BerandaTradisinesia
Rabu, 23 Apr 2024 08:29

Pemungkas Lomban Kupatan: Melarung Kepala Kerbau di Muara Sungai Tayu

Kepala kerbau dihias dan diarak mengelilingi Desa Sambiroto sebelum dilarung di muara sungai. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Sebagai bentuk syukur dan upaya tolak bala, Lomban Kupatan yang digelar di Desa Sambiroto, Kabupaten Pati, diakhiri dengan seremoni melarung kepala kerbau di muara Sungai Tayu.

Inibaru.id - Idulfitri, hari raya terbesar bagi umat Islam jatuh pada 1 Syawal. Namun, perayaannya nggak hanya dilangsungkan dalam sehari. Sepekan setelahnya, masyarakat Jawa biasanya akan menggelar "lebaran" lagi, yang acap disebut Syawalan, Kupatan, Bada Kupat, dan lain-lain.

Umumnya, masyarakat akan kembali memasak ketupat dan sajian lain yang mengikutinya. Lebih dari itu, sejumlah daerah juga akan menggelar festival, sedekah laut, atau kirab. Nah, di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, ada satu tradisi yang dikenal sebagai Lomban Kupatan.

Lantaran digelar di Tayu, nggak sedikit yang menyebutnya Lomban Tayu atau Lomban saja. Tradisi yang melibatkan ratusan warga Tayu ini dipusatkan di Desa Sambiroto, dengan gelaran utama melarung sesaji di muara Sungai Tayu yang langsung mengarah ke Laut Jawa.

Sesaji yang dilarung ke muara sungai yang juga dikenal sebagai Kali Silungonggo ini adalah kepala kerbau plus ekor dan empat kakinya. Sebelum dilarung, sesaji dikirab mengelilingi Desa Sambiroto diiringi parade marching band, kesenian barongan, tong tek, dan lain-lain. Di sinilah keseruan dimulai.

Dimulai sejak Pagi

Peserta kirab Lomban Kupatan di Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, bergerak dari balai desa menuju tempat pelelangan ikan (TPI) Tayu. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Mentari baru saja merekah ketika para sesepuh Desa Sambiroto telah mempersiapkan diri. Sebelum kirab dimulai, mereka terlebih dahulu melarung kepala kambing dan ayam putih mulus. Pelarungan dilakukan di bawah jembatan Tayu.

Salah seorang warga Desa Sambiroto Lu'luatul Fajris Naini mengatakan, karnaval dan arak-arakan pengiring sesaji biasanya dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Kepala kerbau yang telah dihias diletakkan di atas miniatur perahu, kemudian ditempatkan pada rombongan paling depan.

"Sesaji dibawa pakai becak motor diikuti para peserta kirab menuju TPI (tempat pelelangan ikan) Tayu," terang perempuan yang karib disapa Lulu tersebut kepada Inibaru.id, Jumat (19/4/2024). "Rute arak-arakan dimulai dari Balai Desa Sambiroto menuju Pasar Tayu, lalu berakhir di TPI."

Sesampai di TPI, dia melanjutkan, sesaji didoakan bersama-sama. Setelah itu, kepala kerbau dinaikkan ke atas perahu, lalu diantarkan orang-orang ke muara sungai untuk dilarung atau dihanyutkan di tempat tersebut.

Tradisi Turun-temurun

Sungai Tayu atau Kali Silungonggo akan diramaikan oleh perahu-perahu yang dihias untuk dinaiki pengunjung saat tradisi Lomban Kupatan berlangsung. (Inibaru.id/ Rizki Arganingsih)

Lomban Kupatan adalah tradisi yang telah digelar masyarakat desa sejak lama. Tradisi ini diyakini sudah dimulai sejak 1950-an. Kala itu, wedana atau penguasa setempat bersama para penggawanya rutin melakukan lomban atau menaiki perahu mengarungi Sungai Tayu tepat sekitar sepekan pasca-lebaran.

Sebagai bentuk syukur, leluhur desa ini juga menyembelih kerbau, lalu kepalanya dilarung di muara sungai. Kebiasaan ini kemudian diikuti masyarakat hingga kini. Lulu mengatakan, selain wujud syukur, Lomban Kupatan juga menjadi semacam upaya tolak bala.

"Warga Desa Sambiroto mayoritas nelayan. Jadi, selain menjadi wujud rasa syukur kepada Allah, lomban juga merupakan tolak bala, agar para nelayan dijauhkan dari hal-hal yang nggak diinginkan saat bekerja di laut, dilindungi, serta diberkahi sang Pencipta," tandas perempuan 24 tahun tersebut.

Senang sekali menyaksikan masyarakat Desa Sambiroto masih nyengkuyung budaya setempat hingga sekarang. Terlebih, masih banyak anak muda yang turut serta dalam tradisi berpotensi mendatangkan wisatawan ini. Salut untuk kalian, deh! (Rizki Arganingsih/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: