BerandaKulinary
Rabu, 10 Apr 2018 12:02

Kue Lompong, Si Hitam Manis dari Purworejo

Kue Lompong Purworejo (masakandapurku.com)

Biar warnanya hitam, tapi kue yang satu ini rasanya manis-legit, lo. Namanya kue lompong. Menjadi kue tradisional khas Purworejo, Jawa Tengah, kue ini unik karena dibungkus dengan kelaras alias daun pisang kering.

Inibaru.id –  Kue lompong, pernah memakannya? Lidah kamu yang tinggal di Purworejo, Jawa Tengah, boleh jadi sudah kerap merasakan kelezatannya.

Kue lompong adalah kue khas Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kue ini berbahan dasar batang daun talas atau lompong, tepung merang, tepung ketan, gula pasir dengan isian tumbukan kacang tanah. Memiliki rasa yang manis, kue lompong memiliki keunikan tersendiri.

Apa itu? Keunikan dari kue lompong adalah pembungkusnya yang menggunakan kelaras atau daun pisang yang sudah kering  Cara membungkusnya seperti tempe bungkus daun ala kampung dan diikat dengan tali. Karena dibungkus daun pisang kering inilah rasa kue lompong menjadi semakin khas. Aromanya juga harum dan unik.

Mengutip liputan6.com (15/12/2015), beberapa pembuat kue lompong pernah mencoba mengganti bahan pembungkus asli dengan plastik atau bahan-bahan lainnya, namun hasil yang didapat adalah kue menjadi lengket. Kelaras yang dipakai juga harus kering secara alamiah di pohon pisang alias daun yang sudah tua dan mengering dengan sendirinya. Jadi bukan kering karena dijemur, lo.

Selain itu, keunikan lain kue legendaris ini adalah warnanya yang hitam. Ya, yang kali pertama kali melihat kue lompong akan merasa aneh karena jarang-jarang ada kue berwarna hitam. Eits, tapi coba dulu, rasanya yang legit dan kenyal dijamin bikin kamu ketagihan. Menjadi keunikan tersendiri, warna hitam kue lompong ini berasal dari tanaman lompong atau lumbu atau talas yang dilumatkan dan dicampur ke dalam adonan kue lompong tersebut.

Baca juga:
Gurih Manis Legit Si Putu Tegal
Kelezatan dari Sepiring Nasi Gandul Khas Pati

Penasaran cara membuatnya? Pertama-tama, batang talas dikupas bersih lalu dipotong kecil-kecil. Bahan dasar itu direndam hingga terbebas dari getah. Setelah itu batang talas lalu direbus hingga menjadi bubur. Selanjutnya, bubur batang talas disaring untuk diambil sarinya hingga menghasilkan warna kehitaman. Biasanya, untuk mendapatkan warna hitam yang lebih pekat, adonan itu dicampur tepung merang atau bubuk batang padi yang dibakar.

Lalu bagaimana dengan isiannya? Nah, untuk isiannya yaitu berupa tumbukan kacang tanah sangrai yang dicampur dengan gula merah. Untuk menjaga agar rasa kue lompongnya tetap enak, banyak pembuat kue lompong yang masih menggunakan peralatan tradisional.

Mereka menghaluskan kacang tanah dengan lumpang dan alu saat menumbuknya, bukan dengan blender. Hal ini dilakukan supaya kacang yang dihaluskan masih memiliki tekstur. Berbeda halnya jika menggunakan blender,  meski lebih efisien, namun kacang tanah yang dihasilkan akan sangat halus.

Selain itu, untuk mengukusnya juga masih menggunakan luweng yaitu tungku api yang berbahan dasar kayu. Ini dimaksudkan agar hasil kukusannya lebih merata. Alhasil kue lompong matang benar dan terasa legit ketika digigit. Pemakaian luweng ini juga agar kue lompong nggak mudah basi.

Oya, perlu kamu tahu, kue lompong ini bisa tahan lama, lo. Meski tanpa bahan pengawet, kue ini bisa bertahan hingga semingguan lebih. Semakin lama, tekstur kuenya akan semakin keras. Nah, kalau mau memakannya, kamu harus memanaskan terlebih dahulu dengan cara dikukus lagi. Karena tahan lama itu pula, kue unik ini sering kali dijadikan sebagai oleh-oleh khas Purworejo. Bahkan, ada juga para  pembeli yang memburu kue lompong untuk oleh-oleh saat bepergian ke Singapura, Amerika Serikat, dan Jerman. Wuih, jauh juga ya.

Baca juga:
Bukan Kualitas Para Kroco dalam Semangkuk Kraca Pemalang
Kebumen juga Produsen Telur Asin

Nah, jika kamu ingin mencicipi kue lompong, banyak tempat di Purworejo yang menjualnya. Mulai dari toko-toko kue hingga pedagang kaki lima. Harganya juga terjangkau. Rata-rata kue lompong ini dijual dengan harga Rp 3 ribu per biji. Murah, bukan?

Jadi, siapa bilang kalau kuliner tradisional kalah nikmat dengan jajanan kekinian? (IB05/E02)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: