BerandaPasar Kreatif
Rabu, 6 Agu 2024 17:00

Rajin Kenalkan Konsep Thrifting, Strategi Brand Hunter Pati Gaet Pembeli

Berbagai macam pakaian mulai dari kaus hingga celana panjang branded dengan harga murah ini bisa kamu temukan di Brand Hunter Pati. (Dok Irwan Setya Pambudi)

Mengenalkan konsep thrifting kepada pembeli dilakukan owner Brand Hunter Irwan Setya Pambudi lantaran masih banyak customer-nya yang nggak memahami konsep usaha thrift shop yang dijalankannya.

Inibaru.id - Membangun usaha barang bekas atau thrifting bukanlah pekerjaan gampang, apalagi di kota kecil seperti Kabupaten Pati. Tantangannya cukup berat, lantaran nggak semua orang memahami konsep thrifting. Inilah yang dialami Irwan Setya Pambudi, pemilik thrift store Brand Hunter di Pati.

Untuk informasi, thrifting adalah kegiatan membeli barang bekas atau second-hand dari toko barang bekas yang acap disebut thrift store/shop. Karena bekas, harganya tentu lebih murah. Umumnya, barang bekas diimpor dari luar negeri dalam bentuk karungan (bal), lalu dijual eceran atau grosiran di sini.

Irwan mengatakan, konsep thrifting masih terbilang awam bagi masyarakat Pati saat dirinya memulai bisnis ini empat tahun silam. Namun, justru di situlah ada peluang emas. Sembari menumbuhkan usaha, dia pun terus berjuang memperkenalkan konsep thrifting kepada masyarakat.

"Semula saya jualan pakaian 'distro', tapi karena saingan harganya gila, saya putar otak, banting setir, hingga ketemulah bisnis thrift," terang pemuda 29 tahun tersebut. "Bukan berarti nggak ada kendala, karena banyak yang memandang sebelah mata juga."

Masih Mengedukasi

Tantangan pertama mendirikan thrift store di Pati adalah pengenalan konsep thrifting yang masih awam bagi masyarakat, bahkan acap dipandang sebelah mata. Namun, Irwan memilih tetap maju dengan terus memberikan edukasi kepada para calon pembeli. Strategi ini rupanya lumayan ampuh.

“Bahkan, setelah empat tahun toko kami berdiri, kami masih pakai strategi yang sama, yakni kasih edukasi customer tentang konsep thrifting untuk menggaet mereka," kata dia. "Kami masih perlu kasih edukasi, karena banyak yang mengira jualan kami barang baru."

Pelanggan tengah memilah berbagai macam pakaian dengan harga murah meriah. (Dok Irwan Setya Pambudi)

Menurut Irwan, wajar kalau orang mengira barang-barang yang dijualnya terlihat baru. Berbeda dengan sebagian thrift shop yang menjual barang bekas apa adanya, dia memperlakukan barang-barang tersebut laiknya barang baru saat dipajang.

“Sebelum di-display di toko, barang yang masuk kami laundry dulu. Setelah itu, barang yang dijual dikasih tag harga sehingga menyerupai barang baru,” tutur Irwan.

Buah dari Konsistensi

Setelah empat tahun berjalan, Irwan mengaku mulai bisa melihat perkembangan signifikan dari bisnis thrift yang digelutinya tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan buah dari konsistensinya selama ini dalam membangun bisnis sekaligus memberikan edukasi.

“Saya bisa bilang, Brand Hunter sekarang termasuk thrift shop terlengkap di Pati. Yang nggak tahu pasti rugi, sih!" seloroh Irwan sembari mempromosikan toko yang berlokasi di pusat kota tersebut.

Menurutnya, kelengkapan produk berperan yang cukup dalam perkembangan Brand Hunter. Kelengkapan ini, lanjutnya, juga didukung dengan kondisi barang yang berkualitas serta harganya yang cukup bersahabat di kantong anak muda.

"(Produk) kami ada semua, mulai kaus, celana, outer, hoodie, jaket, dan banyak lagi. Cowok dan cewek, lengkap," seru Irwan sembari menunjukkan pelbagai produk yang dijualnya. "Harganya juga murah, mulai Rp10 ribuan sudah dapat barang layak pakai dengan kualitas oke."

Kalau kata para pencinta thrifting, kita nggak pernah tahu "harta karun" apa yang bakal didapat saat menyambangi thrift shop. Jadi, kalau lagi di Pati, nggak ada salahnya ngulik barang bekas di Brand Hunter, tuh! Mereka buka dari pagi sampai pukul 22.00 WIB ya, Millens! (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: