BerandaPasar Kreatif
Rabu, 28 Apr 2020 14:19

Rumit dan Panjang, Masker Floral De Fleur Ini Diproduksi Terbatas

Berbagai corak masker floral produksi De Fleur. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Cuma bisa memproduksi sekitar 40 masker per hari, semua masker floral produksi Anita dan karyawannya ini dijamin punya desain unik. Selain itu, proses panjang di baliknya juga merupakan upayanya untuk menjamin kebersihan masker. Gimana ceritanya?

Inibaru.id - Jumat (23/4) siang, saya sampai di depan toko bunga de Fleur yang berada di Jalan Veteran nomor 45 Semarang ini. Tenang, adalah suasana yang saya dapati seketika memasuki toko bunga yang tak terlalu luas tersebut. Dari berbagai rangkaian bunga yang dipajang, cuma masker floral yang menjadi buruan saya.

Saya bertemu dengan Anita, pemilik De Fleur yang kala itu tengah bersiap membuat masker floral yang kini tengah disukai banyak orang itu. Yap, kini Anita disibukkan dengan banyaknya pesanan masker fesyen yang satu ini. Bersama dua pegawainya, dia mengaku dapat memproduksi 40 masker per hari.

“Sebisanya kita karena handmade juga nggak bisa diburu-buru,” tutur perempuan 40 tahun ini.

Menurutnya, pengerjaan satu buah masker membutuhkan waktu 10 menit. Mulai dari menempel dasar hingga menghias, Anita mengaku hal tersebut dilakukan secara acak tanpa ada desain yang paten. Hasilnya, masker yang dibuatnya eksklusif.

Menjamin Kebersihan

Anita selalu memperhatikan kebersihan dalam proses pembutan masker. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Soal kebersihan masker ini, kamu nggak perlu meragukannya. Sebelum dirangkai dengan berbagai hiasan bunga dan pernak-perniknya, masker kain dua lapis yang selesai diproduksi langsung masuk ke tahap sterilisasi. Dalam proses ini, masker akan dicuci terlebih dahulu dengan antiseptik. Setelah kering, masker disetrika untuk membunuh kuman.

Begitupun dengan biasan bunga artifisial yang terbuat dari bahan kain, Anita juga memberlakukan yang sama.

“Bunga direndam dengan cairan antiseptik atau sabun cair yang mengandung antiseptik lalu dijemur sampai kering baru kemudian dipotong-potong," tandasnya.

Nggak cuma itu, setiap proses pembuatannya, dia dan karyawannya pun selalu memakai sarung tangan agar masker tetap higienis. Setelah siap dikemas, masker-masker buatannya ini kemudian ditetesi minyak esensial yang berguna untuk kesehatan.

Berbagai proses ini membuat pembeli langsung bisa memakai masker yang sudah steril dan merasakan khasiat dari minyak esensial yang ada di dalamnya.

Masker modis dengan banyak detail ini membutuhkan teknik perawatan yang berbeda dengan masker biasa. Jika dirasa kotor, kamu bisa merendamnya dalam cairan antiseptik. Kemudian teteskan sabun cair ke bagian dalam masker dan gosok. Eits, bagian ornamen nggak perlu kamu gosok ya. O ya, kamu juga bisa menambahkan minyak esensial jika kamu ingin.

Satu buah masker penuh bunga ini dibanderol dengan harga Rp 85 ribu. Meski harganya lebih tinggi dibanding masker kain lain, tapi worth it kok dengan kesan mewah dan eksklusivitasnya. Tertarik untuk memilikinya, Millens? (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024