BerandaKulinary
Minggu, 6 Mei 2023 08:00

Super Roti Bekatul Semarang, Usung Konsep Makanan Sehat

Potret beberapa roti kering yang terbuat dari bahan baku bekatul. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Roti Bekatul Semarang mengusung konsep makanan sehat dengan menggunakan bahan-bahan rendah gula serta memperhatikan aspek serat, protein, mineral dan antioksidan sehingga baik untuk kesehatan.

Inibaru.id - Mendengar nama bekatul mungkin sebagian besar orang akan tertuju pada pakan ternak. Buat yang belum tahu, bekatul merupakan bagian terluar dari bulir padi yang terbungkus oleh sekam.

Di tangan Ismiyati, bekatul itu mampu disulap menjadi roti enak sekaligus kaya akan nilai-nilai gizi. Berkat inovasi dan usahanya yang konsisten, perempuan yang akrab disapa Mbak Tul itu kini menjadi pengusaha Super Roti di Kota Semarang.

Awalnya Mbak Tul memproduksi roti terigu sedari tahun 2011. Lantaran produknya sering mendapat penolakan dari swalayan maupun retail-retail modern, diapun sadar harus menciptakan roti yang berbeda.

"Saya sedari kecil memang punya tekad bikin usaha roti. Tapi pas tahun 2015 saya produksi skala besar. Roti bikinan saya banyak mendapat penolakan," ucap Mbak Tul saat ditemui Inibaru.id belum lama ini.

Tercetusnya Roti Bekatul

Proses pembuatan adonan roti bekatul di rumah produksi Super Roti Semarang. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Penolakan Super Roti bukan tanpa alasan. Mbak Tul memaparkan, pihak swalayan maupun retail-retail modern nggak mau menampung Super Roti karena produk miliknya nggak ada perbedaan signifikan dengan roti terigu yang sudah mejeng duluan.

"Saya nggak putus asa, lalu saya cari ide di internet. Waktu itu saya dapat informasi ada inkubator bisnis kompetisi. Saya ikuti, tetapi saya dituntut bikin sesuatu produk yang berbeda," kenang Mbak Tul.

Mbak Tul kemudian nggak menyia-yiakan kesempatan mengikuti kompetisi bisnis tersebut. Perempuan yang tinggal di Jalan Batursari IV, Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari itu lalu berdiskusi dengan seorang dokter untuk menggali informasi terkait penyakit yang paling banyak diderita masyarakat.

"Katanya penyakit diabetes. Orang yang terkena diabetes nggak hanya membatasi gula saja. Tapi perlu mengontrol konsumsi karbohidratnya. Lalu saya kepikiran untuk bikin roti berbahan baku bekatul," terangnya.

Dia meyakini jika bekatul memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh. Mbak Tul juga ingin membuktikan kalau bekatul bisa diolah menjadi makanan yang sarat akan nilai gizinya.

"Saya ingin orang-orang menyadari kalau bekatul itu memiliki kandungan yang bagus untuk kesehatan. Apalagi bekatul dari beras merah," ungkap Mbak Tul.

Gencarkan Makanan Sehat

Proses pemberian toping roti bekatul. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Inovasi yang dilakukan Mbak Tul pada saat mengikuti kompetisi bisnis berbuah manis. Bahkan, roti bekatul terpilih menjadi juara di ajang tersebut. Saat itu roti bekatul langsung mendapat tempat di masyarakat.

"Retail-retail yang awalnya nolak pada nyari minta diisi," ucap Mbak Tul.

Awalnya dirinya hanya membuat roti manis bekatul dan roti tawar bekatul. Perkembangan berikutnya ada produk bagelan bekatul, crakers bekatul, soes bekatul, soes gluten free, nastar bekatul, brownies bekatul, tart bekatul gluten free, pukis bekatul dan masih banyak varian lainnya.

Dalam pembuatan roti bekatul, Mbak Tul memperhatikan betul bahan-bahan yang digunakan. Dia pastikan seluruh bahan baku memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan tubuh.

"Gula pasir diganti gula jagung, mengganti mentega dengan minyak kelapa. Jadi saya bikin roti bekatul sangat total memperhatikan serat, protein, mineral, dan antioksidan," papar Mbak Tul.

Kini Mbak Tul tinggal memetik hasil dari segala jerih payahnya membranding serta mengedukasi roti bekatul.

"Alhamdulillah Super Roti udah punya nama dan mampu mempekerjakan 17 karyawan," tukasnya.

Buat kamu pencinta roti, mesti menjajal produk roti dari bekatul ini nggak, sih? Selain enak, mengonsumsi roti bekatul cocok buat kamu yang pengin memulai hidup sehat. So, silakan beli Super Roti di retail-retail modern terdekat ya, Millens. (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024