BerandaKulinary
Jumat, 8 Sep 2022 11:00

Cerita Unik Mi Ayam Pak Pendek Yogyakarta, Julukan 'Gemas' yang Berujung Berkah

Warung Mi Ayam Pak Pendek di Yogyakarta. (Travelingyuk/Gallant Tsany A)

Pernahkah kamu berpikir untuk menjadikan julukan sebagai merek dagang, sekalipun sebenarnya terdengar seperti sebuah olokan? Begitulah asal muasal penamaan mi ayam Pak Pendek. Entah apa jadinya jika dia nggak membubuhkan nama tersebut pada usahanya karena baper duluan.

Inibaru.id – Saking banyaknya warung mi ayam enak di Yogyakarta, banyak warga Kota Pelajar yang menganggap Jogja sebagai ‘ibu kota mi ayam’ di Indonesia. Di sana, kamu bisa menemukan sejumlah warung mi ayam legendaris dengan rasa yang mantap. Salah satunya adalah Mi Ayam Pak Pendek.

Nama pemilik warung tersebut adalah Sunaryo. Yap, dialah orang yang mendapatkan julukan Pak Pendek. Penyebab julukan ini nggak lain karena tinggi badannya yang memang kurang jika dibandingkan dengan rata-rata orang Indonesia. Hm, bisa jadi orang yang memanggilnya demikian karena "gemas" dengan tinggi badannya, ya, Millens?

“Pak Pendek itu panggilan dari teman-teman. Karena sudah merasa cocok dengan panggilan itu, aku pakai untuk nama bisnis,” ucap Naryo sebagaimana dikutip dari Detik, Senin (29/3/2021).

Laki-laki berusia 35 tahun itupun menceritakan pengalaman hidupnya. Ternyata, sebelumnya dia adalah pekerja serabutan. Sebelum menjadi penjual mi ayam, dia pernah berjualan beras, bekerja di bengkel cat motor, atau ikut bisnis jual beli barang rongsok.

Mengikuti Petunjuk dari Catatan yang Ditulis pada Secarik Kertas

Sunaryo alias Pak Pendek. (Mojok/Hammam Izzuddin)

Pada 2009, dia membuat keputusan besar dalam hidupnya. Dia memutuskan untuk menyewa gerobak dan mulai berjualan mi ayam keliling. Padahal, dia sama sekali nggak punya pengalaman meracik mi ayam!

Naryo masih ingat betul biaya sewa gerobak tersebut, yaitu tiga ribu rupiah per hari. Terkait dengan racikan mi ayam yang dia buat, hanya berasal dari catatan yang dibuat saudaranya yang sudah lama berjualan mi ayam di Gunungkidul.

“Saya sebenarnya pengin belajar ke saudara saya, tapi karena dia sibuk terus, hanya dikasih catatan di kertas,” ungkap Naryo sebagaimana dikutip dari Mojok, (12/6/2022).

Naryo dan istrinya kemudian benar-benar mengikuti apa yang tertulis dalam catatan tersebut. Ternyata, resepnya berhasil dan mi ayamnya cukup laris. Lambat laun, dia pun mulai membuat cita rasa khas mi ayamnya sendiri sehingga dikenal secara luas sekarang ini.

Empat tahun lamanya Naryo berjualan dengan gerobak. Setelah itu, dia membuka warung di sebuah ruko yang ada di Jalan Babadan, Banguntapan, sebelah timur Kebun Binatang Gembira Loka. Warung itulah yang kemudian ramai sampai sekarang. Saking ramainya, Naryo pun memutuskan untuk membuka cabang baru di sebelah selatan Kantor PLN Gedongkuning atau sekitar 1,5 km dari warung pertamanya pada 2018.

“Dulu setiap kali di sini penuh lalu ada pembeli datang, saya arahkan ke cabang kedua,” lanjut Naryo.

Olok-Olok yang Membawa Berkah

Mi ayam Pak Pendek punya cita rasa yang khas. (Travelingyuk/Gallant Tsany A)

Balik lagi dengan julukan Pak Pendek, ya, Millens. Ada kisah lucu dari julukan ini. Saat masih berjualan mi ayam keliling di Gedongkuning, ada pelanggan yang bercanda dengan menyebutnya nggak kelihatan karena tertutup gerobak.

“Kamu tak panggil Pendek saja ya, soalnya kalau jualan ketutupan gerobak, dia bilang begitu,” ungkap Naryo.

Karena merasa julukan tersebut unik dan lucu, sepulang berjualan, Naryo memutuskan untuk memasang stiker bertuliskan ‘Mie Ayam Pendek’ di gerobak berwarana biru tersebut.

Ternyata, julukan tersebut berujung menjadi berkah baginya. Meski ada sejumlah warung mi ayam lain yang juga memakai nama Pak Pendek karena cerita dan sejarahnya sendiri, Mi Ayam Pak Pendek miliknya sudah kadung populer di Yogyakarta dan sekitarnya.

Jadi makin penasaran ya dengan mi ayam yang kabarnya punya cita rasa manis dan gurih dengan kuah bening yang nikmat. Apalagi, kabarnya pangsit basah di Warung Mi Ayam Pak Pendek juga sangat khas. Kapan nih kita wisata kuliner di sana, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024