Inibaru.id – Bagi sebagian orang Jawa, Jumat Kliwon sering dianggap sebagai hari keramat. Nggak hanya dikaitkan dengan hal-hal mistis, terkadang hari tersebut juga dijadikan waktu untuk nggak melakukan hal-hal berbahaya. Hal inilah yang dilakukan para nelayan di Kendal, Jawa Tengah. Mereka nggak mau melaut di hari itu.
Kepercayaan ini sudah berlangsung turun-temurun selama puluhan tahun, lo, Millens. Hal ini diungkap langsung oleh salah seorang nelayan bernama Imam Syafi’i. Laki-laki asal Desa Gompolsewu, Kecamatan Rowosari ini menyebut banyak rekannya yang nggak mau melaut saat Jumat Kliwon karena khawatir terkena masalah.
“Kalau di (tradisi) Jawa, Jumat Kliwon itu kan hari yang agak sakral, sedikit diistimewakan. Nggak ada pantangan khusus sebenarnya. Cuma memang dari dulu turun temurun seperti itu. Jumat Kliwon nggak ada yang berangkat,” cerita Imam, Oktober 2021.
Sebenarnya, ada sejumlah nelayan yang tetap nekat melaut pada Jumat Kliwon. Sebenarnya, mereka was-was kalau sampai kena musibah. Tapi, mereka bisa pulang dengan selamat. Sayangnya, hasil tangkapannya ternyata nggak sememuaskan sebagaimana di hari-hari lainnya.
“Kalau tetap melaut, nggak ada kejadian apa-apa. Cuma paling kebanyakan kalau Jumat Kliwon nekat berangkat, pendapatannya biasanya nggak ada. Bisa nggak dapat apa-apa atau biasanya kurang,” lanjutnya.

Gara-gara hal ini pulalah, nelayan di Kendal memilih untuk nggak melaut saat Jumat Kliwon. Daripada kecewa karena hasil tangkapannya sedikit, mereka memilih untuk mengikuti saran leluhur mereka. Kalaupun ada yang tetap berangkat, biasanya mereka yang benar-benar membutuhkan pendapatan, Millens.
“Dari 100 perahu mungkin hanya 5 perahu (yang berangkat melaut saat Jumat Kliwon),” terangnya.
Imam juga mengambil sisi positif dari kebiasaan nggak melaut saat Jumat Kliwon. Baginya, hari itu adalah saat yang tepat untuk libur dan beristirahat. Selain itu, dia juga bisa melakukan salat Jumat dengan lebih tenang. Apalagi, terkadang dia baru bisa pulang melaut di sore hari.
Sebagaimana nelayan-nelayan lain di Indonesia, Imam juga belum bisa benar-benar menikmati hasil jerih payahnya melaut setiap hari. Rata-rata, tangkapannya sekitar 10 kilogram ikan saja per hari. Hasil penjualan ikan ini bahkan masih dibagi dengan rekan-rekan di satu kapal lainnya. Maklum, di satu kapal, bisa ada dua sampai tiga orang nelayan.
“(Rata-rata) Rp 100 ribu satu orang. Kalau paling gede bisa Rp 300 ribu kadang ya lebih,” ceritanya terkait dengan pendapatan bersih setiap kali melaut.
Kalau di tempatmu, apakah juga ada yang memilih untuk nggak beraktivitas di Jumat Kliwon seperti para nelayan di Kendal ini, Millens? (Det/IB09/E05)