BerandaInspirasi Indonesia
Rabu, 26 Sep 2017 14:12

Grandprix, Pemuda Asal Kupang Ini Sukses Jadi Doktor Termuda di Indonesia

Grandprix Thomryes Marth Kadja. (Foto: itb.ac.id)

Menjalani kuliah S-2 dan S-3 selama empat tahun melalui program beasiswa PMDSU di ITB, Grandprix sukses menjadi doktor termuda di Indonesia pada usia 24 tahun.

Inibaru.id – Usianya belum juga masuk seperempat abad. Namun, pemuda asal Kupang kelahiran 31 Maret 1993 ini telah berhasil menyandang gelar doktor dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Lulus dengan predikat cumlaude, ia menjadi doktor termuda di Indonesia pada umur 24 tahun.

Grandprix Thomryes Marth Kadja namanya. Kepastian lulus S-3 didapatkannya pada Jumat (22/9/2017) siang seusai menjalani sidang terbuka di Gedung Annex, CCR, Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari.

Sebagaimana diberitakan Kompas, Gepe, sapaan akrabnya, mampu menyelesaikan studi S-2 dan S-3 di ITB selama empat tahun dengan mengikuti program beasiswa Pendidikan Magister menuju doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Program itu digulirkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada tahun 2013.

Baca juga: Tuswadi, Sang Doktor Lulusan Jepang dan Cerita Tentang Pengabdian

Selama menyelesaikan program PMDSU, Grandprix mendapat bimbingan dari Dr. Rino Mukti, Dr. Veinardi Suendo, Prof. Ismunandar, dan Dr. I Nyoman Marsih sebagai promotornya. Selama itu Grandprix juga telah berhasil mempublikasikan tujuh jurnal ilmiah skala internasional.

Dalam sidang terbuka menuju kelulusan, puluhan pertanyaan yang dilancarkan para penguji dijawab Grandprix tanpa kesulitan berarti. Disertasinya mengulas tentang sintesis material bernama zeolit. Ia pun lulus dengan mudah.

"Ya, rasanya bangga dan terharu. Saya bisa menyelesaikan lebih cepat sekitar 2-3 tahun dari yang normal," ungkap pria yang sempat kuliah S-1 di Jurusan Kimia Universitas Indonesia ini semringah.

Dilansir dari Detikcom, ketidaktersediaan peralatan penelitian di labolatorium, diakuinya sempat menjadi kendala dalam penyelesaian disertasi. Granprix bahkan harus mencarinya ke luar negeri.

Selain itu, menulis dan mempublikasi jurnal ilmiah yang menjadi syarat penyusunan disertasi juga menjadi kendala baginya.

Baca juga: Peneliti Satwa Asal Indonesia Jadi Nomine Bergengsi

Namun, pada akhirnya semua kendala itu berhasil dilalui sulung dari tiga bersaudara ini dengan sempurna. Bagi Grandprix, orang tua adalah penyemangatnya dalam usaha menempuh pendidikan tersebut.

"Dari kecil mereka (orang tua) sudah mendorong (saya) sekolah tinggi. Ayah pernah jadi guru. Ya, didorong dan saya menikmati sampai sekarang," tuturnya..

Grandprix berharap, ada banyak orang yang lebih berprestasi dari dirinya di kemudian hari, terutama anak muda. Dengan begitu, lanjutnya, kita bisa berkontribusi demi kemajuan bangsa.

"Kuncinya banyak membaca, karena mau menulis harus banyak referensi. Jadi, harus baca, dari yang saya lihat banyak yang cuma diunduh tapi tidak dibaca. Jangan pantang menyerah, kerja keras. Refreshing juga perlu," pungkas pria murah senyum tersebut. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bongkoroti, Salah Satu Penganan Langka di 'Pasar Kuliner Jadul' di Taman Menara Kudus

15 Jan 2025

Sekilas tentang Prompt Engineer, Profesi Anyar yang Muncul dari Perkembangan AI

15 Jan 2025

Kritik Rakyat adalah Hak, Permintaan Maaf adalah Kewajiban Pejabat yang Kelakuannya Nggak Patut

15 Jan 2025

Si-Manis Mart, Inovasi Stabilitas Harga di Jawa Tengah

15 Jan 2025

Uniknya Asal-usul Penamaan Desa Gamer di Kota Pekalongan, Jawa Tengah

15 Jan 2025

Cegah Bunuh Diri, Kafe di Jepang Sediakan Peti Mati untuk Merenung

15 Jan 2025

Meracik Rujak Mitoni di Batang, Kaya Rasa dengan Buah-buahan Belasan Macam

15 Jan 2025

Ipda Bakti Relakan Tabungan Haji Jadi TPA, Wujud Pengabdian Polisi kepada Masyarakat

15 Jan 2025

Buka Sampai Tengah Malam, Nasi Kuning Mbah Jo Yogyakarta Selalu Dijejali Pelanggan

16 Jan 2025

Sepakat Berdamai setelah Seteru Sengit Antara PP dan GRIB Jaya di Blora

16 Jan 2025

Gambaran Keindahan Kepulauan Canaria di Spanyol pada Film 'Killing Crabs'

16 Jan 2025

Kata Orang Tua Siswa tentang Penjual Jajanan di Sekolah

16 Jan 2025

Mulai 1 Februari, KA Sancaka Utara 'Comeback' dengan Relasi Diperpanjang hingga Cilacap

16 Jan 2025

Menghadapi Dilema Bekal vs Jajanan di Sekolah; Bagaimana Sikap Orang Tua?

16 Jan 2025

Rujak Mitoni dan Tradisi 'Gender Reveal' di Batang

16 Jan 2025

Bakal Diisi Siswa Pintar dan Berprestasi, Apa Itu SMA Unggulan Garuda?

17 Jan 2025

Mencari Tahu Sejarah Nama Kecamatan Kunduran di Blora

17 Jan 2025

204 Pendaftar Pelatihan Keterampilan Gratis di BLK Rembang, Bakery Jadi Kejuruan Favorit

17 Jan 2025

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

17 Jan 2025

Mulai Hari Ini, Kamu Bisa Wisata Perahu di Kali Pepe di Gelaran Grebeg Sudiro Solo!

17 Jan 2025