BerandaPasar Kreatif
Selasa, 8 Jul 2019 14:48

Minggu Leginan dengan Kulineran di Pasar Jaten Pinggir Kali Semarang

Menghabiskan Minggu pagi di Pasar Jaten Pinggir Kali Semarang. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kulineran di tempat yang nggak biasa bisa bikin pengalaman yang nggak terlupakan. Di pasar yang berada di hutan jati pinggir sungai ini, kamu bisa menemukan berbagai makanan tradisional di satu tempat. Gimana keseruannya?

Inibaru.id - Ketimbang malas-malasan di rumah, Minggu pagi baiknya dihabiskan untuk jalan-jalan. Kalau belum punya ide liburan, traveling ke Pasar Jaten Pinggir Kali mungkin bisa jadi pilihan yang cukup menarik.

Seperti namanya, pasar ini memang berada di tengah hutan jati yang ada di pinggir sungai lo. Terbayang kan gimana semilir dan teduhnya?

Suasana teduh Pasar Jaten Pinggir Kali. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Alih-alih menjual kebutuhan dapur dan rumah tanggaya, Pasar Jaten Pinggir Kali menyediakan produk kuliner siap santap. Dijamin, kedatanganmu ke sini pada Minggu bakal terasa menyenangkan dengan menyantap berbagai kuliner lezat di tempat ini.

Belasan kuliner tradisional dijajakan di gubuk-gubuk beratapkan jerami yang digunakan sebagai lapak berdagang. Deretan gubuk yang berbentuk letter U akan menyambut begitu kamu memasuki "pasar".

Masing-masing gubuk biasanya sudah diberi tulisan menu, antara lain: wedhangan, sego kulban, wedang kawi, getuk, lontong lodeh, ndhok cenil, es gempol dan es campur sari, bakso bathok, gudeg, dan gorengan. Belasan tulisan yang tergantung bikin saya kebingungan. Mana ya yang kudu saya cicipi dulu?

Suasana pasar dengan belasan gubuk yang berjejer rapi. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Menyantap makanan di sini terasa menyenangkan. Pedagang yang superramah akan mengajakmu bercengkrama dengan bahasa Jawa kromo alus.

Jika kamu nggak paham dengan bahasa tersebut, nggak masalah kok memakai Bahasa Indonesia. Alunan gamelan yang dimainkan live juga dijamin bakal membuatmu kian betah, bak seorang raja yang menikmati sarapannya sambil menyaksikan hiburan. What a breakfast!

Mata Uang Khusus

Pasar jaten ini cocok buatmu yang ingin mencari berbagai makanan dan minuman tradisional dalam satu tempat sekaligus. Dengan harga mulai satu hingga tiga kepeng, dijamin perutmu akan kenyang dengan bujet yang minim.

Satu satunya mata uang yang berlaku di pasar ini. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Oya, kepeng! Alat transaksi yang berlaku di pasar ini memang bukanlah Rupiah, tapi kepeng. Mata uang tersebut berupa potongan kayu dengan cap "Pasar Jaten".

Sekeping kepeng setara dengan Rp 2.000. Untuk mendapatkannya, kamu harus menukar uangmu di gubuk paling depan. Nggak perlu banyak-banyak menukarnya, karena makanan yang mereka jajakan cenderung murah.

Sebagai gambaran, saya hanya perlu sepuluh kepeng untuk mencoba lima makanan berbeda. Murah banget!

Bebas Plastik

Alat makan yang digunakan bebas dari plastik. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Demi menjaga lingkungan, kamu nggak akan menemukan perkakas plastik atau beling saat bersantap di pasar ini, . Semua alat makan yang digunakan merupakan alat makan tradisional seperti piring rotan, daun pisang, mangkuk tempurung kelapa, atau cangkir tanah liat. Jadi buatmu yang ingin take away, bawa tempat makan sendiri. Ha-ha.

Pembungkus makanan yang bebas plastik. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Pasar yang berada di Dusun Kalialang Lama RT 01 RW 02, Desa Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, ini cuma buka saban Minggu Legi pukul 06.00 hingga 11.00 WIB saja.

Siswanto, Pencetus ide Pasar Jaten Pinggir Kali mengatakan bahwa dia dan masyarakat ingin penanggalan hari jawa tetap lestari di tengah masyarakat modern seperti sekarang.

Tertarik datang? Periksa dulu kalender jawamu ya, Millens! (Zulfa Anisah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Kisaran Gaji Ketua RT di Jawa Tengah; Semarang Masih Tertinggi

29 Jan 2025

Ngrancasi, Upaya Petani Mawar di Sumowono Mempersiapkan Panen Raya menjelang Lebaran

29 Jan 2025

Begini Cara Nonton Drakor 'The Trauma Code: Heroes on Call' Sub Indo Termudah

29 Jan 2025

Perihal Imlek yang Selalu Identik dengan Hujan

29 Jan 2025

Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Digital, Siap Bersaing di Pasar Global

29 Jan 2025

Mengapa Orang Rela Terjebak Macet Berjam-Jam Demi Liburan?

29 Jan 2025

Satu Abad Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah: Puri Gedeh Semarang

30 Jan 2025

Proyek Mendulang Oksigen di Bulan, Sejauh Mana?

30 Jan 2025

Kontroversi Penggunaan Kecerdasan Buatan di Film 'The Brutalist'

30 Jan 2025

Perayaan Imlek dan Isra Mikraj, Lestari Moerdijat: Cermin Keberagaman yang Makin Kuat

30 Jan 2025

Sampai Kapan Puncak Musim Hujan di Jawa Tengah Berlangsung?

30 Jan 2025

Maraknya Pembunuhan Bermotif Sepele: Mengapa Masyarakat Kian Impulsif?

30 Jan 2025

Kampanye Darurat Gadget, Kampung Budaya Piji Wetan Perkenalkan Dolanan Tradisional

31 Jan 2025

Ranking Kampus Terbaik Dunia versi Webometrics, Undip Peringkat ke-4 Nasional

31 Jan 2025

Gelar Tradisi Kawalu per 1 Februari 2025, Baduy Dalam Ditutup 3 Bulan

31 Jan 2025

Keluarga Marlot Bruggeman, Meninggalkan Belanda demi Pulau Kei Kecil di Maluku

31 Jan 2025

Tiga Kapal Tongkang Kandas di Perairan Tanjung Emas Semarang, Polda Terjunkan Tim Pengawas

31 Jan 2025

Punahnya Tradisi 'Ganti Jeneng Tuwa' di Kalangan Laki-laki Wonogiri

31 Jan 2025

Candi Gunung Wukir, Prasasti Canggal, dan Jejak Sejarah Kerajaan Medang

31 Jan 2025

Coffee Morning, PMI Kota Semarang Simulasikan Cara Menolong Korban Kecelakaan

31 Jan 2025