BerandaTradisinesia
Minggu, 31 Agu 2019 09:47

Kirab Kebo Bule Jadi Ritual Rutin Keraton Surakarta Jelang Malam Satu Sura

Kirab Kebo Bule. (Twitter)

Bukan manusia, tapi kerbau yang dikirab di Surakarta. Kerbau bukan sembarang kerbau, lantaran harus keturunan Kiai Slamet. Hm, seberapa unik ya?

Inibaru.id – Menjelang Malam 1 Sura, beberapa wilayah di Jawa Tengah biasanya bakal menggelar ritual tertentu. Salah satu wilayah yang menggelar ritual unik adalah Kota Solo.

Untuk menyambut Malam 1 Sura, Kota Solo biasanya menggelar Kirab Kebo Bule di Keraton Kasunan Surakarta. Hm, kamu yang tinggal di Solo pasti sudah hapal dengan tradisi ini.

Para abdi dalem biasanya menggelar kirab ini pada tengah malam. Tujuan diselenggarakannya kirab kebo bule adalah untuk memohon berkah serta keselamatan pada Yang Maha Kuasa. Selain menjadi penanda datangnya tahun baru Jawa, kirab ini juga dilakukan untuk menyambut tahun baru Islam.

O ya, kerbau yang digunakan dalam ritual ini bukan sembarang kerbau ya, Millens. Kerbau ini merupakan kerbau keturunan Kiai Slamet.

Prosesi kirab. (Wikimedia)

Saking sakralnya, kirab baru bisa dilakukan jika si kerbau atas kehendaknya sendiri keluar dari kendang. Para abdi dalem pun memperlakukannya penuh hormat ibarat keturunan raja dengan melakukan sungkem.

Setelah sungkem dilakukan, para abdi dalem lantas mengalungkan untaian bunga melati dan mawar pada leher sang kerbau. Kerbau kemudian berjalan diikuti para abdi dalem yang membawa sejumlah pusaka keraton.

Orang-orang yang sudah menunggu kedatangan hewan ini lalu berusaha menjamahnya demi mendapatkan keberkahan hdup.

Ketika sang kerbau membuang kotorannya, mereka bahkan berebut untuk mendapatkannya. Hm, memang aneh, tapi begitulah yang terjadi selama prosesi ini.

Penasaran melihat jalannya kirab kebo bule? Kamu harus ke Solo ya menjelang malam 1 Sura nanti. Menyaksikan tradisi unik ini mungkin bakal bikin wawasanmu kian terbuka akan kekayaan budaya Jawa dan Islam. Yuk, ke Solo! (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Makna Potongan Bambu di Nisan-Nisan Makam di Sumowono Kabupaten Semarang

23 Des 2024

Mengakhiri Tahun 2024 dengan Mendaki, Ini Hal yang Harus Kamu Perhatikan

23 Des 2024

Me Time: Hak yang Berubah Jadi Barang Mewah bagi Ibu

23 Des 2024

Kala Siang Hari Jadi Lebih Pendek di Islandia saat Musim Dingin

23 Des 2024

Pemprov Jateng Peringati Hari Ibu ke-96, Teguhkan Peran Setara Perempuan

23 Des 2024

Aman, Ini Tiga Barang yang Dipastikan Nggak Akan Terkena PPN 12 Persen

23 Des 2024

Polda Jateng Periksa Senjata Anggota, Buntut Penembakan Siswa SMK hingga Tewas

24 Des 2024

Event Tari Gagal, Penyelenggara Dilaporkan Ke Polda Jateng

24 Des 2024

Mi Dadat Pak Karnan, Legenda Kuliner di Jekulo, Kudus

24 Des 2024

Pemkot Fukushima Jepang bakal Sebar Identitas Pembuang Sampah Sembarangan

24 Des 2024

Sementara di Jabodetabek, Minyak Jelantah Bisa Ditukar dengan Uang di Pertamina

24 Des 2024

'Brain Rot' di Kalangan Gen Alpha, Sebuah Fenomena dan Dampaknya

24 Des 2024

Wisatawan di Jateng Diprediksi Capai 6,4 Juta Selama Libur Nataru

24 Des 2024

Uang Palsu dari UIN Makassar Diklaim Bisa Masuk ATM, Benarkah?

24 Des 2024

Kematian Dokter PPDS Anestesi Undip: Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

25 Des 2024

Merah dan Hijau, Dua Warna yang Selalu Ada di Perayaan Natal

25 Des 2024

Tradisi Toleransi yang Terus Dijaga saat Perayaan Natal di Dusun Thekelan, Kabupaten Semarang

25 Des 2024

Penjual Bungeoppang, Roti Ikan Khas Korea, Semakin Langka

25 Des 2024

Cerita Kakek Mulyanto Dapatkan Ganti Rugi Tanah 30 cm2 karena Terdampak Proyek Tol Yogya - Bawen

25 Des 2024

Kurangi Kepadatan, Rest Area KM 445 B Tuntang Difungsikan untuk Libur Nataru 2025

25 Des 2024