BerandaKulinary
Senin, 21 Jul 2019 10:00

Berkunjung Ke Temanggung, Jangan Lupa Cicipi Tongkol Lombok Ijo yang Sudah Eksis Sejak Zaman Belanda Ini

Seporsi nasi tongkol lombok ijo cocok dinikmati dengan teh gula jawa. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Waroeng Jadoel di Temanggung yang sudah berdiri sejam 1890-an ini punya menu nasi tongkol lombok iji yang sudah disajikan dari zaman Belanda. Rasanya yang pedas manis bikin saya teringat dengan masakan ibu. Selain itu, segelas teh gula jawa jadi teman yang cocok untuk menghadapi udara dingin di Temanggung.

Inibaru.id - Dalam satu kesempatan mengunjungi Kota Temanggung, saya memutuskan untuk sarapan di sebuah kedai kecil di Jl. Jend. Soedirman No. 102 Temanggung. Kedai berjuluk Waroeng Jadoel Tersebut memang menyajikan berbagai masakan ndeso.

Pagi itu, saya tergoda untuk mencicipi Nasi Tongkol Lombok Ijo yang konon jadi kesukaan pengunjung. Saya harus menunggu beberapa saat karena harus mengantre dengan pembeli yang datang lebih dulu. Siti Sukastiah yang sudah berusia senja melayani pembeli dengan telaten.

Nggak lama kemudian, pesanan saya datang. Dalam satu piring, saya mendapatkan nasi dengan sepotong ikan tongkol tanpa tulang. Saya juga memilih sayur daun lembayung dan sayur tahu untuk menemani hidangan tongkol lombok ijo saya. Berbagai lauk lain seperti opor ayam, pindang pedes, brongkos, dan lain-lain juga bisa kamu pilih di sini lo, Millens!

Selain tongkol, berbagai lauk seperti ayam atau pindang bisa kamu pilih. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Benar saja, nasi tongkol lombok ijo yang begitu menggoda langsung saya lahap begitu tersaji di depan saya. Meskipun punya embel-embel lombok ijo, rasanya nggak begitu pedas kok, Millens! Semakin sering lidah saya mengecap, rasa manis dari tongkol tanpa duri ini menyeruak. Sebagai penyuka cita rasa manis, saya semakin lahap menghabiskan nasi tongkol lombok ijo saya. Rasanya mengingatkan saya pada masakan ibu saya.

Sayur daun lembayung yang sudah jarang ditemui pun mengingatkan pada masa kecil saya. Saat saya kecil, kakek suka sekali memetik langsung daun lembayung dan dimasak segar-segar untuk dimakan bersama. Sayur lembayung di warung ini lembut dan berkuah gurih. Duh, bikin benar-benar saya rindu dengan kakek.

Saya jadi tahu mengapa masakan satu ini jadi primadona pengunjung. Enak banget. Salah satu pengunjung yang "tersihir" dengan masakan di sini adalah Sulistio. Hampir setiap hari dia makan di sini. “Saya paling suka pesan tongkol,” katanya kemudian menyesap kopinya.

Selain makanan berat, beberapa jajan pasar seperti jadah, timus, mendoan, ketan jali, dan lain-lain juga ada. Selain itu, jangan lupa untuk mencoba teh gulo jowo. Di sini, teh yang berasal dari Tambi dimasak dengan arang. Aromanya sedikit sangit, namun setelah ditambah dengan gula aren yang nggak terlalu manis bikin saya pengin segera menghabiskannya. Segar!

Berbagai gorengan dan jajan pasar juga bisa kamu beli dengan harga seribuan saja. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kedai kecil ini sudah beroperasi dari tahun 1890-an. Yulianto Murtono merupakan generasi ketiga pemilik warung. Dia mengklaim, resep dan jualannya nggak pernah berubah dari perama kali jualan. Warung ini juga yang dulunya jadi tempat makan tentara ketika zaman Belanda. Nggak heran Yulianto punya jargon Cita rasa melegenda sejak zaman Belanda. 

Saya hanya perlu menebus dengan harga 12 ribu untuk seporsi nasi tongkol lombok ijo dengan segelas teh. Kelewat murah untuk masakan seotentik ini. Gimana, Millens? tertarik mencoba? (Zulfa Anisah/E05)

 

Waroeng Jadoel Temanggung

Kategori                            : Warung Makan

Harga makanan                 : Rp. 1.000 – Rp. 10.000

Harga minuman                 : Rp. 1.000 – Rp. 3.000

Alamat                              : Jl. Jend. Soedirman No. 102, Temanggung (depan Telkom Temanggung)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: