Ungaran.

Tiang yang Dibelah Jadi Empat

Air Sendang Kalimah Toyyibah yang dipercaya mampu menyembuhkan beragam penyakit. (Hotelier)

Tiang atau saka kiriman dari Demak yang semula hanya satu sengaja dibelah menjadi empat bagian. Alasannya, Syekh Hasan Munadi khawatir jika hanya ada satu tiang di masjid itu, masyarakat bakal mengkultuskannya. Maklum, iman masyarakat masih belum "lurus" kala itu.

Konon, saat saka dibelah terjadi sebuah kejadian di luar nalar, yakni munculnya pelangi di atas masjid. Fenomena ajaib ini bahkan sempat membuat Belanda curiga.

Hingga kini masjid berkapasitas 3.000 jemaah ini masih memperhatikan empat saka berukuran 25 sentimeter tersebut. Saka di dalam Masjid Subulussalam ini dibalut dengan ukiran Majapahit dan satu molo (kubah) yang berbentuk seperti kendil.

Nggak jauh dari masjid, kamu bakal menemukan madrasah diniyah dan sendang yang konon memiliki banyak khasiat. Sendang tersebut diberi nama kalimah toyyibah.

Banyak orang percaya bahwa mata air yang nggak pernah kering ini dapat menyembuhkan penyakit dan mendatangkan kebaikan bagi peminumnya. Sampai sekarang kompleks makam Syekh Hasan Munadi yang terletak dekat dengan Masjid Subulussalam ini selalu ramai dikunjungi peziarah dari pelbagai tempat.

Peziarah bisa makin padat ketika malam Jumat atau weekend. Tertarik datang berziarah atau mencoba khasiat air sendang kalimah toyyibah nggak nih, Millens? (Kom,Sua,Heb/IB31/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: