BerandaInspirasi Indonesia
Selasa, 20 Okt 2025 10:07

Lestari Moerdijat: Membaca Masa Depan dari Patiayam

Lestari Moerdijat mengajak kita membaca masa depan lewat warisan sejarah, bukan sekadar menjaga fosil, tapi merawat jati diri bangsa. (Inibaru.id)

Kolom khusus Lestari Moerdijat di Inibaru.id. Kolom ini ditulis oleh Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI dan anggota DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah. Dalam tulisannya kali ini, ia mengajak kita membaca masa depan Indonesia melalui jejak purba Situs Patiayam, menegaskan pentingnya pelestarian sejarah sebagai fondasi peradaban dan kekuatan diplomasi budaya bangsa.

Inibaru.id - Bayangkan sebuah bangsa yang berjalan cepat menuju masa depan—membangun gedung tinggi, mengibarkan jargon teknologi, dan memuja kemajuan digital—namun lupa membaca peta masa lalunya sendiri. Bagaimana mungkin kita tahu ke mana arah kita melangkah jika kita bahkan tak tahu dari mana kita berasal?

Di antara bukit-bukit tenang di Kudus dan Pati, tersembunyi narasi peradaban purba yang tak bersuara namun berbicara dalam cara yang paling dalam: fosil, tanah, dan waktu. Situs Patiayam bukan sekadar tumpukan batu dan tulang. Ia adalah cermin masa lalu, guru masa kini, dan penuntun masa depan.

“Mereka yang lupa masa lalunya akan berjalan dalam gelap, meski jalan mereka diterangi lampu kemajuan.”

Patiayam: Pintu Menuju Jejak Peradaban

Situs Patiayam menyimpan warisan paleontologis dan arkeologis luar biasa. Fosil vertebrata besar seperti Stegodon trigonocephalus dan Elephas menjadi saksi hidup (atau tepatnya, saksi fosil) bahwa wilayah ini pernah menjadi rumah bagi makhluk purba raksasa. Lapisan stratigrafi di situs ini menyambungkan narasi keberadaan manusia dan lingkungan di Asia Tenggara tropis—jejak pengetahuan yang tak ternilai.

Peneliti dari Center of Prehistory Austronesian Studies menyebutnya sebagai salah satu situs prasejarah paling lengkap di Indonesia. Namun ironisnya, warisan ini belum mendapatkan status sebagai Cagar Budaya Nasional. Padahal, perlindungan bukan hanya soal hukum, melainkan cara sebuah bangsa menghargai dirinya sendiri.

Saya meyakini, mempercepat penetapan status cagar budaya bukan hanya soal menjaga masa lalu, tapi menegaskan siapa kita di panggung dunia.

“Bangsa yang menjaga situs purbakalanya bukan terperangkap masa lalu—ia sedang menyiapkan masa depannya.”

Warisan yang Hidup

Sebagai legislator yang lahir dan tumbuh di wilayah ini, saya melihat urgensi kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Kudus dan Pemerintah Kabupaten Pati dalam membentuk satuan kerja lintas wilayah untuk pengelolaan Patiayam. Situs ini berada dalam dua yurisdiksi, dan hanya koordinasi yang kuat yang akan menyelamatkannya.

Upaya pelestarian seperti pembuatan replika fosil Elephas adalah langkah baik, tapi langkah kecil tak akan cukup tanpa keberanian politik dan kesadaran publik. Dunia telah membuktikan: Lascaux di Prancis dan Zhoukoudian di Tiongkok menjadi simpul diplomasi pengetahuan dan kebanggaan nasional. Indonesia pun mampu—jika kita berani.

Saya membayangkan anak-anak dari seluruh penjuru Indonesia datang ke Patiayam. Menyentuh tanah yang pernah dilalui mamalia raksasa jutaan tahun lalu. Mendengar pelajaran yang tidak diucapkan guru, tapi dibisikkan oleh bumi itu sendiri.

“Mereka yang belajar dari tanahnya, akan berdiri lebih tegak di atas panggung dunia.”

Patiayam bukan sekadar masa lalu. Ia adalah lentera yang menuntun langkah bangsa. Jika kita gagal merawatnya, kita kehilangan lebih dari artefak—kita kehilangan jati diri. Tapi jika kita melindunginya, kita tak sekadar menjaga masa lalu, kita sedang membangun masa depan.

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: