Inibaru.id - Para pengelola desa wisata bertemu di Taman Eduwisata Omah Ampiran, Kampung Jamu Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, pada akhir pekan lalu, Sabtu (29/11/2025). Sebanyak 13 peserta mengikutinya, memajang produk dan potensi masing-masing desa di tempat tersebut.
Pameran desa wisata ini merupakan agenda perdana, yang penetapannya dilakukan langsung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Harapannya, ajang tersebut bisa menjadi ruang berbagi pengalaman dan upaya saling menguatkan demi keberlanjutan desa wisata di Kota Lunpia.
Asisten Administrasi Umum Setda Kota Semarang, R Wing Wiyarso P mengungkapkan, Pameran 13 Desa Wisata ini adalah program baru Pemkot yang bertujuan untuk memperkuat desa wisata yang sudah berjalan sekaligus memberikan apresiasi serta dorongan untuk para pengelola desa wisata.
"Kami memberikan ruang dan tempat bagi pengelola desa wisata yang sudah eksis di Semarang guna membantu mendatangkan wisatawan," sebutnya saat ditemui Inibaru.id pada Sabtu (29/11). "Semoga acara ini bisa memotivasi para pengelola desa wisata untuk meningkatkan kualitas pariwisata di tempat mereka."
Menuju Kota Pariwisata 2027
Pameran desa wisata ini merupakan bagian dari langkah panjang Kota Semarang untuk menyiapkan diri sebagai Kota Pariwisata pada 2027. Penguatan desa wisata dinilai penting karena mampu menghidupkan potensi lokal sekaligus memberi warna yang membedakan Semarang dari kota lain.
"Kalau ingin berkelanjutan, yang paling utama adalah SDM. Pengelola desa wisata perlu pelatihan, pendampingan, bahkan kalau perlu kami temani sampai mendapatkan sertifikasi profesi," komitmen Wing.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Indriyasari mengungkapkan, selama pameran, para pengelola desa wisata menampilkan potensi mereka melalui stan dan atraksi yang cukup memukau.
"Ini baru sebagian kecil dari kekayaan yang mereka miliki. Potensi mereka jauh lebih besar. Ini yang perlu diketahui, bukan hanya oleh masyarakat Kota Semarang, tapi juga wisatawan yang datang," tutur perempuan yang akrab disapa Iin tersebut.
Dia berharap, momentum berkumpulnya para pelaku wisata dapat memperkuat kolaborasi sembari menunjukkan keunikan yang bisa mengundang wisatawan dan meningkatkan roda perekonomian warga setempat.
"Kekuatan desa wisata ada pada story-nya. Maka, tonjolkan potensi khas masing-masing wilayah. Semoga sukses. Kita berjuang bersama karena mulai tahun depan agenda ini menjadi program rutin Disbudpar Kota Semarang," paparnya.
Kolaborasi Para Pelaku Industri Pariwisata
Anggota Komisi VII DPR RI Samuel Wattimena yang turut hadir dalam pameran tersebut menilai, pameran desa wisata perlu diikuti dengan kerja sama konkret antar-pelaku industri pariwisata. Dia berjanji akan bertemu para pengelola hotel di Kota Semarang untuk membahas peluang kolaborasi tersebut.
"Saya akan bertemu teman-teman hotel di Semarang untuk melihat persoalannya dan apa yang bisa kita lakukan bersama, sehingga tamu hotel bisa memiliki paket-paket menuju desa wisata," ungkap Samuel.
Dia menilai, keterlibatan hotel dapat memberi dampak besar, sebab mereka bisa membuat paket singkat atau paket akhir pekan menuju desa wisata. Upaya tersebut dinilainya mampu menawarkan alternatif kunjungan bagi wisatawan baik lokal, nasional, hingga internasional di luar destinasi yang ada di dalam kota.
Lebih lanjut, Samuel juga mengingatkan pentingnya menjaga keunikan dan keberlanjutan dalam pengembangan produk wisata. Jangan memulai produksi atau karya apa pun jika hulu hingga hilirnya tidak terjaga.
"Jangan membuat sesuatu hanya karena daerah lain melakukannya, padahal bahan bakunya tidak ada. Untuk sesuatu yang berkelanjutan, hulu dan hilir harus tersedia sehingga ketika demand diciptakan, suplainya bisa terus berjalan," tandasnya. (Sundara/E10)
