BerandaInspirasi Indonesia
Jumat, 10 Mei 2018 10:33

Adi Pramudya, Pemuda yang Sukses Berkat Usaha Agribisnis

Adi Pramudya, pebisnis muda 27 tahun yang sukses lewat usaha agribisnis (agritani.id)

Siapa sangka anak muda ini jadi pengusaha sukses berkat bertani rempah? Kini, dia sudah memiliki 11 hektare lahan pertanian rempah dan omzetnya mencapai ratusan juta.

Inibaru.id – Dia bernama Adi Pramudya. Sejak 2012, dia merintis bisnis yang jarang sekali dilirik anak muda seusianya. Yap, Adi, sapaan akrabnya, memilih untuk menekuni bidang agribisnis. Dari usahanya tersebut, dia kini memiliki CV Anugrah Adi Jaya yang telah sukses menghasilkan omzet ratusan juta dari hasil menanam rempah-rempah dapur.

Seperti ditulis Kompas.com (15/1/2015), rupanya keinginan Adi untuk berpenghasilan sudah ada sejak masih di bangku SMP. Saat itu, kedua orang tuanya yang memiliki usaha kelontong mengalami musibah. Tokonya habis terbakar sehingga mereka harus memulai usaha dari awal.

Sejak saat itu, Adi bertekad untuk membahagiakan orang tua dengan memiliki penghasilan sendiri. Pria asal Pati ini mulai berbisnis saat memasuki kuliah. Sembari menunggu jadwal mulai perkuliahan di Universitas Gunadarma, Depok, Adi mencoba peruntungan di bisnis kuliner dengan menjual pisang cokelat menggunakan gerobak di Jagakarsa, Jakarta.

Namun, usahanya tidak berjalan lama, Millens, hanya sekitar delapan bulan. Sebab, dia kesulitan untuk mencari sumber daya manusia (SDM). Namun dia nggak menyerah dan tetap mencari jalan untuk bisa mendapatkan penghasilan sendiri.

"Saya sempat menjajakan madu hingga deterjen," kata dia.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang bisnis di bidang pertanian ketika bertandang ke daerah Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Di sana dia melihat potensi besar dari sebuah lahan yang luas dan belum digarap.

Dari situ Adi bertekad untuk menekuni usaha agribisnis. Pada 2011, pria lulusan Teknik Industri ini menyewa lahan dengan luas tidak sampai satu hektare seharga Rp 2,5 juta. Uang tersebut dia dapat dari hasil meminjam uang sang kakak.    

Komoditas pertama yang dia tanam adalah singkong. Namun, ternyata, harga jual hasil panen singkong nggak stabil di pasar. Ini membuat laba bersih yang dia dapat terlampau kecil.

Lantas pada 2012, Adi mencoba peruntungan dengan menanam tanaman lain, yaitu lengkuas di lahan seluas 2 hektare. Lambat laun dia megembangkan usaha agribisnisnya dan mulai menanam kunyit dan kencur. Usahanya tersebut pun akhirnya menghasilkan keuntungan.

Seiring berjalannya waktu, Adi mampu memperluas lahan tanamnya menjadi lima hektare pada 2013. Sekitar empat hektare tanah digunakan untuk menanam lengkuas dan sisanya untuk menanam kunyit. Lantaran waktu panen yang cukup lama, yaitu delapan sampai sepuluh bulan, produksi tanamannya pun terbatas. Ini membuat dirinya gagal memenuhi permintaan dan pasokan ke pasar induk secara rutin. Adi kemudian membentuk kelompok tani supaya bisa terus memasok rempah-rempah.

Bisnisnya berkembang pesat pada 2014. Saat itu Adi telah mengelola lahan seluas 11,5 hektare. Sekitar 70 persen lahan masih dalam status sewa, sedangkan 30 persen sisanya adalah lahan miliknya sendiri.

Oya, Millens, untuk menguatkan pondasi usahanya, Adi juga membentuk koperasi yang akan memberikan pinjaman berupa bibit dan pupuk. Adi juga berencana membuat produk turunan dari hasil produksi rempah-rempahnya, yaitu produk sejenis minuman.

Nggak hanya itu, Adi juga masih punya mimpi lain yaitu membuat agrowisata pada lahan pertaniannya. Konsepnya mirip dengan Taman Buah Mekarsari tetapi berisi aneka rempah. (IB06/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bongkoroti, Salah Satu Penganan Langka di 'Pasar Kuliner Jadul' di Taman Menara Kudus

15 Jan 2025

Sekilas tentang Prompt Engineer, Profesi Anyar yang Muncul dari Perkembangan AI

15 Jan 2025

Kritik Rakyat adalah Hak, Permintaan Maaf adalah Kewajiban Pejabat yang Kelakuannya Nggak Patut

15 Jan 2025

Si-Manis Mart, Inovasi Stabilitas Harga di Jawa Tengah

15 Jan 2025

Uniknya Asal-usul Penamaan Desa Gamer di Kota Pekalongan, Jawa Tengah

15 Jan 2025

Cegah Bunuh Diri, Kafe di Jepang Sediakan Peti Mati untuk Merenung

15 Jan 2025

Meracik Rujak Mitoni di Batang, Kaya Rasa dengan Buah-buahan Belasan Macam

15 Jan 2025

Ipda Bakti Relakan Tabungan Haji Jadi TPA, Wujud Pengabdian Polisi kepada Masyarakat

15 Jan 2025

Buka Sampai Tengah Malam, Nasi Kuning Mbah Jo Yogyakarta Selalu Dijejali Pelanggan

16 Jan 2025

Sepakat Berdamai setelah Seteru Sengit Antara PP dan GRIB Jaya di Blora

16 Jan 2025

Gambaran Keindahan Kepulauan Canaria di Spanyol pada Film 'Killing Crabs'

16 Jan 2025

Kata Orang Tua Siswa tentang Penjual Jajanan di Sekolah

16 Jan 2025

Mulai 1 Februari, KA Sancaka Utara 'Comeback' dengan Relasi Diperpanjang hingga Cilacap

16 Jan 2025

Menghadapi Dilema Bekal vs Jajanan di Sekolah; Bagaimana Sikap Orang Tua?

16 Jan 2025

Rujak Mitoni dan Tradisi 'Gender Reveal' di Batang

16 Jan 2025

Bakal Diisi Siswa Pintar dan Berprestasi, Apa Itu SMA Unggulan Garuda?

17 Jan 2025

Mencari Tahu Sejarah Nama Kecamatan Kunduran di Blora

17 Jan 2025

204 Pendaftar Pelatihan Keterampilan Gratis di BLK Rembang, Bakery Jadi Kejuruan Favorit

17 Jan 2025

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

17 Jan 2025

Mulai Hari Ini, Kamu Bisa Wisata Perahu di Kali Pepe di Gelaran Grebeg Sudiro Solo!

17 Jan 2025