BerandaPasar Kreatif
Kamis, 11 Jan 2023 15:51

Seniman Pati Ubah Limbah Plastik Jadi Sketsa Wajah nan Cantik

Jafar Labib sukses mengantongi puluhan juta rupiah dari tangan-tangan terampilnya. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Belajar autodidak, Jafar Labib sukses meraih keuntungan ratusan juta rupiah dengan usahanya mengubah plastik kresek bekas menjadi lukisan wajah berkelas.

Inibaru.id - Rumah sederhana di sisi utara Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu tampak bersih dan asri dengan selasar teduh dinaungi pepohonan hijau yang tumbuh rindang menjulang. Di rumah inilah Jafar Labib berkreasi. Di bagian samping rumah, tampak limbah plastik kresek ditumpuk rapi.

Saat saya tiba di rumahnya akhir Desember lalu, lelaki asal Desa Jepat Lor, Kecamatan Tayu itu tengah asyik merangkai potongan plastik untuk dibentuk menjadi "lukisan". Sebagian besar berasal dari plastik bekas warna hitam dan putih. Jafar menyambut saya ramah, lalu mengajak saya masuk ke ruang kerjanya.

Setelah memperkenalkan diri dan sejenak berbasa-basi, saya segera melontarkan pertanyaan pembuka; kenapa kepikiran membuat lukisan dari kantong plastik bekas? Mendengar pertanyaan itu, Jafar tertawa, lalu menunjukkan salah satu buah karyanya yang sudah berpigura.

“Yang saya pikirkan sederhana; karena banyak limbah plastik di sekitar saya dan ingin memperpanjang usia sampah plastik ini agar nggak mencemari lingkungan dan bisa memiliki nilai ekonomi,” terang Jafar. Keseriusan terpahat jelas di raut mukanya.

Keinginan itu mulai menemukan titik terang begitu Jafar mendirikan Tirem Gallery dengan produk utama berupa lukisan dari limbah kantong plastik. Nah, karena produknya dipandang unik dan khas, dia mengaku nggak butuh waktu lama baginya untuk membuat bisnis tersebut berkembang.

"Yang pesan dari berbagai daerah, Mbak. Bahkan, sempat ada beberapa TKI yang pesan karya saya untuk diberikan kepada bos mereka sebagai hadiah," ujar lelaki bersahaja tersebut.

Belajar secara Autodidak

Bahan dasar untuk membuat lukisan Jafar adalah kantong plastik kresek berwarna hitam dan putih. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Merintis Tirem Gallery sejak 2016, Jafar mengaku belajar membuat kerajinan dari limbah plastik secara autodidak. Dengan tekun, dia mengutak-atik sampah plasik agar bisa dimanfaatkan menjadi karya seni, termasuk menciptakan style-nya sendiri.

"Saat mulai menekuni usaha ini, saya mengumpulan limbah plastik sendiri," tutur lelaki 41 tahun yang karya-karyanya sebagian besar adalah gambar profil sosok dengan warna dominan hitam putih tersebut. "Bentuk karya yang saya bikin juga kreasi sendiri, lo!"

Oya, untuk membuat "lukisan" dari limbah plastik, Jafar nggak asal-asalan potong dan tempel barang bekas di media lukis saja, lo. Agar terlihat estetik, dia memilin atau mengepang plastik kresek yang terkumpul hingga membentuk semacam tali panjang sebelum ditempel di kanvas.

“Walau memakan lebih banyak waktu, mengepang plastik bisa mempercantik motif lukisan. Cara ini juga membuat plastik yang dipakai lebih banyak," jelasnya.

Untuk membuat satu lukisan, Jafar mengaku membutuhkan waktu yang lumayan lama karena harus melalui beberapa tahapan. Pertama, foto pemesan diubah menjadi sketsa hitam putih melalui aplikasi desain di komputer. Selanjutnya, sketsa tersebut dicetak sesuai ukuran yang diinginkan.

"Saya biasa menawarkan beberapa ukuran, mulai dari kecil (40x60 sentimeter), sedang (60x80), hingga besar (100x75)," kata Jafar sembari menunjuk sejumlah lukisan yang dimaksudnya.

Setelah sketsa dicetak, Jafar mulai memotongi plastik dan mengepangnya sesuai kebutuhan. Sebagai gambaran, untuk lukisan berukuran besar, dia membutuhkan sekitar 500 kantong plastik kresek. Plastik yang sudah dikepang itu selanjutnya ditempel sesuai bentuk sketsa menggunakan lem tembak.

"Satu lukisan biasanya membutuhkan waktu sekitar 5-10 hari, tergantung ukuran," ungkapnya. "Untuk harganya, lukisan ukuran kecil saya hargai Rp1 juta, ukuran sedang Rp3 juta, sedangkan yang paling besar Rp5 juta."

Merangkul Lebih Banyak Orang

Karya Jafar ini dibuat dengan menempel plastik kresek yang sudah dikepang pada sketsa siluet. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Melihat Jafar yang sekarang, semua orang pasti akan bilang, betapa beruntungnya dia. Namun, awal-awal mendirikan usaha, Jafar mengatakan, nggak sedikit orang yang meragukannya. Alih-alih mendapat dukungan, dia acap mendapat respons negatif dari masyarakat sekitar.

Namun, semua itu nggak pernah digubrisnya. Jafar memilih fokus mewujudkan ide-ide yang ada di kepalanya menjadi karya nyata.

“Saya berkarya bukan semata untuk keuntungan pribadi, Mbak. Ada keinginan sosial untuk berbagi dengan orang-orang yang ada di bawah juga,” ungkapnya.

Apa yang dikatakan Jafar bukanlah isapan jempol belaka. Untuk mengumpulkan limbah plastik kresek, dia menggandeng seorang pemulung disabilitas. Sekarung limbah plastik yang terkumpul dia tebus dengan harga Rp100 ribu. Menurut Jafar, harga ini terbilang tinggi.

"Kebanyakan di pasaran, satu kilogram plastik dihargai Rp2.000, lo!" terangnya.

Nggak berhenti di situ, Jafar berharap bisa segera merangkul lebih banyak orang, misalnya para pemulung untuk memasok limbah plastik atau orang-orang yang nggak punya pekerjaan untuk membantunya mengepang plastik.

"Yang ini (mengepang plastik) untuk ibu rumah tangga, terutama single parents, guna meringankan beban ekonomi mereka," paparnya. "Terus, saya juga ingin menjalin kerja sama dengan bank sampah, penyandang disabilitas pengelihatan, yayasan anak yatim, serta sekolah-sekolah di Pati."

Wah, ini keren parah, sih! Nggak sekadar memikirkan cuan, Jafar rupanya juga memikirkan solusi untuk isu lingkungan dan permasalahan sosial di sekitarnya. Ehm, anutan saya, nih! Ha-ha. (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024