BerandaTradisinesia
Selasa, 26 Jun 2023 07:56

Kisah Jalur Pantai Selatan yang Dibangun oleh 'Daendels' Lain

Jalur Pantai Selatan (Pansela) atau Jalan Daendels di Kebumen. (Media Indonesia/Ramdani)

Jalur Pantai Selatan (Pansela), khususnya di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta sering dianggap sebagai Jalan Daendels. Tapi, penamaan ini ternyata nggak merujuk Daendels yang membuat jalur Pantura, lo.

Inibaru.id – Jika dibandingkan dengan Pantai Utara (Pantura), jalur Pantai Selatan (Pansela) memang kalah tenar. Padahal, jalur ini juga menyambung banyak kota dari ujung barat sampai ujung timur Pulau Jawa dan sering dipakai masyarakat saat arus mudik, arus balik, atau musim liburan.

Kalau menurut Kementerian PUPR, jalur Pansela itu cukup panjang, terbentang dari Banten sampai Jawa Timur. Panjangnya mencapai 1.405 kilometer. Yang menarik, jalan ini juga dikenal dengan nama lain, yaitu Jalan Daendels. Tapi, perlu kamu tahu, Daendels kali ini bukan Herman Willem Daendels, orang yang membangun jalur Pantura (pantai utara) dengan memaksa masyarakat pribumi kerja rodi.

Menurut keterangan Kompas (24/4/2022), jalur Pansela sudah eksis sejak abad ke-4. Tapi tentu saja bentuknya nggak sama dengan sekarang yang sudah beraspal. Saat zaman kerajaan tersebut, jalannya masih berupa tanah. Kala itu, jalan tersebut sering dipakai untuk pengiriman upeti bagi kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa.

Jalur ini juga sempat dipakai sebagai tempat mobilisasi pasukan Pangeran Diponegoro saat Perang Jawa (1825-1830). Nah, bisa dikatakan jalur Pansela modern yang kita kenal sekarang adalah hasil dari ide seorang asisten residen Ambal bernama Augustis Dirk Daendels.

Daendels yang satu ini jelas berbeda dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels yang membangun Jalan Anyer-Panarukan pada (1808-1811). FYI, pembangunan jalur Pansela baru dilakukan pada 1838 atau 27 tahun setelah Pantura selesai dibangun. Kala itu, jalur yang dibangun adalah Cilacap sampai Bantul dengan jarak 130 kilometer, Millens.

Jalur Pantai Selatan di Cianjur, Jawa Barat. (Media Indonesia/Antara/Adeng Bustomi)

Jalan ini sebenarnya punya nama resmi Belangrijke Wegen yang jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah 'jalan raya utama'. Tapi, karena yang memimpin proyeknya adalah AD Daendels, pada akhirnya masyarakat pada masa itu lebih mengenalnya sebagai Jalan Daendels. Menariknya, istilah Jalan Daendels ini masih cukup sering dipakai sampai sekarang untuk menyebut jalur antara Cilacap sampai Bantul itu, lo.

Setelah Indonesia merdeka, jalur Pansela pun terus dibangun. Nah, berikut adalah rincian dari wilayah yang dilalui jalan tersebut:

  1. Pansela di Provinsi Banten yang bisa ditemui di Serang, Pandeglang, dan Lebak;
  2. Pansela di Jawa Barat yang bisa ditelusuri sepanjang Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, dan Pangandaran;
  3. Pansela di Jawa Barat yang melalui Cilacap, Kebumen, dan Purworejo;
  4. Pansela di DIY yang melewati Kulonprogi, Bantul, dan Gunungkidul;
  5. Pansela di Jawa Timur yang bisa ditelusuri sepanjang Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kabupaten Malang, Lumajang, Jember, hingga ke Banyuwangi.

Nggak disangka ya, sejarah jalur Pansela ternyata juga cukup panjang sebagaimana sejarah Pantura. Kalau kamu lebih sering melewati jalur Pansela atau Pantura nih, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: