BerandaPasar Kreatif
Minggu, 24 Sep 2022 08:47

Sologami, Komitmen Mencintai Diri yang Jadi Bisnis Menggiurkan

Ilustrasi: Sologami menjadi salah satu fenomena menarik yang muncul dalam dua dekade terakhir. (Pixabay/Chí Nguyển Quốc)

Komitmen mencintai diri belakangan diwujudkan dengan self-wedding, pernikahan yang hanya digelar dengan satu mempelai atau sologami. Belakangan, tren yang berkembang itu rupanya juga jadi bisnis yang menggiurkan.

Inibaru.id – “Saya ingin menjadi pengantin, tapi bukan istri,” menjadi kalimat penting dalam serial Netflix Anne with an E yang memandu Kshama Bindu, seorang perempuan India berusia 24 tahun, untuk menikahi dirinya sendiri pada Juni 2022 lalu.

Nggak ada sedikit pun rasa gentar pada dirinya, meski kala itu dia mengakui, semua orang menatapnya aneh, bahkan menghujatnya. Dikutip dari Al Jazeera, Bindu tetap melaksanakan saat phere, rangkaian ritual pernikahan ala Hindu di India, yang hanya dihadiri para sahabat terdekatnya. Dia juga memakai sindoor, tanda merah di dahi yang menandakan dia telah menikah.

Inilah yang disebut sologami atau pernikahan tunggal. Times of India menyebut, sologami Bindu merupakan yang pertama di India, yang dilakukan dengan rangkaian lengkap, kecuali mempelai laki-laki. Namun, sejatinya sologami bukanlah istilah baru di dunia.

Pada 2016, Cosmopolitan sempat membuat tulisan tentang Erika Anderson, perempuan 30-an tahun asal New York yang memutuskan menikahi diri sendiri. Dia benar-benar merencanakan pernikahan itu, termasuk mengirim undangan, menghias ruangan, mengenakan gaun, dan membaca sumpah.

"Aku memilihmu (menunjuk diri sendiri) hari ini," kata dia seraya melemparkan buket bunga ke belasan teman dekat yang diundangnya. Setelahnya, Erika menenggak dua gelas whiskey untuk mewakili “kedua mempelai” dan mengenakan cincin kawin.

Serius atau Lucu-lucuan?

Ilustrasi: Sebagian orang akan menganggap sologami sekadar lucu-lucuan. Namun, nggak sedikit yang menganggapnya serius. (Freepik/freepic.diller)

Sebagian orang mungkin menganggap yang dilakukan Bindu dan Erika adalah sebuah keanehan. Cara mudah mencari sensasi. Kamu pun mungkin sepakat. Namun, melihat keseriusan kedua perempuan itu mempersiapkan pernikahan, sangat sulit menganggap hal ini sekadar lucu-lucuan.

Musim panas lebih dari dua dekade lalu, seorang seniman asal New York Gabrielle Penabaz memutuskan melangsungkan sologami untuk mengobati patah hati. Namun, seperti Bindu dan Erika, pernikahan itu dia rencanakan dengan amat serius hingga para tamu menganggapnya sebagai pernikahan terbaik.

Pernikahan pada 2000 itu rupanya membawa Gabrielle pada ladang usaha baru: Bisnis Pernikahan Tunggal. Dengan konsep yang nggak jauh berbeda dengan pernikahannya, dia mengaku telah memiliki ribuan klien yang menginginkan pernikahan sologami.

"Upacara yang digelar selalu melibatkan emosi yang kuat dan berhubungan dengan mencintai diri sendiri," kata Gabrielle, dilansir dari BBC. “Sebagian besar meneteskan air mata saat mengucap sumpah nikah yang berisi hal seperti 'Saya memaafkan diri saya' atau 'Saya tidak akan menyebut diri saya jelek’."

Bisnis yang Menggiurkan

Laura Mesi mengaku menghabiskan biaya Rp 150 juta untuk pernikahan tunggalnya. (Facebook/Micaela Martini)

Laura Mesi, seorang perempuan asal Italia, beberapa tahun lalu mengaku menghabiskan biaya Rp 150 juta untuk pernikahan tunggalnya, lengkap dengan gaun putih, kue pernikahan, dan 70 undangan. Ehm, wedding organizer, nggak ada yang tertarik nih? Ha-ha.

Benar, di negara manapun, sologami belum bisa mendapatkan legalitas sebagai pernikahan resmi. Namun, nggak semua orang menikah untuk itu. Seperti Laura Mesi, ada banyak orang yang sukarela merogoh kocek ratusan juta untuk “komitmen mencintai diri sendiri” ini, lo!

Cosmopolitan menulis, sologami adalah gerakan minoritas, tapi terus berkembang. Di banyak wilayah, konsultan dan perencana sologami bermunculan. Di Kanada misalnya, ada satu layanan bernama Marry Yourself Vancouver yang menawarkan layanan konsultasi dan fotografi pernikahan tunggal.

Sementara, di Jepang ada Cerca Travel, agen perjalanan yang menawarkan paket self-wedding dua hari di Kyoto. Terus, ada laman I Married Me yang menawarkan perlengkapan pernikahan DIY untuk diri sendiri, mulai dari cincin, instruksi upacara pernikahan, hingga kata-kata sumpah nikah.

Dominique Youkhehpaz, yang melangsungkan self-wedding pada 2011, mendirikan jasa konsultan Self Marriage Ceremonies nggak lama berselang. Dia menawarkan kursus online 10 minggu senilai senilai ratusan dolar AS untuk menyiapkkan sologami. Nggak kurang dari 250 klien menyewanya.

"Self-wedding-nya bisa berupa ritual sederhana di kamar tidur hingga acara yang lebih mewah," jelasnya, dikutip dari BBC.

Melihat tren sologami serta kampanye tentang “komitmen untuk mencintai diri sendiri” yang berkembang di masyarakat, nggak menutup kemungkinan self-wedding juga bakal menjadi bisnis yang menggiurkan ke depan. Eh, tapi bakal bisa diterima di Indonesia nggak ya? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024