BerandaPasar Kreatif
Minggu, 3 Mar 2018 05:37

Melongok Sentra Pembuatan Gamelan di Sukoharjo

Pembuatan Gamelan (jarwadi.com)

Gamelan adalah alat musik khas Jawa yang mempunyai nilai seni tinggi. Nggak sembarang orang bisa membuatnya. Di Kabupaten Sukoharjo terdapat sentra pembuatan gamelan . Karya pengrajin gamelan di sana bahkan sudah diekspor ke berbagai negara, lo.

Inibaru.id – Menjadi alat musik tradisional khas Indonesia, gamelan memiliki peran penting dalam kehidupan kebudayaan dan kesenian di Jawa. Berbagai pertunjukan tradisional mulai dari seni tari, wayang dan kesenian lainnya menjadikan alat musik ini sebagai pengiring utama.

Tapi, tahukah kamu di manakah gamelan-gamelan tersebut dibuat? Memiliki alam yang masih asri dan sejuk, Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah menjadi salah satu tempat segelintir pengrajin gamelan masih berusaha melestarikannya.

Berada sekitar 10 km dari sebelah tenggara Kota Solo, Desa Wirun cukup mudah untuk dikenali. Di gapura depan desa terdapat tulisan "Desa Gamelan" yang cukup besar. Menjadi salah satu desa wisata paling dikenal di Sukoharjo, Desa Wirun menjadi lokasi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Nggak hanya wisatawan lokal saja, tapi juga mancanegara, lo. Wah, hebat ya?

Oya, nggak sembarang orang bisa membuat kerajinan gamelan, lo. Sulit untuk menguasai kerajinan gamelan karena jenis gamelan mempunyai ciri khas nada dan suara masing-masing.

Mengutip GNFI (25/8/2016), kerajinan gamelan di Desa Wirun ini sudah berdiri sejak tahun 1956. Hingga saat ini terdapat delapan orang pengrajin gamelan yang bekerja di rumah mereka. Masing-masing pengrajin ini juga punya sejumlah pekerja.

Baca juga:
Kayu yang Diukir Alam Itu Jadi Kreasi Unik Kakak-Beradik dari Desa Wisata Kandri
Sarung Goyor Khas Tegal Menyarungi Warga Dunia

Dalam pembuatan gamelan, para pengrajin gamelan di desa tersebut bisa dibilang masih menggunakan teknik tradisional, lo. Ini karena perangkat alat musik tersebut memiliki tingkat kesulitan dan ketelitian yang cukup tinggi.  Untuk proses pembentukan lempengan hingga menjadi gamelan sesuai dengan ukuran yang diinginkan, masih menggunakan tenaga manusia yang dibantu dengan palu. Proses ini melibatkan sekitar 7-9 pekerja.

Kamu penasaran bagaimana proses membuat gamelan?

Dibuat dari bahan baku timah dan tembaga, bahan gamelan tersebut dileburkan atau dicairkan dengan api di dalam wadah yang terbuat dari tanah liat. Sekitar 15 -30 menit, setelah kedua bahan itu meleleh dan menghasilkan campuran yang pas, lalu dituangkan ke dalam cetakan.  Hasil peleburan itu dinamakan laker.

Setelah dingin, laker dikeluarkan dari cetakan dan ditempa alias dipukul dan dibakar berulang kali hingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Proses penempaan jika tanpa hambatan menghasilkan bentuk yang diinginkan sekitar 2 jam 15 menit, atau bahkan lebih, bergantung atas ukuran dan bentuknya.

Proses selanjutnya adalah pengaturan nada gamelan sesuai dengan standar bunyi yang sudah ada. Perlu kamu tahu nih, setiap perangkat gamelan diset dengan tingkat akurasi nada yang luar biasa. Karena keunikan nada yang dimilikinya, penggarapan gamelan harus menggunakan teknik khusus. Hal itu berlaku pada sebanyak kurang lebih 25 set perangkat gamelan (kecuali kendang) yang diperlakukan demikian. Di sisi lain, satu set perangkat gamelan memiliki 6-8 nada. Tapi jika nada dari setiap perangkat gamelan sudah pas, nadanya akan bertahan bahkan sampai ratusan tahun tanpa set ulang seperti alat musik kebanyakan. Luar biasa, bukan?

Setelah memperoleh nada yang diinginkan, gamelan akan dipoles agar penampilannya menarik. Jika semua proses berjalan lancar, dalam satu hari, setiap kelompok pengrajin dapat menghasilkan dua buah gamelan. Pantas saja proses pengerjaan seperangkat gamelan membutuhkan waktu yang lama. Satu set gamelan dapat dibuat dalam 3-4 bulan.

Mengenai harga, bergantung atas jumlah dan ukuran gamelan yang diinginkan. Selain dijual dalam satuan set, para pengrajin juga menerima pemesanan alat musik gamelan dalam bentuk satuan. Untuk gong jawa misalnya, biasanya berbunyi lantang dengan bentuk tipis. Sedangkan gong bali lebih besar dari gong jawa yang bisa mencapai 50 kg. Harga satuan berkisar antara Rp 2 juta - Rp 8 juta per buah. Adapun satu buah kempul harganya sekitar Rp 3 juta Rp 3,8 juta. Adapun satu set gamelan yang lengkap bisa dihargai hingga sekitar 300 juta. Bahkan bila menggunakan bahan kualitas terbaik bisa mencapai Rp 600 juta. Wow, angka yang fantastis.

Eits, tapi tentu itu harga yang sepadan jika dibandingkan dengan proses pembuatannya. Selain membutuhkan proses yang lama dan tingkat ketelitian yang tinggi, mahalnya harga gamelan juga didasarkan pada harga bahan baku yang tinggi serta banyaknya bahan baku yang dibutuhkan. Sedangkan untuk perangkat gamelan yang terbuat dari kayu, seperti kendang, pengrajin biasanya memberi order kepada pengrajin lain.

Baca juga:
Cokelat Tempe, Kreasi Unik dari Boyolali
Hoki Pengrajin Barongsai jelang Imlek

Nggak hanya di Jawa saja, gamelan dari Desa Wirun juga dipasarkan hingga Kalimantan, Bali bahkan ke luar negeri. Gamelan Wirun sudah di ekspor ke Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Inggris, Jepang, dan terutama Malaysia. Ini lantaran gamelan buatan Indonesia sudah diakui dan nggak ada yang bisa menirukan, khususnya untuk pembentukan suara dan nadanya.

Well, semoga saja pemerintah bisa lebih memperhatikan potensi perangkat alat musik Jawa ini. Nggak mau dong bila suatu saat negara lain mengklaim alat kesenian tradisional kita ini. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024