BerandaTradisinesia
Rabu, 30 Jan 2024 12:02

Cerita Lokasi Pengasingan Gajah Mada di Kudus; Petilasan Mbah Modo

Petilasan Mbah Modo di Kudus, tempat Gajah Mada singgah dan bertapa setelah lengser dari jabatannya. (Googleuser/Easteh Manis)

Konon, setelah insiden Perang Bubat, Gajah Mada dilengserkan dari jabatannya sebagai Patih Kerajaan Majapahit. Dia kemudian sempat pergi ke sejumlah tempat, termasuk tempat yang kini dikenal sebagai Petilasan Mbah Modo di Kudus.

Inibaru.id – Kerajaan Majapahit memang sudah runtuh pada 1527. Tapi, kisah kejayaannya saat di bawah kekuasaan Hayam Wuruk (1350-1389) masih harum hingga sekarang. Pada masa pemerintahannya itu pula, nama Patih Gajah Mada sering disebut-sebut.

Sayangnya, setelah Insiden Perang Bubat pada 1537, kepercayaan Majapahit terhadapnya dalam mengendalikan militer dan sektor pemerintahan penting lain berkurang. Dia pun dilengserkan.

Konon, dia kemudian menghabiskan sisa hidupnya di Madakaripura, Probolinggo, Jawa Timur. Tapi, ada kisah yang menyebut Gajah Mada sempat singgah ke Kudus, Jawa Tengah, pada masa pengasingannya tersebut. Dia mampir ke sebuah tempat yang kini dikenal dengan sebutan Petilasan Mbah Modo.

Lokasinya ada di Dukuh Semliro, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog. Letaknya ada di lereng Gunung Muria, sekitar 22 kilometer dari pusat kota Kudus. Kalau menurut Tetua Kampung Adat Semliro Saidi, warga setempat mengetahui kisah Gadjah Mada secara turun-temurun

“Ini cerita turun-temurun dari nenek moyang, dari simbah kami. Dulu Gajah Mada pernah bertapa di lereng Muria setelah nggak lagi menjabat sebagai Patih di Kerajaan Majapahit. Warga setempat mengenalnya sebagai Eyang atau Mbah Modo. Tentang kebenarannya, mohon maaf saya nggak bisa membuktikan. Yang pasti tempat ini disakralkan warga Dukuh Semliro,” jelas Saidi sebagaimana dikutip dari Detik, Minggu (10/7/2022).

Petilasan Mbah Modo ada di lereng Gunung Muria. (Googleuser/Easteh Manis)

Karena dianggap sebagai tempat sakral, wajar jika Petilasan Mbah Modo pun sering dikunjungi peziarah baik itu dari dalam wilayah Kudus atau dari luar kota. Bahkan, menurut tokoh masyarakat lainnya, Mbah Sutekno, orang-orang penting dari Keraton Surakarta juga pernah datang ke tempat tersebut.

“Iya, kerabat Keraton Surakarta rutin ke sini,” jelas Mbah Sutekno sebagaimana dinukil dari Dupanews, (21/11/2021).

Bagi warga setempat, lokasi ini juga kerap dijadikan tempat untuk mengadakan syukuran. Apalagi jika ada yang pengin menggelar hajatan. Warga percaya, kalau nggak melakukannya, desa bisa mengalami bencana.

“Kalau ada yang lupa ritual sedekahan, ada saja kejadian nggak masuk akal seperti atap rumah separuh warga Semliro disapu angin,” terang Kepala Desa Rahtawu Didik Aryadi sebagaimana dinukil dari Tribunnews, Jumat (8/7/2022).

Sebenarnya, selain ramai didatangi peziarah karena dianggap sebagai tempat sakral, ada alasan lain yang membuat banyak orang datang ke tempat tersebut, yaitu pemandangan alamnya yang indah. Dari halaman depan bangunan petilasan yang memiliki arsitektur khas Jawa dan atap mirip dengan Masjid Agung Demak tersebut, terhampar pemandangan alam perbukitan yang masih asri. Suhu udara di Petilasan Mbah Modo juga sejuk karena berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Nggak disangka ternyata di Kudus terdapat tempat yang diyakini terkait dengan sejarah Gajah Mada dan Majapahit, ya? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024