BerandaPasar Kreatif
Senin, 11 Mar 2018 06:25

Dari Bahan Baku Bekas, Industri Kuningan Juwana Suguhkan Beragam Karya

Industri kuningan Juwana. (Antarafoto.com)

Nggak hanya bandeng, Kecamatan Juwana yang berada di Kabupaten Pati juga terkenal karena industri kuningannya. Yang menarik, bahan baku kuningan itu merupakan barang bekas.

Inibaru.id – Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah terkenal banget dengan bandengnya. Oleh-oleh legendaris itu bahkan nggak hanya dijual di daerah Pati. Nah, selain bandeng, Juwana ternyata juga dikenal karena produk kuningan, lo.

Meskipun termasuk sebagai kerajinan, sebagian masyarakat merasa bahwa produk olahan kuningan di Juwana ini lebih tepat disebut sebagai industri. Di Juwana, pengecoran kuningan dilakukan secara massal dengan membuat peralatan bantu terlebih dahulu. Seperti ditulis laman patinews.com, peralatan itulah yang akan memudahkan produksi kuningan.

Hasil produksi kuningan Juwana dijual hingga ke berbagai daerah, termasuk ke luar negeri. Penjualan ini biasanya juga dibantu oleh pemborong dari Jakarta dan Bali yang akan menjual kembali produk kuningan tersebut sebagai barang ekspor. Karena itu, banyak produk yang dibuat berdasarkan pesanan.

Baca juga:
Kampung Gerabah Kebumen yang Enggan Punah
Aneka Keripik Sayur dari Kebumen

Yang unik, bahan baku yang digunakan adalah bahan baku bekas, lo. Alhasil, harganya pun murah dan bahannya mudah diperoleh. Bahan tersebut didaur ulang menjadi beragam produk. Mereka membuat suku cadang kompor gas, meteran air, keran air, gagang pintu, lampu hias, patung, miniatur, dan lain-lain. Harga jualnya pun murah, mulai Rp 3.000 hingga ratusan ribu rupiah.

Variatif sekali, ya? Mengutip ulinulin.com (3/10/2017), pengembangan produksi seperti ini didorong oleh kemauan warga setempat untuk mengembangkan usaha sebagai pengrajin kuningan. Apalagi, bahan baku yang tersedia cukup murah dan produk yang dihasilkan memiliki pangsa pasar yang luas.

Nah, kepiawaian warga dalam melebur kuningan ini diwariskan dari sosok yang dikenal sebagai Mbah Rewok. Mbah Rewok adalah seorang  pekerja pembuatan jalan pantura yang diinisiasi oleh Daendels pada masa kolonialisme Belanda. Makam Mbah Rewok berada di Desa Pajeksan, Kecamatan Juwana.

Tapi, sayang sekali nih Millens, industri kuningan yang sempat berjaya tahun 1990-1995 itu turut mengalami kelesuan akibat kondisi ekonomi yang sulit. Mengutip murianews.com (6/2/2017), pasar menuntut harga yang murah, padahal total biaya produksi meningkat. Akibatnya, sejumlah industri kuningan pun tutup. Padahal, dulu jumlah pengusaha bisa mencapai 600 orang.

Baca juga:
Pamor Kampoeng Lampion hingga ke Negara Pizza
Melongok Sentra Pembuatan Gamelan di Sukoharjo

“Saya kurang begitu tahu jumlah yang pasti. Tetapi kalau ditaksir, masih ada sekitar seratus pengusaha yang masih tetap bertahan,” kata  Sutrisno, Ketua Klaster Kuningan Juwana.

Karena itulah, saat ini banyak pengrajin yang juga merintis penjualan melalui daring untuk memudahkan transaksi. Dengan adanya laman resmi dari penjual, pembeli nggak harus datang langsung ke Juwana untuk melakukan pemesanan. Praktis, kan?

Nah, kalau Millens ingin melihat langsung barang-barang produksi dari kuningan, jangan lupa mampir ke sentra produksi kuningan Juwana, ya. (AYU/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024