BerandaInspirasi Indonesia
Minggu, 30 Des 2017 02:56

Catatan 2017: Perempuan Tangguh di Balik Start-up Indonesia

Perusahaan rintisan alias start-up. (CBC/merdeka.com)

Dalam dominasi laki-laki, bisakah perempuan sukses di bidang perusahaan rintisan alias start-up? Bisa. Para perempuan ini membuktikannya.

Inibaru.id - Didominasi lelaki, perempuan bisa gemilang dalam membangun dan bekerja di perusahaan rintisan atau start-up. Para perempuan tangguh itu mampu membawa perubahan. Di Indonesia, Sobat Millens bisa menemukan para perempuan yang bekerja maupun menjadi founder dari start-up

Beberapa sosok perempuan tangguh yang sukses di dunia start-up Indonesia yaitu Diajeng Lestari, Hanifah Ambadar, dan Catherine Hindra Sutjahyo.

Baca juga:
Sahabat Netra Luncurkan Audiobook untuk Tunanetra
Geevv: Sudah Dapat Info, Kamu Beramal Pula

Diajeng Lestari, kelahiran 17 Januari 1986 ini adalah founder e-commerce HijUp. E-commerce yang fokus pada fashion muslimah ini tentunya sudah nggak asing lagi bagi para hijaber Indonesia bahkan luar negeri. Didirikan pada 2011, perempuan yang biasa dipanggil Ajeng itu mampu mengembangkan HijUp sampai seperti sekarang dan berhasil menembus pasar internasional.

Diajeng Lestari (disini.solusiukm.com)

Sebelum mendirikan HijUp, Ajeng sempat bekerja di perusahaan komersial dan masuk sebagai tim marketing research dengan penghasilan tinggi. Sampai akhirnya dia menikah dengan seorang pendiri start-up bisnis juga yaitu Achmad Zaky (pendiri bukalapak.com). Seringnya berinteraksi dengan sang suami membuat Ajeng memikirkan kembali idealismenya untuk membuat sesuatu yang lebih berharga bagi masyarakat, ketimbang hanya menjadi seorang karyawati.

Ajeng pun lalu memutuskan resign dan berfikir untuk membuat sebuah e-commerce yang berbasis fashion muslimah. Ide itu didapatnya karena ketika bekerja dirinya sangat sulit menemukan busana kerja yang islami. Saat itu belum ada situs yang khusus membahas tentang fashion muslimah. Melihat banyaknya brand baju muslimah yang terkenal dan bagus namun belum tersistem dengan baik. Dia pun lalu mendirikan HijUp yang memiliki konsep seperti mal namun online, khusus untuk baju-baju muslimah yang syar’i.

Awal mendirikan HijUp, Ajeng yang mengurus semuanya sendiri.  Dia harus  harus merangkap sebagai direktur, manajer, sekaligus office girl untuk usahanya. Sedangkan bagian IT dibantu oleh suaminya. Kini perjuangannya nggak sia-sia. HijUp.com berhasil menjadi e-commerce pertama di Indonesia untuk fashion muslimah.

Hanifah Ambadar adalah founder dari Female Daily Network (FDN), jaringan media digital dan komunitas khusus tentang perempuan yang dibangunnya bersama Affi Assegaf.  Saat ini FDN telah menjadi jaringan media digital dan komunitas online perempuan terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota mencapai 45 ribu orang. Sebagian besar anggotanya berasa dari kalangan profesional, pengusaha, ibu rumah tangga dan juga mahasiswa dengan kisaran usia 25 sampai 35 tahun.

Hanifah Ambadar (swa.co.id)

Berawal dari hobi ngeblog sejak 1999, dia mulai membangun FDN pada 2005. Saat itu, dia bekerja di dunia fashion retail di Amerika Serikat. Perempuan kelahiran Jakarta, 21 Mei 1979 itu pun mulai fokus menulis berbagai macam topik tentang fashion. Di blognya dia sering mendapatkan pertanyaan dari teman-temanya yang bertanya tentang fashion trend di Amerika Serikat. Dia pun lebih memilih untuk menjelaskannya lewat blog dibandingkan harus menjelaskannya satu-satu.

Kemudian pada 2007 Hanifah yang melihat peluang dari blognya kemudian menggandeng rekannya Affi Assegaf untuk mendirikan media online. Kendati bisnisnya dijalankan belum serius, pada 2007 mereka sudah mampu menggaet pengiklan. Dari  iklan yang didapat, uangnya kemudian digunakan untuk menyewa kantor saat mereka mulai fokus menjalankan bisnis pada 2009. Nggak hanya berhenti pada media online saja, mereka kemudian juga menjadikannya forum diskusi para perempuan yang sadar mode dan kecantikan dan berkembang menjadi sebuah forum kecantikan terbesar di Indonesia.

Perempuan sukses lainnya adalah Chaterine Hindra Sutjahyo. Mungkin sebagian dari kalian pernah mendengarnya. Ya, perempuan yang satu ini memang dikenal sebagai salah satu founder Zalora Indonesia. Setelah sukses membesarkan Zalora Indonesia, kini Catherine dipercaya sebagai CEO Alfacart salah satu e-commerce  yang fokus pada kebutuhan sehari-hari di Indonesia.

Chaterine Hindra Sutjahyo (maxmanroe.com)

 

Merupakan transformasi dari Alfaonline yang merupakan online channel Alfamart Group, Alfacart kini telah berubah menjadi e-commerce sepenuhnya. Keberadaan gerai Alfamart yang ada di hampir seluruh wilayah Indonesia, dimanfaatkan Catherine untuk mengembangkan Alfacart. Gerai fisik Alfamart itu dijadikan sebagai delivery point, pick-up, payment point, dan drop-off point untuk para pembeli Alfacart.

Yang lebih menarik lagi, Alfacart nggak hanya menjual produk-produk yang ada di Alfamart. Kini Alfacart juga menjadi marketplace. Mengategorikan jualannya menjadi empat kategori, yaitu daily necessities, gadget, fashion dan lifestyle, Alfacart menaruh perhatian lebih pada kategori daily necessities alias kebutuhan sehari-hari. Ini dibuktikan dengan keseriusannya mengembangkan layanan seputar kebutuhan sehari-hari. Contohnya dengan adanya mobile application Alfacart yang bisa mengidentifikasi produk keseharian berdasarkan barcode yang tertempel di produk tersebut.

Baca juga:
Dari Hobi, Jutaan Rupiah ke Saku Valkrisda
Ninin Si Perempuan Terkaya di Indonesia

Yup, itu tadi adalah beberapa perempuan Indonesia yang sukses bekerja di bidang start-up. Well, meskipun bukan hal mudah, namun para perempuan tersebut berhasil membuktikan bahwa perempuan juga bisa sukses berkarya di bidang teknologi dan online. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024