BerandaPasar Kreatif
Rabu, 3 Des 2024 17:49

Budi Daya Rumput Laut, Upaya Petani Tambak Berdamai dengan Banjir Rob

Memanfaatkan lahan yang terbengkalai karena banjir rob, petani tambak di Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak melakukan budi daya rumput laut. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Di desa ini, sebagian petani tambak memanfaatkan lahan yang semula terbengkalai karena banjir rob dengan budi daya rumput laut.

Inibaru.id - Banjir akibat arus pasang air laut (rob) telah lama menggerus area persawahan di pesisir Kabupaten Demak. Lantaran terus-menerus didera banjir, banyak petani bertahan hidup dengan mengubahnya menjadi tambak. Namun, itu juga bukan solusi, karena debit banjir terus naik dari tahun ke tahun.

Banyak yang memilih menyerah, tapi ada juga yang bertahan dengan mengubah tambak yang semula "ditanami" ikan atau udang menjadi rumput laut, sebagaimana yang dilakukan para petani tambak di Desa Purworejo, Kecamatan Bonang.

Riyanto, salah seorang pembudi daya rumput laut di Desa Purworejo mengatakan, tanaman air itu lebih mudah dibudidayakan ketimbang ikan tambak dan lebih kecil kemungkinan terdampak banjir rob. Terlebih, alga jenis Gracilaria yang dibudidayakan itu bisa berkembang dengan sendirinya.

"Minim risiko. Meski terkena rob, rumput laut tetap hidup. Paling-paling sedikit layu saja saat (musim) hujan, " terang Riyanto saat ditemui Inibaru.id ketika tngah memanen rumput laut di tambaknya, belum lama ini.

Tambak yang Dulu Terbengkalai

Per sembilan hari, seorang pembudi daya bisa menghasilkan 8 ton rumput laut dari tambak seluas 9 hektare. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Riyanto membudidayakan rumput laut di tambak seluas 9 hektare yang sebelumnya sempat terbengkalai karena banjir rob. Dari lahan tersebut, dia mengaku bisa memanen rumput laut hingga 8 ton dalam jangka sembilan hari, lalu dijual dalam bentuk kering atau basah, tergantung permintaan pembeli.

"Rumput laut kering dijual Rp5.800, sedangkan yang basah Rp6.000 per kilogram," paparnya. "Kebanyakan kami jual ke pabrik kosmetik di Serang, Banten, Brebes, dan wilayah Jawa Timur."

Melihat fakta ini, tentu saja budi daya rumput laut tampak begitu menggiurkan. Sayangnya, potensi ini belum banyak dimanfaatkan masyarakat pesisir di Demak yang tambaknya terdampak rob. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Desa Purworejo Rifqi Salahudin.

"Saat ini hanya sepuluh persen petani tambak yang telah beralih ke pembudidayaan rumput laut," kata dia.

Yang Penting Mau Belajar

Selain dalam kondisi basah, rumput laut juga bisa dijual dalam kering tergantung permintaan dari pembeli. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Rifqi mengungkapkan, saat ini sudah banyak petani rumput laut yang sukses dari Desa Purworejo. Hal ini seharusnya bisa menjadi contoh bagi petani pesisir lain yang lahannya juga terdampak rob. Menurutnya, kuncinya adalah mau belajar pengetahuan baru.

"Potensi itu ada. Yang penting mau belajar memanfaatkan tambak yang terkena rob ini agar bisa difungsikan kembali," kata dia.

Terkait hal ini, pihaknya juga mengaku sudah berupaya menyosialisasikannya kepada para petambak yang bisa dijangkaunya. Namun, dia nggak berhak memaksa, karena kondisi ekonomi tiap orang juga nggak sama. Yang bisa dilakukannya sebagai pemerintah desa hanyalah memberi saran.

"Namun, saya tetap berharap pemerintah daerah (Pemkab Demak) bisa melihat potensi rumput laut di Desa Purworejo yang kokoh dari terjangan rob ini, lalu memberikan edukasi dan pelatihan kepada warga pesisir agar mereka bisa menerapkannya di wilayah masing-masing," tutupnya.

Yap, karena banjir rob sepertinya sulit diatasi, cara ini mungkin bisa menjadi upaya alternatif masyarakat pesisir untuk berdamai dengan kondisi tersebut. (Sekarwati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: