BerandaAdventurial
Kamis, 24 Apr 2024 08:00

Gebyar Kupatan dan Destinasi Wisata Baru di Desa Kesambi Kudus

Antusiasme warga mengikuti Gebyar Kupatan di Wisata Mbalong Sangkal Putung, Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Inibaru.id/ Alfia Ainun Nikmah)

Setelah ngalap berkah di Gebyar Kupatan, warga pun menikmati berbagai wahana air di Wisata Mbalong Sangkal Putung, destinasi wisata baru di Desa Kesambi.

Inibaru.id - Libur Lebaran acap dihabiskan masyarakat Indonesia untuk berwisata bersama. Selain karena para anggota keluarga tengah berkumpul, waktu libur untuk memperingati hari raya itu juga cukup panjang.

Momen berwisata ini biasanya telah dimulai sehari setelah 1 Syawal hingga dilangsungkannya Lebaran Ketupat yang jatuh sepekan setelahnya. Di berbagai wilayah, Lebaran Ketupat biasanya diisi dengan pergelaran budaya, festival tradisi, kirab sesaji, lomban, dan lain-lain.

Oya, Lebaran Ketupat adalah sebutan untuk "lebaran kecil" yang digelar sekitar 7-8 Syawal atau seminggu setelah Idulfitri sebagai perayaan setelah masyarakat merampungkan puasa sunah enam hari setelah 1 Syawal. Untuk merayakannya, orang-orang kembali membuat ketupat dan hidangan pelengkapnya.

Selain itu, di sejumlah daerah, Lebaran Ketupat juga diperingati dengan menggelar tradisi tertentu, salah satunya Gebyar Kupatan di Kudus. Tiap tahun, gelaran yang lebaran ini memasuki tahun ketiga tersebut selalu dikunjungi masyarakat yang ingin turut memeriahkannya.

Ngalap Berkah sekaligus Piknik

Perahu Lomba menjadi salah satu wahana air yang paling banyak diminati masyarakat di Wisata Mbalong Sangkal Putung. (Inibaru.id/ Alfia Ainun Nikmah)

Gebyar Kupatan adalah tradisi tahunan yang dipusatkan di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah. Untuk tahun ini, rangkaian kegiatan yang diawali dengan kirab gunungan mengelilingi desa itu digelar pada Rabu (17/4/2024).

Penanggung jawab Gebyar Kupatan Ahmad Miftah mengungkapkan, tiap tahun acara yang merupakan kerja sama antara pemda dengan pokdarwis Desa Kesambi ini selalu disambut dengan antusias. Orang-orang datang bersama keluarga ke sini untuk "ngalap berkah" sekaligus piknik.

"Karena dipusatkan di Wisata Mbalong Sangkal Putung, banyak yang datang untuk piknik. Namun, yang utama dari acara ini adalah bentuk penghormatan terhadap leluhur Desa Kesambi," tutur Miftah.

Untuk tahun ini, sebanyak 12 gunungan berisikan hasil bumi dikirab dari Balai Desa Kesambi menuju Wisata Mbalong Sangkal Putung yang ada di Jalan Kauman. Miftah mengatakan, sejak pagi masyarakat telah bersiap di lokasi untuk berebut gunungan.

"Rebutan gunungan ini merupakan bentuk ngalap berkah hasil bumi. Karena kami mayoritas petani, yang kami tonjolkan (dalam gunungan) hasil bumi, tapi ada ketupatnya karena bertepatan dengan momen lebaran ketupat,” terangnya.

Penjualan Tiket Meningkat

Selain perahu lomba, bebek air juga menjadi wahana yang diminati pengunjung, khususnya anak-anak. (Inibaru.id/ Alfia Ainun Nikmah)

Cuaca yang cukup terik siang itu nggak menghentikan niat pengunjung untuk mengikuti rangkaian acara hingga selesai. Selain melihat prosesi berebut gunungan, nggak sedikit pengunjung yang juga tampak menjajal berbagai permainan yang disediakan Wisata Mbalong Sangkal Putung.

Sedikit informasi, Wisata Mbalong Sangkal Putung merupakan salah satu destinasi wisata baru di Kudus yang belakangan tengah digandrungi masyarakat setempat. Miftah menjelaskan, tempat ini semula adalah sawah dengan daerah resapan air cukup tinggi, lalu diubah jadi kolam pemancingan.

"Dari pemancingan, sekarang jadi tempat wisata seperti ini," terangnya sembari menunjuk kolam seluas 130x30 meter ini.

Sementara itu, anggota Pokdarwis Desa Kesambi Abdul Kafi mengungkapkan, acara Gebyar Kupatan kali ini berhasil membuat penjualan tiket di sejumlah wahana di Wisata Mbalong Sangkal Putung meningkat. Wahana Perahu Lomba, misalnya; dalam setengah hari telah melayani ratusan tiket.

“Sudah habis sekitar 100-an tiket karena seharian ramai bersamaan dengan acara Gebyar Kupatan,” akunya.

Sembari berteduh, pengunjung juga bisa menikmati suasana persawahan yang membentang luas. (Inibaru.id/ Alfia Ainun Nikmah)

Saat ini, Wisata Mbalong Sangkal Putung hanya memiliki satu unit perahu pendukung wahana Perahu Lomba, yang membuat pengunjung harus rela mengantre cukup panjang. Namun, hal ini rupanya nggak membuat Dwi Nor Cahya menyerah.

"Saya ke sini memang mau menyenangkan anak. Anak yang mengajak. Ini sudah kali kedua kami ke sini," jelasnya.

Oya, buat kamu yang nggak pengin menikmati wahana air seperti perahu lomba atau bebek air, Wisata Mbalong Sangkal Putung juga menyediakan spot-spot menarik untuk bersantai sembari melemparkan pandangan ke hamparan sawah menghijau di kanan kiri dengan latar pegunungan dari arah selatan.

Selain itu, kamu juga bisa berpetualang dengan mobil jip atau untuk anak-anak ada mobil-mobilan listrik yang seluruhnya dibanderol tiket masuk Rp10 ribu per orang. Namun, karena hanya buka pada akhir pekan dan ketika ada event besar di Desa Kesambi, kamu nggak bisa sembarangan ke sini, ya! (Alfia Ainun Nikmah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024