inibaru indonesia logo
Beranda
Foto Esai
Minggu, 4 Agu 2024 09:00
Ganti Luwur; Merawat Makam Leluhur Pendiri Semarang, Ki Ageng Pandanaran
Penulis:
Bagikan:
Membakar dupa, penanda dimulainya Kirab Pergantian Luwur Makam Ki Ageng Pandanaran.
Arak-arakan Kirab Pergantian Luwur Ki Ageng Pandanaran tengah melintas di Jalan Mugas Raya.
Aksi teatrikal Serat Kandhaning Ringgit Purwa atau dikenal juga dengan atraksi jumenengan Bupati Semarang.
Pemberian kuluk pecis kepada keturunan Ki Ageng Pandanaran, Aris Pandan.
Berebut gunungan hasil pertanian masyarakat setempat menjadi salah satu bagian penting dari Kirab Pergantian Luwur Ki Ageng Pandanaran. 
Seorang pengelola Yayasan Ki Ageng Pandanaran membawa blangkon dan ujung tumpeng menuju Makam Ki Ageng Pandanaran sebelum penggantian luwur dilakukan.
Kain putih pengganti luwur makam Ki Ageng Pandanaran diarak bersama rombongan dan gunungan.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu turut serta dalam prosesi penggantian luwur makam Ki Ageng Pandanaran.
Prosesi penggantian luwur makam Ki Ageng Pandanaran yang diapit istrinya Endang Sujamila (sebelah kiri) dan sang guru spiritualnya yang bernama Syekh Maulana Ibnu Abdussalam.
Seorang pengelola makam tengah berdoa di pusara Ki Ageng Pandanaran.

Kirab penggantian luwur Ki Ageng Pandanaran adalah salah satu agenda tahunan di Kota Semarang yang menarik diikuti. (Inibaru.id/ Murjangkung)

Prosesi ganti luwur menjadi tradisi tahunan yang merupakan upaya mengingat Ki Ageng Pandanaran sekaligus merawat makam leluhur sang pendiri Semarang ini.

Inibaru.id - Sabtu (27/7) pagi di Semarang akhir pekan lalu, Jalan Menteri Supeno ditutup mendadak. Saya yang kebetulan akan melintas di jalur padat itu disetop, lalu diminta mencari jalur lain. Kesal, tapi saya juga sekaligus penasaran dengan alasan penutupan jalan yang dilakukan secara tiba-tiba ini.

Rasa penasaran ini akhirnya terjawab setelah berjalan sedikit ke arah Taman Indonesia Kaya. Ada arak-arakan orang berbusana adat, yang di antara mereka menenteng sejenis tombak replika serta payung laiknya keluarga kerajaan. Turut serta dalam barisan itu adalah pengusung gunungan buah dan pembawa kain putih.

Setelah bertanya ke sana sini, nggak lama kemudian saya tahu, Jalan Menteri Supeno ditutup karena ada Kirab Pergantian Luwur Makam Pendiri Kota Semarang Ki Ageng Pandanaran. Kirab tahunan ini mengambil rute dari SMAN 1 Semarang menuju makam Ki Ageng Pandanaran.

Sosok berjuluk Sunan Pandanaran ini dimakamkan di Jalan Mugas Dalam II No 04, RT 07 RW 03 Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. Nah, berdasarkan penuturan warga setempat, rombongan telah bertolak dari SMAN 1 sekitar pukul 07.30 WIB.

Telah Disambut Masyarakat

Terdorong rasa penasaran yang nggak juga reda, saya pun mengikuti rombongan hingga tiba di tempat persemayaman terakhir pendiri Kota Semarang ini. Di dalam makam, tepatnya di depan masjidnya, masyarakat ternyata sudah berkumpul, termasuk Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Makam Ki Ageng Pandanaran berada di area perbukitan. Untuk mencapainya, saya harus menaiki anak tangga yang bagian gapura depannya bertuliskan "Manunggaling Karsa Memuji Marang Gusti". Di ujung tangga, saya rupanya bisa melihat jalannya ritual dengan lebih leluasa.

Satu per satu persiapan penggantian luwur dilakukan, mulai dari penyerahan pusaka dan kuluk peci kepada keturunan Ki Ageng Pandanaran hingga aksi tetarikal Serat Kandhaning Ringgit Purwa atau atraksi jumenengan Bupati Semarang.

Persiapan ini diakhiri pemotongan tumpeng. Setelahnya, orang-orang yang hadir dipersilakan saling berebut isi gunungan yang terdiri atas pelbagai hasil bumi. Sementara itu, kain putih yang turut dikirab dibawa ke pendopo makam untuk menggantikan luwur atau kain penutup makam yang sebelumnya.

Garis Keturunan Ki Ageng Pandanaran

Proses penggantian luwur dilakukan oleh garis keturunan Ki Ageng Pandanaran yang dibantu anggota yayasan pengelola makam. Sebagai tamu kehormatan, Wali Kota Semarang Hevearita juga turut membantu. Namun, karena tempatnya sempit, saya hanya bisa melihat sekilas dari lubang jendela.

Oya, menurut pihak pengelola, ada tiga orang yang disemayamkan dalam makam berpendopo ini, yakni Ki Ageng Pandanaran yang diapit istrinya yang bernama Endang Sujamila di sisi kiri serta sang guru spiritual Syekh Maulana Ibnu Abdussalam di sebelah kanan.

Aris Pandan Setiawan yang merupakan keturunan Ki Ageng Pandanaran selanjutnya menuturkan, penggantian luwur ini adalah salah satu upaya keluarga untuk merawat leluhurnya, terutama dalam hal keteladanannya dalam mendirikan Kota Semarang.

"Ini merupakan wujud dari sebuah keteladanan seorang pencetus sekaligus bupati pertama di Semarang," ujarnya seusai prosesi penggantian luwur.

Menyesuaikan Penanggalan Suro

Aris mengatakan, penggantian luwur dilakukan tiap 17 Muharam (Suro), tapi jamasan telah dimulai sejak awal Suro. Sehari sebelum dikirab, jamasan harus sudah selesai. Kain luwur yang sudah dipakai sejak 1980-an itu juga dipersiapkan.

"Kain luwur dipakai bergantian. Setelah diganti, kain yang lama dicuci, lalu dimasukkan ke museum. Tahun depan, kain itu kembali dipakai untuk menggantikan yang sekarang," papar Aris di sela-sela bercerita tentang sosok Ki Ageng Pandanaran beserta ajaran-ajarannya.

Menurut Aris, di mata keluarga, Ki Ageng Pandanaran adalah orang yang mengayomi, termasuk saat menjabarkan ajaran Islam di Bukit Pragota, wilayah yang kini dikenal sebagai Bergota. Yang diingatnya, ada pesan terkait sosok pemimpin yang selalu dijadikan pedoman para garis keturunannya.

"Pemimpin harus punya tiga kriteria, yakni berilmu, berharta dalam artian yang luas, dan berkuasa atau memiliki kuasa yang lebih. Ketiga kriteria ini penting, karena dia akan menjadi pedoman bagi pemimpin selanjutnya," papar Aris. "Tujuannya untuk kemakmuran, bukan menindas atau menzalimi."

Ketiga kriteria inilah yang kata Aris selalu dipesankan kepada orang-orang yang berziarah ke makam Ki Ageng Pandanaran, khususnya para kandidat wali kota yang selalu datang meminta doa restu menjelang pilkada.

Semoga wejangan Ki Ageng Pandanaran ini bisa dicerna para calon pemimpin kita ya, Millens! (Murjangkung/E03)

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved