BerandaTradisinesia
Jumat, 8 Sep 2022 15:10

Dilibas Pusaka Milik Raden Patah, Keris Condong Campur Menjelma Lintang Kemukus

Ilustrasi keris sebagai warisan budaya. (Inibaru.id/ Sitha Avril)

Konon, besi yang dipakai untuk membuat keris pusaka Kerajaan Majapahit yaitu Condong Campur banyak dihuni makhluk gaib yang jahat. Akibatnya, Majapahit sempat geger karena pageblug yang disebabkannya. Tanpa pandang bulu, keris yang beraura negatif ini bakal membunuh siapa saja yang dijumpainya hingga kemudian dikalahkan Kiai Sangkelat, pusaka Raden Patah.

Inibaru.id – Bukan cuma dikenal sebagai perwujudan senjata, keris juga merupakan warisan budaya. Salah satu keris yang terkenal adalah Condong Campur. Keris yang merupakan salah satu pusaka milik Kerajaan Majapahit ini kerap disebut dalam legenda. Memiliki dapur lurus, keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kiai Condong Campur.

Keris Condong Campur memiliki ricikan atau anatomi yang cukup menarik. Panjang bilahnya sedang dengan kembang kacang, satu lambe gajah, satu sogokan di depan. Sementara itu, ukuran panjangnya sampai ujung bilah dan keris ini tanpa sogokan belakang.

Yang lebih menarik, konon keris ini dibuat oleh 100 empu yang ahli membuat pusaka. Keren banget ya? Sebutan Condong Campur juga dipilih selaras dengan tujuan keris ini dibuat yaitu menciptakan persatuan.

Jika dibedah, condong berarti miring ke suatu titik, sedangkan campur adalah satu atau perpaduan. Jadi, Condong Campur adalah keinginan untuk menyatukan satu keadaan tertentu. Hm, nggak salah ya kalau keris ini menjadi simbol keinginan untuk menyatukan perbedaan.

Dikalahkan Keris Sultan Demak

Keris berdapur lurus. (Portaljember/Mas Aldi dan Fathul Huda)

Meski Condong Campur menjadi lambang keinginan yang terbilang baik, namun aura negatif juga menyelimuti keris ini. Ada satu kisah yang konon terjadi pada zaman Majapahit seputar keris ini, Millens.

Dulu terjadi pageblug atau malapetaka di Majapahit. Saat itu, banyak orang yang sakit pada pagi hari kemudian meninggal pada sore atau malamnya.

"Mengapa ini terjadi? Karena adanya aura negatif keris Kiai Condong Campur yang konon dibuat dari besi yang dihuni oleh makhluk-makhluk halus dan makhluk hitam," kata PNA Masud Thoyib Adiningrat, Pengageng Kedaton Jayakarta seperti dilansir dari Sindonews, Rabu (7/9/2022).

Diceritakan, setiap malam penghuni gaib pada keris itu keluar dari petinya untuk menghabisi semua orang yang dijumpainya. Gemparlah Majapahit karena kejadian ini.

"Pada saat terjadi seperti itu, Kerajaan Demak di bawah pimpinan Raden Fatah yang sesungguhnya masih keturunan Majapahit ini memberi bantuan dengan mengirim keris Kiai Sangkelat. Keris inilah yang bisa mengalahkan Kiai Condong Campur," paparnya.

Suatu malam, Keris Condong Campur keluar dari penyimpanannya di gedung pusaka Majapahit dengan mengeluarkan warna merah dengan aura menyeramkan. Siapa pun yang melihatnya bakal terkena sakit dan terancam nyawanya. Secepat kilat, keris Kiai Sangkelat kemudian menerjang Kiai Condong Campur sehingga patah menjadi dua.

"Ini adalah kemenangan dari Kiai Sangkelat yang kemudian menjadi pusaka andalan dari Sultan Demak," ucapnya.

Namun, ada versi yang sedikit berbeda. Portalmajalengka, (27/6/2022) mengisahkan, Keris Condong Campur terbang ke angkasa dan menjadi Lintang Kemukus. Ia masih menyimpan dendam dan bersumpah untuk kembali setiap 500 tahun untuk membuat huru-hara guna membalas kekalahannya.

Di Jawa memang ada kepercayaan bahwa Lintang Kemukus atau bintang berekor yang melewati langit menjadi tanda adanya pageblug. Hm…

O ya, situs ini juga menyebut Keris Condong Campur awalnya berhasil mengalahkan Keris Sabuk Inten sebelum dilibas Keris Kiai Sangkelat. FYI, Keris Sabuk Inten juga merupakan pusaka di Majapahit. Namun karena kalah sakti, datanglah Keris Kiai Sangkelat yang akhirnya memenangkan pertempuran.

Menarik ya, kisah mengenai pertempuran dua keris mahasakti ini, Millens? (Siti Zumrokhatun/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: