BerandaHits
Kamis, 11 Nov 2020 11:35

Tampak Sama, Ini 5 Perbedaan Budaya Jepang dan Korea yang Mencolok

Ilustrasi: Kesibukan di Jepang. (Adventure Travel)

Setelah membaca beberapa perbedaan budaya antara Jepang dan Korea ini, kamu akan tahu bahwa keduanya sama sekali berbeda. Budaya apa saja yang membedakan kedua negara tersebut?

Inibaru.id – Kamu mungkin melihat wajah orang Jepang dan Korea sangatlah mirip. Pun demikian dengan nada bicaranya. Hal ini tentu bisa dipahami karena kedua negara tersebut memang bertetangga dan memiliki sejarah "kebersamaan" yang cukup panjang.

Namun demikian, kalau pernah bertandang dan menetap cukup lama di kedua negara ini, kamu mungkin bakal tahu ada sejumlah perbedaan budaya atau kebiasaan yang signifikan antara Negeri Sakura dengan Negeri Gingseng. Apa saja perbedaan tersebut?

1. Cara Makan

Amati cara mereka makan. (Istockphoto)

Nggak harus ke Korea atau Jepang. Kalau kamu jeli, saat menonton film kedua negara tersebut, kamu bisa melihat perbedaan cara makan orang-orang di sana.

Keduanya memakai mangkuk dan sumpit. Namun, orang Jepang terbiasa mengangkat mangkuk ketika makan. Sementara, bagi orang Korea, mengangkat mangkuk saat menyantap hidangan dianggap nggak sopan. Mereka hanya mengangkat mangkuk saat-saat terakhir, untuk menandaskan isi mangkuk.

2. Cara Memberi Salam

Orang korea akan membungkuk sekali saja. (His-travel)

Masyarakat kedua negara memang sama-sama membungkuk saat memberi salam. Namun, sebagian besar orang Jepang membungkuk lebih banyak, bisa sampai berkali-kali. Ini dilakukan karena orang yang membungkuk paling akhir dianggap yang paling sopan.

Sementara, kebanyakan orang Korea hanya membungkuk sekali untuk menghormati orang di hadapannya. Bagi mereka, membungkuk satu kali sebagai ucapan salam sudah dianggap sopan dan itu cukup.

3. Jualan Daring

Ilustrasi: Toko daring. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Youtuber Indonesia yang kini tinggal di Jepang Jerome Polin mengatakan, di Jepang nggak ada toko daring. Pembelian daring biasanya dilakukan lewat Amazon, toko daring asal Amerika. Sementara, orang Korea justru terbiasa menggunakan akun media sosial untuk berjualan. Ha-ha. Beda banget!

4. Cara Bertransaksi

Ilustrasi transaksi cashless. (Bobobox)

Jepang dianggap sebagai negara maju. Namun, siapa menyangka, nggak sedikit transaksi jual-beli di sana masih menggunakan cara konvensional? Orang Jepang memang dikenal masih lebih menyukai transaksi tunai, berdampingan dengan nontunai.

Biasanya, transaksi dengan kartu digunakan untuk naik kereta dan semacamnya, sedangkan untuk bayar di resto atau mal, mereka masih menggunakan uang fisik. Ini berbeda dengan di Korea. Kecuali anak-anak dan lansia, orang Korea umumnya lebih suka bertransaksi apa pun menggunakan kartu.

5. Cara Bermedsos

Orang Jepang cenderung berhati-hati dalam menggunakan medsos. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta A.)

Bagi orang Jepang, media sosial bersifat privasi. Nggak semua orang bisa melihat dan mau berkenalan dengan orang asing. Jadi, kebanyakan teman di medsos adalah orang yang dikenal di dunia nyata.

Orang Jepang biasa menggunakan nama dan foto profil yang bukan sebenarnya. Selain itu, ada semacam konvensi, untuk mengikuti atau menandai seseorang di medsos, dia harus meminta izin kepada yang bersangkutan dulu.

Hal tersebut berbeda dengan orang Korea. Laiknya di Indonesia, warganet di sana nggak punya aturan khusus dalam berteman di platform daring.

Oh ya, satu lagi, orang Korea lebih suka menggunakan Facebook dan Instagram, sedangkan warganet Jepang lebih banyak di Twitter.

Nah itulah sejumlah perbedaan budaya antara Jepang dan Korea yang cukup mencolok, Millens! Menarik bukan? (IDN/IB27/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Kisaran Gaji Ketua RT di Jawa Tengah; Semarang Masih Tertinggi

29 Jan 2025

Ngrancasi, Upaya Petani Mawar di Sumowono Mempersiapkan Panen Raya menjelang Lebaran

29 Jan 2025

Begini Cara Nonton Drakor 'The Trauma Code: Heroes on Call' Sub Indo Termudah

29 Jan 2025

Perihal Imlek yang Selalu Identik dengan Hujan

29 Jan 2025

Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Digital, Siap Bersaing di Pasar Global

29 Jan 2025

Mengapa Orang Rela Terjebak Macet Berjam-Jam Demi Liburan?

29 Jan 2025

Satu Abad Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah: Puri Gedeh Semarang

30 Jan 2025

Proyek Mendulang Oksigen di Bulan, Sejauh Mana?

30 Jan 2025

Kontroversi Penggunaan Kecerdasan Buatan di Film 'The Brutalist'

30 Jan 2025

Perayaan Imlek dan Isra Mikraj, Lestari Moerdijat: Cermin Keberagaman yang Makin Kuat

30 Jan 2025

Sampai Kapan Puncak Musim Hujan di Jawa Tengah Berlangsung?

30 Jan 2025

Maraknya Pembunuhan Bermotif Sepele: Mengapa Masyarakat Kian Impulsif?

30 Jan 2025

Kampanye Darurat Gadget, Kampung Budaya Piji Wetan Perkenalkan Dolanan Tradisional

31 Jan 2025

Ranking Kampus Terbaik Dunia versi Webometrics, Undip Peringkat ke-4 Nasional

31 Jan 2025

Gelar Tradisi Kawalu per 1 Februari 2025, Baduy Dalam Ditutup 3 Bulan

31 Jan 2025

Keluarga Marlot Bruggeman, Meninggalkan Belanda demi Pulau Kei Kecil di Maluku

31 Jan 2025

Tiga Kapal Tongkang Kandas di Perairan Tanjung Emas Semarang, Polda Terjunkan Tim Pengawas

31 Jan 2025

Punahnya Tradisi 'Ganti Jeneng Tuwa' di Kalangan Laki-laki Wonogiri

31 Jan 2025

Candi Gunung Wukir, Prasasti Canggal, dan Jejak Sejarah Kerajaan Medang

31 Jan 2025

Coffee Morning, PMI Kota Semarang Simulasikan Cara Menolong Korban Kecelakaan

31 Jan 2025