BerandaKulinary
Kamis, 26 Okt 2022 11:05

Gurihnya Kuliner Kendal Momoh, Bikin Orang Nggak Bakal Bilang 'Emoh'

Momoh, kuliner Kendal serupa jeroan yang dibacem. (visitjawatengah.jatengprov.go.id via Solopos)

Hasil rebusan jeroan sapi atau kerbau mungkin bisa bikin orang ogah, tapi ketika sudah diracik menjadi momoh, kamu nggak akan menolak kelezatannya. Kuliner dari Kendal ini bisa kamu dapatkan di warung-warung di Kaliwungu dengan harga terjangkau.

Inibaru.id – Mengunjungi Kendal, kurang yahud rasanya bila belum mencicipi kuliner khas seperti momoh. Asal kamu tahu, momoh merupakan makanan unik berbahan baku jeroan sapi atau kerbau.

Kamu bisa menemukan tempat makan yang menjajakan momoh di daerah Kaliwungu. Meski terbuat dari jeroan, cita rasa momoh bisa diadu karena dibumbui dengan berbagai rempah.

Ada dua versi momoh yang ada di Kendal, yaitu kuah dan goreng. Namun, kalau kamu berniat menggunakan momoh sebagai lauk, sepertinya lebih pas jika memilih versi goreng.

Kamu tinggal membubuhkannya di atas nasi pecel atau soto. Tekstur empuk, gurih, sedikit manis dan pedas ini dijamin bikin makanan tambah nikmat.

Tapi, kalau mau menikmati momoh versi kuah juga boleh banget lo. Apalagi, di tengah cuaca yang kerap mendung syahdu seperti belakangan ini. Hangat, gurih, dan pedas manis kuahnya bikin badan segar. Psst, mengutip Sonora (21/7/2021), momoh dipercaya menambah stamina kaum Adam.

Asal Usul Momoh

Proses pembuatan momoh. (Tvone)

Asal usul penamaan momoh berasal dari kata “emoh” atau yang dalam bahasa Indonesia berarti “tidak mau”. Hal ini ditengarai dari ucapan atau reaksi orang-orang ketika kali pertama mencium bau hasil rebusan jeroan. Maklum, bau yang menyengat tersebut keluar dari proses pembuatan momoh.

Ketika orang ditawari untuk mencicipi umumnya menolak dan berkata ‘emoh-emoh’. Nah, seiring waktu, makanan khas Kendal itu pun dinamai momoh.

Eits, ada versi lain penamaan momoh ini, Millens. Katanya, momoh berasal dari kata ‘amoh’, yang berarti empuk. Sebutan ini mengacu pada proses pembuatan jeroan yang direbus sekitar 3-5 jam sampai teksturnya menjadi empuk (amoh).

O ya, cara pembuatan momoh ini terbilang cukup rumit dan membutuhkan proses yang panjang. Dilansir Solopos (24/10) proses pembuatan diawali dengan merebus jeroan kerbau atau sapi seperti babat, iso, limpa, jantung, koyor, kikil, hingga torpedo atau pelir sapi selama 3-5 jam. Wadah untuk merebus dipilih yang berbahan tanah liat.

Setelah proses merebus dirasa cukup, masukkan bumbu rempah seperti laos, jahe, daun salam, serai, bawang merah, bawang putih, garam, kemiri, cabai, dan gula jawa ke dalam kuali. Kemudian, rebus kembali selama 1 jam.

Jika sudah direbus selama satu jam, momoh masih harus didiamkan satu hari agar rempah meresap ke dalam jeroan. Barulah, penantian selama sehari ini bisa kamu lampiaskan dengan rasa momoh yang menggugah selera. Makanan ini bisa disajikan secara langsung atau digoreng terlebih dahulu tergantung selera.

Warung-warung di Kaliwungu, Kendal menjajakan momoh dengan harga bervariasi, mulai dari Rp10 ribu-Rp15 ribu perporsi. Wah, cukup terjangkau ya harganya?

Kamu tertarik nggak nih mencicipi varian kuliner jeroan seperti momoh ini, Millens? (Siti Zumrokhatun)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: