Inibaru.id – Terkadang, untuk mencicipi kuliner legendaris, kita harus masuk ke tempat-tempat yang nggak diduga. Salah satunya bisa kamu temui di ramainya Pasar Jatingaleh di Kota Semarang. Di tempat tersebut, terdapat Sop Buntut Pasar Jatingaleh yang sudah jadi buruan penggila wisata kuliner Kota Semarang sejak lama.
Meski sop buntut yang disediakan panas dan lokasi tempat makannya ada di tengah-tengah pasar, tetap saja banyak orang mendatanginya saat cuaca Kota Semarang sedang sangat panas sekalipun. Pasalnya, kenikmatan sop buntutnya justru membuat badan semakin segar.
“Iya, pas siang hari malah ramai-ramainya. Mungkin karena orang pada nyari yang seger-seger,” ucap Muslimun, generasi ketiga pengelola Sop Buntut Pasar Jatingaleh sebagaimana dilansir dari Radar Semarang, Sabtu (17/10/2020).
Lantas, apa sih yang bikin sop buntut di tempat makan tersebut sampai begitu melegenda di Semarang?
Kalau menurut Muslimun, sop buntutnya masih diolah dengan tungku yang memakai bahan bakar arang. Sudah jadi rahasia umum jika alat masak ini memang bisa bikin rasa makanan jadi lebih nikmat. Selain itu, sop buntutnya full daging tanpa sayuran sama sekali. Hal ini membuat kaldunya terasa guruh dan mantap.
“Selain itu, kami selalu membeli daging buntut sapi yang berkualitas tinggi. Kalau yang baisa, nanti rasanya malah jadi kurang nikmat. Setiap hari kami beli empat ekor buntut. Setiap buntutnya biasanya 3 sampai 4 kilogram,” ungkap Muslimun.
Saat ditanya tentang bumbu rahasia, Muslimun mengaku nggak memilikinya. Dia hanya menyebut penggunaan tungku arang dan sop buntut yang full daging tanpa sayuran jadi pembeda dengan sop-sop buntut dari tempat makan lain.
Jadi Langganan Pejabat Pemerintahan
Menurut cerita Muslimun, Sop Buntut Pasar Jatingaleh sudah eksis sejak 1950-an. Pendirinya adalah kakeknya, Sukahar. Nah, sebelum dia kelola, yang mengelola adalah ibunya, Iriyanti.
“Dulu kakek saya jualannya tenda kaki lima. Kalau sekarang sudah punya tempat permanen. Menurut cerita keluarga, dulu hanya karena terpikir untuk jualan sop buntut saja. Ternyata malah jadi usaha turun-temurun. Kalau Ibu saya dulu mengurus tempat makan ini lebih dari 30 tahun,” ceritanya.
Karena rasanya yang enak dan sejarahnya yang panjang, nggak heran jika Sop Buntut Pasar Jatingaleh jadi langganan pejabat pemerintahan. Salah satu yang dikenal sering mampir ke sana adalah mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
“Pak Hendi memang sering ke sini. Pesannya biasanya daging ruas-ruas dan porsinya minta dilebihkan,” jelasnya.
Kalau kamu tertarik mencicipi Sop Buntut Pasar Jatingaleh, biasanya buka hari Senin sampai Sabtu dari pukul 09.30 sampai 15.30 WIB. Harga per porsinya pada 2020 lalu adalah Rp43 ribu. Jadi, jangan heran jika harganya sekarang sudah lebih mahal. Meski begitu, soal rasa, dijamin juara dan bikin puas! (Arie widodo/E05)