BerandaTradisinesia
Senin, 26 Mei 2019 19:12

Lopisan, Tradisi Syawalan di Pekalongan

Lopisan dipotong untuk dibagikan. (Pekalongankota)

Tradisi Lopisan merupakan tradisi tahunan menyambut Syawalan di Pekalongan. Tradisi ini nggak hanya sekadar makan kue bersama, tapi juga memiliki makna yang mendalam. Tahukah kamu makna di balik tradisi ini?

Inibaru.id – Masyarakat Jawa Tengah memiliki banyak cara untuk merayakan Syawalan. Jika di Kabupaten Boyolali terdapat tradisi Bakdan Sapi, Pekalongan punya tradisi Lopisan. Ya, lewat tradisi ini, seluruh lapisan masyarakat Pekalongan berkumpul menjadi satu.

Konon, tradisi ini dipelopori oleh KH Abdullah Sirodj, seorang ulama dari Kelurahan Krapyak. Dalam tradisi ini, kue lopis dengan tinggi 2 meter dan diameter 1,5 meter kemudian dibagikan pada warga. Selain lopis, masyarakat Krapyak juga menyediakan makanan dan minuman.

https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/07/24/syawalan-2-55b1f23ba6afbd930502ac22.png?v=600&t=o?t=o&v=700

Anak-anak menunggu lopis dipersiapkan sebelum prosesi puncak digelar. (Kompasiana)

Bagi masyarakat Pekalongan, lopis memiliki filosofi tersendiri. Sifat lengket beras ketan yang digunakan sebagai bahan dasar makanan ini merupakan simbol dari persatuan bangsa Indonesia. Meski terdiri atas beragam suku, agama, serta kepercayaan, masyarakat Pekalongan mampu menjaga kerukunan. Hm, maknanya keren, kan?

Pengin ikut merasakan nikmatnya lopis ini? Catat waktunya ya! Tradisi ini digelar seminggu setelah Lebaran saban tahun. Yuk, datang ke Pekalongan dan ikut mengantre saat Lopisan digelar! Selain dapat makanan, siapa tahu bisa dapat pacar baru. Ha-ha. (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025

Memagari Kicau Merdu Burung Pleci di Pegunungan Muria

2 Jan 2025

Waktu Terbaik Mengunjungi Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

2 Jan 2025

MK Hapus Presidential Threshold, Apa Dampak bagi Demokrasi Indonesia?

3 Jan 2025

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?

3 Jan 2025

Kemalasan Nobita, Antitesis Masyarakat Jepang dengan Tradisi Tahun Baru

3 Jan 2025

Pastikan Resolusi Tahun Barumu Bebas FOMO!

3 Jan 2025

Seperti Apa Mekanisme Tilang dengan Sistem Poin di SIM yang Berlaku Mulai 2025?

3 Jan 2025